Mohon tunggu...
Nanang Soffi Mashari
Nanang Soffi Mashari Mohon Tunggu... Guru - Sangkan paraning dumadi

Orang bodoh yang tak kunjung pandai

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Perlukah Tes Kebugaran Jasmani untuk Pendidik dan Peserta Didik di Era "New Normal"?

16 Juni 2021   05:47 Diperbarui: 16 Juni 2021   05:47 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saved from: slideshare.net

Pada era new normal, pendidik mendapat tantangan bagaimana melaksanakan pembelajaran yang menarik dan tidak membosankan yang dilakukan secara daring (dalam jaringan). Kondisi tersebut menjadikan pendidik harus berpikir kreatif dalam menyusun bahan ajar dan menciptakan suasana belajar yang menarik selama pembelajaran.

Pada pembelajaran daring pendidik, peserta didik pada waktu yang sama berada dalam aplikasi atau platform internet yang sama dan dapat berinteraksi satu sama lainnya layaknya pembelajaran konvnsional. Kondisi pembelajaran daring yang harus lebih lama duduk dan menatap layar laptop atau gawai berdampak secara psikologis seperti cepat lelah dalam kegiatan pembelajaran, jenuh dan menurunnya derajat kebugaran pendidik dan peserta didik.

Kebugaran jasmani adalah kemampuan untuk melakukan kegiatan sehari-hari tanpa merasakan kelelahan yang berlebihan, serta masih memiliki cadangan tenaga untuk mengisi waktu luang dan kegiatan-kegiatan yang bersifat mendadak. Kebugaran jasmani dapat diperoleh dengan perencanaan sistematik melalui pemahaman penerapan pola hidup sehat yang meliputi: makan, istirahat, dan olahraga. Unsur-unsur kebugaran jasmani meliputi kekuatan, daya tahan, kecepatan, kelincahan, dan keseimbangan.

Dalam melaksanakan pembelajaran diperlukan konsentrasi tinggi agar pendidik dapat menyampaikan materi secara optimal sedangkan peserta didik dapat menyerap materi secara maksimal. Tingkat konsentrasi selama pembelajaran salah satunya dipengaruhi oleh kondisi kebugaran dari pendidik maupun peserta didik.

Dalam rangka menilai kinerja pendidik maupun hasil belajar peserta didik diperlukan evaluasi atau pengukuran tingkat kebugaran dan kesehatan. Pengetahuan tentang manfaat dan mengoptimalkan derajat kebugaran sebagai sumber evaluasi yang berharga sehingga dapat melaksanakan pembelajaran secara semangat, produktif, konsentrasi, berprestasi, dan tidak mudah terserang penyakit. Apalagi dalam situasi pandemi covid-19 yang justru kasusnya kembali meningkat akhir-akhir ini, maka kebugaran menjadi penting untuk menjaga kondisi tubuh yang bugar dalam menjalankan aktivitas sehingga imunitas tubuh juga tidak akan mudah menurun.

Melihat pentingnya mengetahui derajat kebugaran maka sangat perlu suatu sekolah atau madrasah untuk menyusun agenda atau program sekolah tentang pengukuran derajat kebugaran bagi pendidik, tenaga pendidik dan peserta didik secara masal di awal atau akhir semester. Sehingga dengan mengetahui tingkat kebugaran warga sekolah atau madrasah berapa yang tergolong kategori bugar, cukup bugar, dan kurang bugar dapat menyusun rekomendasi program tindak lanjut berupa latihan fisik untuk meningkatkan derajat kebugaran dengan harapan dapat diikuti peningkatan kinerja pendidik maupun hasil belajar peserta didik.

Nanang Soffi, Juni 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun