Mohon tunggu...
Nanang E S
Nanang E S Mohon Tunggu... Guru - Orang yang tidak pernah puas untuk belajar

Penggiat literasi yang mempunyai mimpi besar untuk menemukan makna dalam hidup.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Berdiferensiasi: Jalan Terang Pendidikan Kita

20 Juni 2024   09:22 Diperbarui: 20 Juni 2024   11:33 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Meminjam ungkapan Ki Hajar Dewantara "Serupa seperti para pengukir yang memiliki pengetahuan mendalam tentang keadaan kayu, jenis-jenisnya, keindahan ukiran, dan cara-cara mengukirnya. Seperti itulah seorang guru seharusnya memiliki pengetahuan mendalam tentang seni mendidik, Bedanya, Guru mengukir manusia yang memiliki hidup lahir dan batin." 

Guru tidak cukup hanya ahli dalam teori saja, tidak cukup pula ahli dalam metode pembelajaran saja, juga begitu tidak cukup hanya ahli adminitrasi saja. Semuanya harus berkesinambungan, mimpi mengenai guru begitu tinggi, guru harus bisa segalannya, bahkan segala-galannya harus bisa dikerjakan.

 Administrasi, metode, model pembelajaran, hubungan sosial, kemampuan komunikasi dan lainnya. Jadi bagi yang membayangkan guru hanya bisa bicara di depan kelas itu hanya bagian kecil dari guru, dan masih banyak lagi bagian-bagian yang perlu untuk diketahui.

Melalui ungkapan Ki Hajar Dewantara itu, bisa ditrawang seperti apa tugas guru sejati. Beragam aforisme disematkan kepada sosok guru; mulai seperti pak tani, seperti seniman pengukir kayu, seperti aktor, sutradara, dan lainnya.

Setiap hari selalu dihadapkan dengan situasi yang berbeda-beda, keberagaman membuat hal yang terencana belum tentu bisa terealisasikan dengan baik. Maka dari itu, ilmu sulap (hemat saya) harus dikuasi oleh seorang guru. Bagaimana secepatnya mengkondisikan kelas dengan situasi yang tidak terduga.

Banyak tawaran, trobosan baru mengenai metode/ model atau apapun itu dalam mengkodisikan murid di dalam kelas agar lebih kondusif, menyenangkan, dan tentunya tujuan pembelajaran bisa tercapai dengan baik. Salah satunya adalah model berdiferensiasi, ini semacam metode atau sudut pandang yang dimana menempatkan murid sebagai sentral, artinya pelayanan yang bagus perlu tercurahkan sepenuhnya kepada murid. 

Menurut Magee dan Breaux dalam bukunya How The Best Teachers Differentiate Intruction. New York: Routledge, pembelajaran berdiferensiasi adalah proses belajar mengajar di mana peserta didik dapat mempelajari materi pelajaran sesuai dengan kemampuan, apa yang disukai dan kebutuhannya masing-masing sehingga mereka tidak frustasi dan merasa gagal dalam pengalaman belajarnya.

Menjadikan sekolah rumah kedua yang nyaman, tentram, damai dan tidak seperti penjara sepertinya menjadi salah satu cita-cita yang ingin dicapai dalam pembelajaran berdiferensiasi ini. 

Terlebih pada tahun 2023 Kemendikbud Ristek merilis Tingkat keamanan sekolah, khususnya SMA sederajat turun 5,09 poin (skor 71,96 di 2021) menjadi 66,87 pada tahun ini (berdasarkan data Asesmen Nasional 2022). Tentu ini menjadi catatan penting bagi kalangan pendidikan, siapa dikhususkan untuk menyelsaikan masalah ini, tentu guru akan menjadi garda terdepan dalam menjalankan iklim perubahan yang lebih baik.  

Pembelajaran berdiferensiasi memfasilitasi proses pembelajaran murid seluas-luasnya, sekaligus jawaban atas pertanyaan, "bagaimana kurikulum yang fleksibel bisa diaplikasikan di sekolah yang sekaligus mampu memberikan layanan pembelajaran yang beragam kepada peserta didik. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun