Kemarin menjadi harinya integritas. Ketika hari kedua Pelatihan Kepemimpinan Administrator (PKA) diresmimulaikan oleh fasilitator, Bapak Alamsyahril, M.Pd. ---kami lebih senang menyapanya dengan Pak Alam, kata integritas mendominasi ruang belajar dari pagi sampai sore hari.Â
Kata integritas begitu cepat menguasai alam pikiran seluruh peserta. Semua "terjebak" untuk mendiskusikan integritas dari cara pandang personal. Integritas, kata ini sepertinya amemiliki daya pukau, daya pikat, daya magnet tersendiri dalam pengembangan SDM Aparatur.
Integritas merupakan potret diri kita dalam suatu organisasi yang terlihat dari perilaku dan tindakan sehari-hari. Integritas menunjukkan konsistensi antara ucapan dan keyakinan yang tercermin dalam perbuatan sehari-hari.Â
Orang yang memiliki integritas biasanya berpikir terlebih dahulu sebelum berbicara sehingga perilaku dan tindakannya sesuai dengan apa yang diucapkan.Â
Integritas seseorang senantiasa mendapat ujian yang bentuknya dapat berupa jabatan, wanita/pria, harta, keluarga, uang, sedikit ketakutan, sedikit kelaparan, dan sebagainya.
Orang yang integral, menurut KPK memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1) memiliki integritas pribadi, 2) berkepribadian utuh (setiap tindakan dan perilaku merujuk pada nilai  moral dan etika, 3) satunya perkataan dan perbuatan, 4) patuh pada kode etik yang telah ditetapkan dan tidak melanggar sumpah jabatan, dan 5) tidak tergoda melakukan penyelewengan dengan wewenang yang dimiliki. Aparatur yang berintegritas mampu mengelola seluruh potensi ruang, potensi waktu, potensi kewenangan, potensi keterikan secara baik.
Ruang pelatihan ini memang didesain seperti ruang injeksi. Semua peserta mendapat injeksi integritas sesuai dengan dosis yang ditetapkan. "Cairan" injeksi integritas yang dimasukkan ke dalam setiap kesadaran penuh setiap peserta bertujuan untuk meneguhkan kembali komitmen pribadi sebagai abdi negara dan abdi masyarakat yang membawa maslahat kepada orang banyak.
Injeksi intgritas ini merupakan salah satu cara yang dipilih dalam arah pembangunan SDM Aparatur. Arah Pembangunan SDM Aparatur ditujukan pada SDM Aparatur yang memiliki integritas, professional, netral dan bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik KKN, mampu menyelenggarakan pelayan public bagi masyarakat dan mampu menjalankan peran sebagai unsur perekat perstaun dan kesatuan bangsa berdasarkan Pancasila, UUD 1945.Â
Tak sebatas itu, pembangunan SDM juga diarahkan agar mampu beradaptasi terhadap perubahan global yang sangat dinamis dan progresif. Dalam konteks inilah penyiapan SDM Aparatur harus diarahkan pada peningkatan daya saing yang komprehensif, baik terkait penguatan penguasaan teknologi, infrastruktur, dan sistem maupun penguatan penguasaan kognisi, jejaring, dan kolaborasi.
Integritas secara konseptual dapat diinjeksikan secara mudah kepada setiap SDM Aparatur. Pengetahuan dan pemahaman kita terhadap integritas dengan mudah bisa kita dapatkan melalui berbagai sarana literasi.Â
Pada tataran aktualisasi, integritas SDM Aparatur selalu berhadapan dengan berbagai ujian, rayuan, dan jebakan "Batman" yang pada akhirnya menggelincirkan kita pada pribadi yang hipokrit.