Bagaimanapun metaverse sebagai perkembangan teknologi terkini tentu ada sisi positif dan negatifnya. Metaverse dapat memberikan pengalaman berfantasi yang luar biasa. Anda bisa menjadi apa pun dan menjadi siapa pun sesuai keinginan Anda. Dalam dunia metaverse, Anda dapat menjelajah ke belahan dunia mana pun tanpa beranjak sedikit pun dari tempat duduk Anda. Memang sangat mengasyikkan.
Namun tentu karena semua hanyalah bersifat fantasi (tidak nyata) pada akhirnya Anda harus kembali ke dunia nyata Anda. Di sinilah baru muncul sisi negatifnya. Sesuatu yang memberikan kesenangan sudah pasti akan menimbulkan adiksi (kecanduan). Seseorang bisa saja menghabiskan waktu berjam-jam hanya untuk berselancar di dunia maya. Semakin banyak temannya di dunia maya, sudah pasti akan semakin kerasan dia berada di dalamnya bersama teman-teman virtualnya.
Maka jika hal ini sampai terjadi, dia akan melupakan sisi kehidupannya di dunia nyata padahal biar bagaimanapun dia masih tetap hidup di dunia nyata. Makan minum, bekerja, dan menjalani kehidupannya di dunia nyata. Di dunia mayanya bisa saja dia menjadi raja diraja, namun di dunia nyata dia tidak banyak memiliki peran bagi orang-orang sekitarnya. Maka yang terjadi adalah tekanan batin dan depresi. Antara fantasi dan faktanya jauh panggang dari api. Akhirnya dia akan lari ke dunia mayanya. Demikian dan akan selalu demikian. Jika ini yang terjadi, maka sudah pasti akan timbul masalah besar dalam hidupnya.
Metaverse Tetaplah Semu
Teknologi diciptakan untuk memfasilitasi kehidupan manusia agar lebih mudah dan lebih indah. Namun demikian bagi sebagian orang, teknologi sudah dianggap sebagai Tuhan. Manusia dibekali akal dan kecerdasan oleh Allah SWT untuk membuat hidupnya sejahtera.
Sebagai khalifah fil ardi, manusia diberi hak penuh untuk mengolah dan mengelola alam dengan segala fasilitasnya. Akhirnya manusia-manusia cerdas berlomba-lomba menciptakan teknologi termasuk internet dengan segala kemudahannya. Metaverse adalah hasil terkini perkembangan teknologi hasil ciptaan manusia-manusia genius tersebut. Dengan kemampuannya tersebut banyak manusia melupakan Tuhannya. Na'udzubillah...
Namun bagi orang-orang yang memiliki keimanan, metaverse tidak akan membuatnya terlalu terpukau. Justru dengan munculnya metaverse yang katanya serba bisa tersebut akan membuatnya semakin berhati-hati dalam menyikapinya. Prinsipnya adalah yang semu tetaplah semu dan yang nyata tetaplah nyata.
Dunia fana ini dengan segala fasilitasnya, dengan berbagai hiruk-pikuknya hanyalah sebagai sarana menuju kepada keabadian yang nyata, tinggal menunggu waktu saja. Maka yang paling utama adalah memanfaatkan hasil teknologi untuk mengumpulkan bekal sebanyak-banyaknya dengan menggunakannya sebagai sarana dakwah atau untuk jalan kebaikan yang lainnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H