Mohon tunggu...
Nana Roesdiono
Nana Roesdiono Mohon Tunggu... wiraswasta -

Simple but serious. Psikolog yang beralih menekuni dunia agribisnis.

Selanjutnya

Tutup

Money

Mau Belajar Agribisnis dengan Beasiswa Nuffic Neso, Belanda?

21 April 2011   13:43 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:33 1168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak pernah terbersit sebelumnya bahwa saya akan berangkat lagi ke Belanda setelah perjalanan Belanda pertama di tahun 2008 mewakili Indonesia untuk mengikuti pameran bunga internasional HORTI FAIR di Amsterdam.

Awalnya adalah Juli 2010, ketika saya mendapat undangan dari Dinas Pertanian Propinsi Jawa Timur untuk mengikuti seleksi calon peserta kursus bidang hortikultura di Belanda selama 1 bulan. Kursus tersebut bertajuk "Export Management and Global Trade in Horticulture". Program belajar ini diselenggarakan oleh Pemerintah Propinsi Jawa Timur dan Nuffic Neso bekerjasama dengan Dinas Pertanian Propinsi Jawa Timur dalam upaya meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan para petani/pengusaha, stake-holders, pendidik dan peneliti bidang hortikultura Jawa Timur. Nuffic Nesso adalah lembaga pendidikan milik pemerintah Belanda di Indonesia yang menyelenggarakan beasiswa belajar di Belanda khusus bagi warga negara Indonesia.

Kampus Universitas Has Den Bosch. (Foto : Nana Roesdiono)

Senang sekali saya mendapat kesempatan untuk belajar di Belanda. Meski berat sekali untuk meninggalkan anak bungsu saya yang saat itu baru berusia 5 bulan. Berkat dorongan dan semangat dari suami, saudara dan juga teman-teman, akhirnya saya memutuskan untuk mengikuti seleksi tersebut.

Seleksi calon peserta sangat ketat. Tim seleksi 100% dari pihak Belanda, karena memang seluruh biaya peserta ditanggung oleh pemerintah Belanda yang diwakili oleh Nuffic Neso. Total calon pesert adalah adalah 40 orang. Neso merencanakan akan memberangkatkan maksimal 25 peserta minimal 15 peserta. Bila calon terseleksi tidak mencapai 15 orang maka semua gagal berangkat.

Nah, seleksi diawali dengan pengisian formulir pendaftaran calon peserta yang antara lain berisi data pribadi, riwayat pendidikan, pekerjaan, organisasi sosial, esai ringkas tentang motivasi dan tujuan, dan lain-lain yang semua harus diisi dalam bahasa Inggris. Seleksi berikutnya adalah test TOEFL. Untuk bisa lolos, test TOEFL harus mencapai angka minimal 520. Sebagai pengusaha kecil kecil seperti saya, mencapai angka TOEFL 520 sepertinya mustahil. Begitu juga teman-teman petani lainnya yang kebanyakan berasal dari daerah Ngawi, Magetan, Batu, Mojokerto, Pasuruan, rata-rata merasa kesulitan memenuhi persyaratan tersebut. Tetapi karena persyaratan TOEFL adalah mutlak, maka pihak Pemerintah Provinsi memberikan fasilitas kursus TOEFL selama 1 bulan di sebuah lembaga kursus ternama di Surabaya. Dengan semangat yang tinggi kami berusaha mati-matian untuk belajar TOEFL. Walhasil, angka test TOEFL kami semua meningkat dari sebelumnya sehingga kami mampu memenuhi persyaratan tersebut. Seleksi terakhir adalah wawancara langsung dengan pihak Nuffic Neso dari Belanda.

13033927161538508457
13033927161538508457
Lingkungan bungalow Osterwijk. (Foto : Nana Roesdiono)

Akhirnya, pada tanggal 20 Oktober 2010 diumumkan bahwa ada 16 orang plus 1 orang pendamping dari Pemprov Jatim yang akan berangkat ke Belanda untuk mengikuti Tailor Made Training "Export Management and Global Trade in Horticulture" di HAS Den Bosch University, Netherland. Saya termasuk satu di antara 16 orang itu.

Kursus berlangsung 1 sampai 27 November 2010. Senangnya bisa belajar ilmu pertanian di negara maju seperti Belanda. Dua tahun sebelumnya, saat mewakili Indonesia pada pameran Hortifair, begitu kagumnya dengan kemajuan pertanian hortikultura Belanda.

