Mohon tunggu...
nanang musafa
nanang musafa Mohon Tunggu... Guru - Penulis dan Guru Bloger

Telah menjuarai beberapa lomba menulis di tingkat kabupaten Trenggalek maupun provinsi Jawa Timur. Prestasi terbarunya, Juara I Guru Berprestasi Tingkat Madrasah Tsanawiyah Kementerian Agama Kabupaten Trenggalek (2023). Karya tulisnya berupa artikel dan cerpen telah dimuat di berbagai media massa cetak. Telah menerbitkan beberapa buku solo dan buku antologi bersama para penggerak literasi nusantara di bawah bendera QLC Trenggalek, Guru Bloger Indonesia, YPTD Jakarta, dan Guru Penggerak Indonesia. Buku solo yang terbit di tahun 2023 berjudul “Menulis Hal Berbau remeh-Temeh” dan "Apa Kabar Sahabat Guru?". Karya tulisnya yang lain bisa dibaca di blog YPTD Jakarta https://terbitkanbukugratis.id/ atau di www.kampus215.blogspot.com. Bagi yang ingin berkawan bisa melalui e-mail nanangmusafa215@gmail.com. Nomor WhatsApp 082228928897. Akun Facebook Nanang M. Safa. Instagram nanangm. Safa.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mengelola Majalah Sekolah

5 Februari 2023   07:17 Diperbarui: 5 Februari 2023   07:24 462
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

MENGELOLA MAJALAH SEKOLAH

(ANTARA TUGAS DAN HOBI)

Oleh: Nanang M. Safa

Pada rubrik Ilmu Pengetahuan majalah MPA Kementerian Agama Jawa Timur edisi 242, November 2006, saya pernah menulis tentang majalah dinding (mading) berjudul "Mading: Ajang Ekspresi dan Kreasi Siswa". Pada artikel tersebut saya paparkan tentang rubrikasi dan pengelolaan mading sekolah. Pada paragraf akhir saya sampaikan tentang harapan dan optimisme saya bahwa mading sekolah (di madrasah tempat saya mengabdi) suatu saat akan bisa menjelma menjadi sebuah majalah. Dan 4 tahun kemudian, tepatnya pada bulan Juli 2010, impian saya benar-benar menjadi nyata dengan penerbitan perdana sebuah majalah yang diberi nama "Sketsa (Media Informasi dan Komunikasi MTsN Watulimo Punya)".

Setelah bisa terbit secara berkala setiap 3 bulan sekali (sampai edisi 22), pada bulan Nopember 2017, majalah Sketsa berhasil mengantongi International Standard Serial Number (ISSN) dengan nomor ISSN: 2581-2068 sebagai bukti pengakuan atas eksistensi sebuah media massa dari Pusat Dokumentasi dan Publikasi Ilmiah (PDII) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) di Jakarta. Konsekuensinya Sketsa harus kembali mulai dari Volume 001.

Pada kesempatan ini, saya ingin sharing tentang pengelolaan majalah sekolah berdasar pengalaman saya selama hampir sepuluh tahun mengelola majalah sekolah. Bagi sebagian guru yang mengajar di sekolah berlevel favorite yang sudah memiliki sebuah majalah sekolah barangkali tulisan ini tidak berarti apa-apa namun saya yakin tulisan ini akan bisa dijadikan bahan diskusi dan diharapkan bisa memotivasi guru-guru dan bahkan Kepala Sekolah yang sedang memiliki rencana untuk menerbitkan sebuah majalah sekolah. Bukankah sekarang pemerintah sedang menggalakkan program Gerakan Literasi Sekolah (GLS)? Nah, tentu keberadaan majalah sekolah sangat membantu terwujudnya sekolah literasi.

Mengapa Harus Majalah Sekolah?

Keberadaan majalah sekolah atau media sejenis pada era informasi dan komunikasi sekarang ini sudah menjadi keharusan, artinya keberadaannya tidak bisa ditawar-tawar lagi. Keberadaan majalah sekolah akan memberikan nilai plus bagi sekolah bersangkutan. Selain sebagai media berkreasi dan berekspresi warga sekolah khususnya para siswa, majalah sekolah juga dapat memberi manfaat besar dan nyata baik bagi pihak intern sekolah maupun bagi masyarakat. Sebuah lembaga pendidikan (sekolah), tanpa adanya media informasi dan komunikasi keberadaannya patut dipertanyakan.

Majalah sekolah adalah salah satu media informasi dan komunikasi yang hingga saat ini masih sangat diminati siswa (selain mading), di tengah maraknya gadged maupun internet. Selain itu, keberadaan majalah sekolah juga dapat menjembatani terjadinya diskomunikasi dan disharmonisasi hubungan sekolah dengan pihak luar (masyarakat) yang kadang bisa mengakibatkan konflik berkepanjangan.

Majalah Sekolah "Sketsa" MTsN 4 Trenggalek

Berawal dari sebuah majalah dinding (mading), majalah sekolah MTsN 4 Trenggalek lahir. Nanang Musafa' sebagai inisiator dan konseptor, didukung Hanik Anwari Sudibyo sebagai Waka Kesiswaan, akhirnya bisa meyakinkan Imam Syafi'i (Kepala MTsN Watulimo) ketika itu untuk memfasilitasi lahirnya sebuah majalah sekolah. Perlu diketahui sejak tahun 2016 MTsN Watulimo berubah nama menjadi MTsN 4 Trenggalek. Perubahan ini didasarkan pada Keputusan Menteri Agama (KMA) Nomor 673 Tahun 2016 tentang perubahan nama Madrasah Aliyah Negeri, Madrasah Tsanawiyah Negeri, dan Madrasah Ibtidaiyah Negeri di Provinsi Jawa Timur. KMA Nomor 673 Tahun 2016 ini tak lain bertujuan untuk melaksanakan ketentuan Pasal 10 Peraturan Menteri Agama Nomor 90 tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Madrasah. (https://buku.yunandracenter.com/produk/kma-2016-673-perubahan-nama-min-mtsn-dan-man-di-jawa-timur/). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun