REUNI MEDIA KATARSIS DIRI
Oleh: Nanang M. Safa
Pada momen Idulfitri lazimnya ada dua kegiatan yang rutin diadakan oleh mayoritas warga masyarakat Indonesia, yakni halalbihalal dan reuni. Tentang kegiatan halalbihalal silahkan Anda baca di https://thr.kompasiana.com/nanangmusafa8181/64435df94addee2f8744f2c2/halalbihalal-yuk. Dalam tulisan ini, saya ingin mengajak Anda fokus pada pembahasan tentang reuni.
Dalam https://kbbi.web.id/reuni kata reuni diartikan pertemuan kembali (bekas teman sekolah, kawan seperjuangan, dan sebagainya) setelah berpisah cukup lama. Reuni identik dengan pertemuan untuk mengenang kembali masa-masa ketika masih bersama dulu. Reuni bukan hanya disukai oleh anak-anak remaja namun juga oleh generasi 50 tahun ke atas. Jangan salah, reuni ternyata bisa dijadikan media untuk katarsis diri.
Anda pasti merasa lelah dengan rutinitas Anda sehari-hari yang menyita seluruh waktu dan energi Anda. Anda juga tentu merasa jengah dan bosan dengan beragam tugas dan kesibukan Anda. Nah, tibalah waktunya bagi Anda untuk bersantai, bercengkerama dengan kerabat atau kawan-kawan Anda ketika di SMP, SMA atau teman-teman kuliah Anda dulu. Jangan abaikan undangan reuni dari teman-teman lama Anda. Di sana nanti Anda akan mendapatkan kembali potongan-potongan puzzle kehidupan anda yang Anda sadari maupun tidak Anda sadari ikut mengantar kesuksesan Anda sekarang. Di sana nanti akan Anda dapatkan cerita lucu dan seru tentang masa lalu.
Namun Anda harus ngerti juga rambu-rambunya agar acara reuni tidak justru menjadi momen negatif di kehidupan Anda berikutnya. Berikut ini hal-hal yang seringkali menjadi ganjalan pada acara reunian:
Pertama, pertanyaan sepele semisal "Kapan menikah?" atau "Kapan punya anak?" adalah jenis-jenis pertanyaan yang bisa melukai perasaan kawan-kawan Anda yang kebetulan belum beruntung mendapatkan jodoh atau diberi anak. Maka sebaiknya pertanyaan-pertanyaan sejenis itu tidak usah diangkat ke permukaan.
Kedua, sebaiknya Anda tidak terlalu jauh membicarakan masalah pekerjaan. Anda juga pasti tahu bahwa masalah pekerjaan adalah masalah yang cukup sensitif untuk dibicarakan di depan umum, apalagi bagi laki-laki. Masih banyak topik lain yang bisa dijadikan bahan obrolan yang asyik.
Ketiga, penampilan juga bisa menjadi hal yang membuat teman-teman Anda yang hadir di acara reuni merasa tidak nyaman. Reuni adalah ajang untuk saling mengakrabkan kembali jalinan pertemanan yang pernah terjalin sekian tahun lalu. Maka sebaiknya penampilan Anda pun tidak usah terlalu berlebihan biarpun misalnya Anda sekarang sedang berada pada puncak karier Anda. Biasa sajalah agar teman-teman Anda tetap merasa nyaman bercengkerama dengan Anda.
Keempat, jika Anda kebetulan seorang potitisi, sebaiknya Anda hindari untuk menjadikan acara reuni sebagai ajang penggalangan dukungan politik. Tidak usah terburu-buru. Tidak usah menggunakan kesempatan dalam kebersamaan. Buatlah teman-teman Anda nyaman bersama Anda maka yakinlah pada saatnya simpati mereka akan Anda dapatkan juga.
Kelima, reuni bukan untuk menggunggah kembali kisah romantisme masa lalu. Anda yang sekarang bukanlah Anda yang dulu. Barangkali saja pernah ada cerita romantis di antara Anda dan teman masa lalu Anda. Namun bukan berarti perasaan yang mengiringi masih sama juga. Cukuplah itu menjadi catatan dalam buku usang. Jangan memancing ikan di air keruh. Anda sekarang sudah memiliki pendamping, begitupun dengan teman Anda yang (barangkali saja) pernah membuat Anda jatuh cinta. Cerita masa lalu Anda tak perlu membuat Anda terjangkit CLBK (Cinta Lama Bersemi Kembali). Kendalikan perasaan Anda. Jangan sampai pasangan Anda membaca gelagat tidak normal pada sikap Anda hingga harus uring-uringan setelah reuni usai. Jika ini yang terjadi, reuni tidak lagi menjadi katarsis tapi akan menjadi krisis.