Mohon tunggu...
Nana Podungge
Nana Podungge Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Seorang blogger b2wer teacher

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Dolan ke Wonosobo dan Dieng

28 Januari 2012   02:56 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:22 1699
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Jika bukan karena undangan pesta pernikahan Echy – a workmate of mine at PBIS – tanggal 22 Januari 2012 kemarin tentu aku belum menyempatkan diri berkunjung ke satu tempat yang di satu website disebut sebagai salah satu tempat tertinggi di Pulau Jawa – Dieng Plateau. Kawasan wisata Dieng konon terletak sekitar 2000 meter di atas permukaan laut sehingga bisa dipahami jika hawanya cukup menusuk tulang, apalagi bagi seseorang yang terbiasa terpapar hawa panas kota Semarang: aku dan Angie. :)

Mengingat masih musim penghujan, apalagi bulan januari yang konon – lumrahnya – bakal turun hujan sehari-hari, maka aku tentu tidak menerima tawaran Ranz untuk gowes saja dari Semarang ke Wonosobo. :-D Selain itu tentu karena aku hafal betul track antara Bawen – Ambarawa – Secang yang naik turun secara ganas. Kalau dari Secang ke Temanggung kemudian ke Wonosobo memang aku tidak tahu karena memang seingatku hanya sekali aku lewat sana, yakni ketika menuju Purwokerto dari Semarang di tahun 2000, if I am not mistaken, bareng my brother and his late (first) wife.

Memang tidak salah jika dikatakan bahwa Wonosobo terpilih sebagai salah satu kota terbersih (dan juga tertata rapi) di Jawa Tengah. Hal ini kubuktikan ketika berkesempatan gowes di sana. Seperti biasa seorang Nana akan selalu bepergian dengan membawa serta – jika tidak menaiki – salah satu sepeda yang paling sering diajak menemani bikepacking: Snow White. Ranz pun membawa Pockie yang lebih sering kunaiki dalam perjalanan karena Snow White seperti biasa dibebani membawa tas panier di boncengannya. :-D

21 Januari 2012

Kita berangkat hari Sabtu tanggal 21 Januari 2012. Pockie dan Snow White duduk manis berhimpitan di bagasi. Kita meninggalkan Semarang sekitar pukul 09.30 dan sampai di alun-alun Wonosobo sekitar pukul 13.30 karena kendaraan yang kita naiki berjalan dengan lambat meski pasti. Kita langsung menuju hotel Arjuna yang terletak di Jalan Sindoro, terletak tak jauh dari gedung tempat penyelenggaraan resepsi pernikahan Echy dan Aji keesokan hari yang kebetulan terletak di sekitar alun-alun.

Wonosobo berkabut di sore hari

Setelah istirahat secukupnya, aku dan Ranz keluar menuju alun-alun naik sepeda sedangkan Angie masih melanjutkan istirahatnya. Senja itu kita menikmati kabut yang menggantung dengan manis namun mistis. (Semarang bawah mana ada kabut? LOL.) Alun-alun Wonosobo sendiri memang sangat asyik digunakan untuk hang out. Ada ‘track’ yang nampaknya khusus disediakan bagi para penikmat jalan kaki maupun pesepeda, tanpa terganggu para pedagang kaki lima. Di tengah alun-alun aku melihat sekelompok anak-anak bermain bola. Sementara itu, di luar areal alun-alun ada beberapa warung angkringan yang berjualan beberapa jenis wedang, dari teh, wedang jahe, susu, wedang jahe susu, kopi, dll. Juga ada penjual kentang goreng, siomay, bakso, sate, dll. Just take your pick.

gowes di alun-alun

Tak lama kemudian Angie pun menyusul kita dengan berjalan kaki. Letak hotel Arjuna memang sangat dekat dari alun-alun, jalan kaki kurang dari lima menit.

Untuk makan malam kita memesan dua porsi sate (ayam) dan lontong karena perutku lumayan kenyang. (aku sendiri lupa makan apa ya sebelumnya? ) Kita berencana selesai makan kita akan berjalan bersama menuju mini market yang tak jauh dari situ untuk membeli air mineral dll yang kita butuhkan. Namun baru saja kita selesai makan malam, hujan turun. Untuk menyelamatkan diri dari kehujanan kita pun berteduh ke warung angkringan yang paling dekat dengan tempat kita makan waktu itu.

Menunggu hujan reda terasa lama karena di dalam warung tempat kita nunut ngiyup dipenuhi beberapa lelaki yang merokok. Angie yang pertama nampak resah dan ingin segera meninggalkan warung itu. Ketika hujan sedikit reda, Ranz memutuskan untuk secepatnya kembali ke hotel untuk mengambil payung lipat yang kita tinggal di kamar. Ketika Ranz kembali ke warung, hujan kembali melebat, sehingga dia menawarkan dia saja yang gowes ke mini market (yang tidak begitu mini ukurannya) untuk membeli beberapa barang yang kita butuhkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun