Sebagai seseorang yang pernah hidup, bekerja dan kuliah di Amerika, saya rasa kita terlalu melihat keatas, melihat yang kita tidak punya, daripada melihat yang sudah kita punya. Pada kesempatan ini saya akan komentar mengenai salah satu komentar di debat Capres, yaitu Jokowi.
Kenapa kita tidak maksimalkan fungsi RT, RW, lurah dan camat, yang kita ketahui dengan tanpa digaji, pak RT dan pak RW saja, turut andil memberikan informasi kepada Babinsa, Densus 88. Bagaimana dunia, bahkan amerika mengakui, Indonesia butuh waktu pendek untuk mengungkap teroris bom Bali 1 dan Bom Bali 2, indonesia tidak punya satelit yang canggih, bahkan tidak punya drone, tapi dengan RT, RW, Lurah dan Camat, yang sudah terstruktur dan tertata rapi dan solid sejak jaman dulu, alangkah baiknya tingkatkan kesejahteraan mereka, kalau perlu digaji, daripada beli DRONE yang jutaan dollar atau triliyun rupiah, karna mereka bapak RT, RW dan lurah digaris depan, sebagai DRONE di tingkat desa sampai dusun.
Tolong jangan dijanjiin rakyat DRONE mainan atau teknologi jutaan dollar yang belum tentu efektif diterapkan di Indonesia, dan juga belum tentu kebeli, dan kalaupun ada anggaranya, mendingan utk gaji bapak RT, RW, lurah dan camat, mereka sudah tulus iklas membantu keamanan di desa rakyat kecil dan membantu aparat mulai menangkap maling motor sampai menangkap teroris yang FBI, CIA saja tidak bisa menangkap.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H