13033928491457952857
13033928491457952857

Studi ke suatu Rose Grower (Foto : Nana Roesdiono)

Kami ber-17, yang terdiri dari petani/pengusaha, dosen pertanian, peneliti, pegawai pertanian, akhirnya berangkat pada tgl 30 Oktober 2010. Tiba di Belanda tgl 1 November 2010 dini hari, sudah memasuki musim dingin (winter). Di pagi yang agak suram dan dingin itu (tapi kami semuanya berwajah cerah) kami dijemput oleh pihak Universitas Hasdenbosch untuk kemudian diantar ke tempat penginapan, di bungalow yang terletak di sebuah kawasan elite di Belanda, yaitu Oisterweijk. Tempatnya sangat indah, sunyi, jauh dari keramaian kota, berada di tengah hutan oak. Di sana banyak terdapat bungalow mewah yang biasanya dikunjungi penyewa atau pemiliknya pada saat winter atau summer. Daun-daun berwarna kuning dan coklat berserakan di sekitar di sekitar bungalow; pemandangan sungguh cantik.

[caption id="attachment_102285" align="aligncenter" width="543" caption="Studi lapangan ke sebuah Open Field Sprout Grower Foto : Nana Roesdiono)"]

13033929411906865230
13033929411906865230
[/caption]

Setiap pagi kami dijemput bis untuk diantar ke kampus. Penginapan kami berjarak sekitar 20 km dari kampus dengan perjalanan naik bis sekitar 15 menit. Kami belajar di Has Den Bosch University, sebuah universitas pertanian applied science, yang mengajarkan ilmu-ilmu terapan bidang pertanian. Lokasinya terletak di kota 's-Hertogenbosch, sebuah kota kecil yang berdekatan dengan lahan-lahan pertanian di Belanda.

[caption id="attachment_102287" align="aligncenter" width="520" caption="Suasana Kelas (foto : Nana Roesdiono)"][/caption]

Materi yang kami dapatkan selama sebulan di Belanda mencakup : Rantai Nilai dalam Bisnis Horti, Manajemen Ekspor & Pasar, Teknik Produksi, Perkembangan kasus dalam Bisnis Horti. Di dalamnya tercakup tentang Manajemen Rantai Suplai, Rantai Penyimpanan (cold storage), Global GAP (Good Agricultural Practices), dan Global Trading.

Dengan model kelas yang interaktif, kami tidak hanya mendengar tetapi aktif berdiskusi, mengembangkan kasus dan membuat perencanaan usaha. Dilengkapi dengan kunjungan lapangan ke lokasi pertanian (al. mawar, tomat, selada, dll) dan perusahaan-perusahaan terkait seperti pasar lelang bunga, perusahaan packing, international fruit trading, perusahaan benih, dll.

[caption id="attachment_102288" align="aligncenter" width="565" caption="Laboratorium Pembenihan (Foto : Nana Roesdiono)"]

1303393087515440664
1303393087515440664
[/caption] Pihak universitas tidak hanya memakai dosen internal, tetapi juga mendatangkan para ahli dan praktisi dari luar yang kompeten di bidangnya. Dengan pengajar yang sangat berkualitas, berpengalaman dan berwawasan internasional, kami menjadi sangat beruntung mendapat ilmu dan wawasan yang sangat luas tentang pertanian hortikultura di negara maju.

Berbekal ilmu dan wawasan tersebut serta semangat kita semua, saya berharap akan mampu menerapkan semua yang bermanfaat untuk mengembangkan usaha bidang hortikultura di lingkungan sekitar saya khususnya dan Jawa Timur umumnya.

[caption id="attachment_102289" align="aligncenter" width="520" caption="Flower Market (Foto : Nana Roesdiono)"][/caption]

Selama sebulan itu, kami tak hanya belajar di kelas. Kunjungan ke berbagai entitas agrobisnis juga kami nikmati, yang sangat besar manfaatnya untuk mendongkrak wawasan.

Sukses program ini konon kabarnya akan dilanjutkan tahun depan. Jadi, bila Anda berminat, hubungi kantor Departemen Pertanian di Provinsi Anda. Siapa tahu Anda seberuntung saya.

[caption id="attachment_102291" align="aligncenter" width="601" caption="Sebagian dari anggota tim (Foto : Nana Roesdiono)"][/caption] PS : Semuanya gratis dan kami dapat uang saku berlebihan selama tinggal di sana. Cukup buat beli oleh-oleh untuk sanak keluarga di tanah air.


Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun