Investasi dan Literasi
Jika disinkronkan dengan investasi, yang diawal menjadi pertanyaan besar. Perjalanan beberapa tokoh di atas kiranya dapat dijadikan jembatan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan itu. Betapa besarnya modal yang ditawarkan oleh literasi untuk kelangsungan masa depan. Investasi tidak semata dalam bentuk finansial, tetapi juga bentuk pengalaman, pengetahuan, dan pemaknaan yang luar biasa.
Misal seperti puisi Hujan Bulan Junikarya Sapardi Djoko Damono. Karya yang pernah difilmkan itu telah menjadi investasi besar bagi Sapardi. Karyanya telah bicara mengenai namanya. Hingga dikenal sebagai penyair ulung di negeri ini. Seperti ungkapan Rene Descartes "Aku Menulis Maka Aku Ada", dan Sapardi telah membuktikan itu dengan "Hujan Bukan Juni"nya ia diketahui keberadaannya oleh banyak orang. Buah pemikirannya banyak dijadikan panutan keilmua, serta mampu menjadi alir penyadaran yang menyadarkan banyak orang. Begitu juga dengan tokoh yang lain, buah tulisannya telah berbuah manis. Â
Tulisan, seperti bahasa saya adalah reuni dengan mantan, dengan kenangan, dengan sejarah, dengan siapa saja. Reuni itulah kemudian melahirkan buah pengetahuan yang dapat dijadikan investasi kehidupan. Investasi literasi sejatinya invetasi masa depan, yang tidak saja berlaku di dunia tetapi juga di akhirat.
Singkatnya dalam istilah Agus Setiawan adalah 4 M, yakni (1) Melatih kepercayaan diri, (2) Mencerdaskan, (3) Medewasakan, dan (4) Mendapatkan imbalan. Literasi mengajarkan bagaimana seseorang agar melakukan kesadaran dari apa yang ia lakukan dalam kehidupannya, kemudian memahaminya sebagai makna luar biasa.
Investasi uang bisa hilang kapan saja, tetapi investasi literasi akan tetap abadi. Misal seperti karya-karya Bung Karno, Bung Hatta, Chairil Anwar, Wiji Tukul, dan lainnya meskipun orangnya sudah tiada, tetapi ajaran yang dituangkan dalam tulisan tetap abadi sampai saat ini.
/4/
Akhir
Di akhir, dapat bersama  maknai dengan mendalam betapa mulianya literasi dalam kehidupan ini. Serupa tonggak, yang membuat kita berjalan tegak menyusuri ruas-ruas jalan terjal kehidupan. Literasi juga serupa cahaya, yang menerangi kegelapan hidup, literasi juga serupa akar pohon kehidupan yang meneduhkan dan menyimpan mata air kehidupan, literasi serupa jalan kenikmatan, anugerah, jalan, jiwa keabadian, perang yang menyelamatkan diri, berjalan yang tidak pernah henti, pengkarakteran, akar pohon kehidupan, keluar dari dunia fana, jalan menuju kebun keindahan jiwa, taman kehidupan bermakna, cabang kehidupan dunia, pohon ranting kehiduapan alam semesta, akar kehidupan dan literasi adalah investasi mulia dalam kehidupan. Mari berliterasi, melahirkan anak-anak karya yang menjadi buah makna yang luar biasa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H