Mohon tunggu...
Money

Mari Intip Apa Itu Produksi dalam Islam!

16 Maret 2017   21:18 Diperbarui: 16 Maret 2017   21:25 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

عَنِ اْلْمِقْدَاِم رَضِيَ اللُهُ عَنْهُ , عَنْ رَسُوْلِ اللهُ صَلّىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ , قاَلَ : مَا أَكَلَ أَحَدٌ طَعَامًاقَطُّ , خَيْرًا مِنْ أَنْ يَأْ كُلَ مِنْ عَمَلِ يَدِهِ , وَاِنَّ نَبِيَّ اللهِ دَاوُدَ عَلَيْهِ السَّلَامُ, كَانَ يَأْ كُلُ مِنْ عَمَلِ يَدِهِ (رواه البخارى)

Artinya : “Dari Miqdam RA dari Rasul SAW ia bersabda : tidaklah seseorang mengkonsumsi makanan hasil kerja (produksi) nya sendiri dan sesungguhnya Nab Dawud AS mengkonsumsi hasil kerjanya sendiri”. (HR. al-Bukhari).

Para ahli ekonomi mendefinisan produksi itu sendiri adalah usaha yang dilakukan seseorang untung menambah nilai guna barang atau jasa dengan menggunakan sumber daya yang ada. Sedangkan menurut penulis sendiri produksi dalam pandangan islam adalah usaha dalam memanfaatkan sumber daya yang ada dan diperbolehkan menurut syariat islam. Karena dalam agama islam Allah menghargai siapa saja yang berusaha mengolah sesuatu yang memiliki nilai guna lebih. Agar dapat bermanfaat bagi banyak orang atau kemaslahatan ummat.

Allah telah memberikan berbagai sumber daya guna diolah dengan sebaik mungkin oleh umat manusia. Tetapi, tidak boleh menyalahi aturan dalam syariat islam. Mengapa tidak boleh menyalahi aturan syariat islam? Karena, pada hakikatnya segala sesuatu yang dilarang oleh Allah memiliki salah satu atau beberapa sisi yang merugikan bagi umat manusia sendiri.

Dalam firman Allah Surah An-Nahl:5-9, Allah menyebutkan jika telah menciptakan hewan ternak untuk kamu, padanya ada bulu yang menghangatkan dan berbagai manfaat dan sebagaiannya kamu makan. Firman Allah tersebut menjelaskan tentang gambaran potensi dan manfaat sumber daya yang diberikan oleh Allah yaitu berupa hewan ternak. Yang dapat dimanfaatkan oleh manusia. Diantara berbagai manfaatnya adalah dimakan dagingnnya, bahkan kulit, tulang serta bulunya juga memiliki manfaat tersendiri.

Sedangkan dalam hadis diatas menjelaskan tentang sabda Nabi Muhammad yaitu tentang produksi dalam hal ekonomi. Jelas bahwasannya Nabi Dawud pun juga mengkonsumsi apa yang telah dikerjakannya sendiri. Maksudnya, setiap manusia harus berusaha terlebih dahulu untuk dapat memanfaatkan sumber daya yang telah Allah berikan. Dengan begitu sudah jelas jika islam mengajarkan kepa manusia untuk berusaha dengan segala kemampuannya tetapi tetap dalam aturan syariat islam kemudian manusia dapat menikmati segala apa yang telah diusahakannya. Namun, berusaha tidaklah cukup. Harus disertai dengan mendekatkan diri kepada Allah. Karena, Allah akan dekat jika umatnya dekat.

Mengapa hadis tersebut menyebutkan bahwa Nabi Dawud mengkonsumsi hasil kerjanya sendiri? Karena, Allah tidak menyukai orang-orang yang tidak adil. Contohnya, jika si A bekerja dengan segala upaya dan di B hanya tenang-tenang tanpa ada usaha sedikitpun kemudian si B mendapat upah yang sama dengan si A maka itu merupakan contoh ketidakadilan dalam hal usaha untuk produksi. Oleh karena itu, sebagai umat islam hendaklah kita mencontoh Nabi Dawud yang rela berusaha dengan keras demi dapat memproduksi sumber daya yang telah Allah berikan.

Adapun kaidah-kaidah dalam berproduksi antara lain adalah:

  • Memproduksi barang dan jasa yang halal pada setiap tahapan produksi.
  • Mencegah kerusakan dimuka bumi, termasuk membatasi polusi, memelihara keserasian dan ketersediaan sumber daya alam.
  • Produksi dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan individu dan masyarakat serta mencapai kemakmuran.
  • Produksi dalam Islam tidak dapat dipisahkan dari tujuan kemandirian umat.
  • Meningkatkan kualitas sumber daya manusia baik kualitas spiritual,pengetahuan, teknologi maupun mental dan fisik.

Dengan demikian, hendaklah kita tetap berpedoman dengan apa yang telah ada dalam al-Qur’an dan Hadis. Karena, keduanya sudah jelas kebenarannya. Agar kita sebagai umat manusia yang masih membutuhkan banyak asupan ilmu tidak hanya berpangku tangan saja tanpa berusaha.

DAFTAR PUSTAKA

Muhammad. Amin Suma, 2013, Tafsir Ayat Ekonomi Teks, Terjemah, dan Tafsir, Jakarta: AMZAH, Cetakan I.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun