Bantul (18/07/2020) – Pandemi covid-19 yang terjadi di dunia saat ini telah merubah kehidupan warga dunia, tak lain adalah masyarakat Indonesia sebagai bagian dari penduduk dunia yang merasakan dampak dari pandemi. Mulai dari sektor kesehatan, ekonomi, politik, sosial, kultural harus beradaptasi untuk merubah kehidupan baru setelah pandemi ini menjangkit. Semua pihak bahu-membahu untuk menstabilkan kehidupan dan tentunya mengendalikan penyebaran covid-19 yang dinilai sangat pesat. Berbagai kebijakan dan aturan baru yang dibuat pemerintah Indonesia diharapkan mampu untuk mengendalikan dan melawan pandemi ini, akan tetapi usaha tersebut tidak lepas dari kekurangan dan kelebihan. Salah satu peran pemerintah dalam mengendalikan pandemi adalah edukasi kepada masyarakat tentang keharusan merubah kebiasaan baru atau disebut Adaptasi Kebiasaan Baru.
Usaha pemerintah yang digalakkan tentunya menuai kritik dan saran dari masyarakat karena dinilai masih banyak kekurangan dalam mengendalikan pandemi tersebut. Kebiasaan masyarakat yang langsung menelan mentah berita tanpa mengkonfirmasi lebih lanjut juga menjadi masalah baru yang muncul, karena akan memengaruhi pola pikir masyarakat dalam bertindak, hasil dari menelan mentah informasi dari seluruh penjuru dunia. Kekurangan ini menjadi bahan utama untuk dievaluasi dan menjadi latar belakang disusunnya program kerja KKN Tim II undip tahun 2020 ini dengan tema “Pemberdayaan Masyarakat di tengah Pandemi Covid-19 Berbasis pada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs)”.
Program kerja yang digarap KKN tim II Undip di Lokasi Dusun Salaman, Karangtalun, Imogiri, Bantul DIY mengacu pada pencegahan coid-19 yaitu Meningkatkan kesiapsiagaan warga Dusun Salaman dalam melawan pandemi. Berbagai kegiatan yang dilakukan diharapkan mampu mendukung tercapainya tujuan dari program ini seperti, pengadaan bak cuci tangan, penempelan poster informasi tentang coid-19, sosialisasi Desa Siaga Coid-19, penyemprotan disinfektan, dan pemberian modul online “Buku Saku Desa Tangguh Coid-19”.
Program kerja pencegahan coid-19 ini direncanakan terlaksana pada minggu ke-2 dan minggu ke-3. Kegiatan yang sudah terlaksana sampai dua minggu terakhir yaitu pengaktifan kembali penyemprotan disinfektan setiap hari Minggu pagi bersama pemuda Dusun Salaman, sosialisasi pencegahan coid-19 dari rumah ke rumah serta penempelan poster pencegahan dan informasi tentang coid-19, pembuatan bak cuci tangan dengan memanfaatkan barang bekas yaitu ember bekas wadah cat, dan bekas pasta gigi untuk mengganti kran air. Pembuatan bak cuci tangan ini dibantu para pemuda Dusun Salaman dan akan di tempatkan di depan gang masuk Dusun Salaman.
Setiap Minggu pagi sekitar pukul 9 pagi, para pemuda berkumpul di Bangsal Sowangsan untuk melaksanakan penyemprotan disinfektan. Bersama KKN tim II Undip, yang menyiapkan alat serta mencampur obat disinfektan dengan air setelah itu bersama-sama menyemprotkan di rumah-rumah warga Dusun Salaman. Alat yang digunakan untuk menyemprot tidaklah enteng, sehingga keringat yang mengguyur badan pemuda menjadi saksi bahwa adanya kepedulian pemuda dan warga untuk bersama melawan coid-19 dan saling bergotong-royong demi melindungi desa dari ancaman coid-19.
Membuat bak cuci tangan secara bersama-sama juga merupakan suatu bentuk kebersamaan yang tanpa disadari akan membentuk suatu warga desa yang tangguh dan siap dalam menghadapi suatu masalah seperti pandemi saat ini. Program kerja ini diharapkan mampu mengubah perilaku masyarakat dalam menyikapi pandemi dan meningkatkan pengetahuan tentang coid-19 untuk bekal mempersiapkan kehidupan kedepannya. Harapannya setelah program kerja ini selesai, masyarakat tetap melaksanakan kegiatan yang telah diaktifkan kembali tidak lain untuk kebaikan Dusun Salaman itu sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H