Mohon tunggu...
Nanang Sumanang
Nanang Sumanang Mohon Tunggu... Guru - Guru Sekolah Indonesia Davao-Filipina

Saya Lulusan Aqidah Filsafat Fakultas Ushuluddin IAIN Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Detik Hidup: Urip, Urap, dan Urup

26 Desember 2023   17:30 Diperbarui: 26 Desember 2023   17:33 464
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

"Detik-detik berlalu, dalam hidup ini perlahan tapi pasti menuju mati. Kerap datang rasa takut menyusup di hati, takut hidup ini terisi oleh sia-sia...." Ridwan Armansyah Abdulrachman

Tak terasa, sebentar lagi kita akan memasuki tahun baru 2024. Setiap pergantian tahun menjadi tanda dari sebuah pergantian jaman, walaupun perlahan, tapi pasti.

Syair di atas ditulis dan dinyanyikan oleh Abah Iwan, atau nama lengkapnya Ridwan Armansyah Abdulrachman, seorang penyair kelahiran Sumedang, 3 September 1947, seorang yang sangat mencintai alam dan kehidupan ini. Lagu Detik Hidup ini adalah lagu tentang kehidupan, dan bukan lagu tentang kematian ujarnya. Lagu tentang renungan bagi kita yang masih hidup agar mengisinya dengan kebemanfaatan dan keberkahan.

Dalam waktu, tidak ada satupun perbuatan yang luput dari rekaman dan catatan  waktu. Menurut WS Rendra, waktu itu sangat sakti, dia akan membuktikan segalanya tentang kehidupan ini, tak ada lagi yang bisa ditutupi, semuanya pasti akan jelas pada waktunya, semua pasti akan terungkap oleh waktu.

Antara waktu, hidup, dan kehidupan merupakan satu kesatuan yang utuh, saling mengisi dan saling menentukan satu sama lainnya. Semuanya tergantung bagaimana mengisi hidup ini dalam waktu yang sudah ditentukan, akhirnya akan menentukan kehidupan seseorang. Dalam filsafat Jawa, ada ungkapan bahwa hidup itu adalah Urip (hidup), Urap (hidup secara Bersama-sama), dan Urup (api, saling menyinari).

Orang yang hidup harus mengisi kehidupannya dengan sifat-sifat urip; Bergerak, maka orang hidup harus selalu bergerak menuju kebaikan, terus berusaha semaksimal mungkin. Dalam Bahasa al-Qur'an disebut sebagai hijrah, bergerak meninggalkan yang tidak baik menuju kebaikan. Selain bergerak, manusia hidup itu harus mempunyai respon terhadap lingkungannya. Manusia yang hidup tidak boleh masa bodoh terhadap kejadian-kejadian atau peristiwa di sekelilingnya. Apabila ada yang kurang baik, maka ia akan memperbaikinya dengan kekuasaannya, kalau tidak bisa, maka harus pergunakan pengetahuannya, baik melalui tulisan, lisan dsbnya, dan yang terakhir adalah dengan doa. Manusia hidup juga harus tumbuh dan berkembang, bukan hanya masalah perekonomian, tetapi juga peradaban kemanusiaannya harus tumbuh dan berkembang. Spiritual, intelektual, mental dan moral juga harus tumbuh dan berkembang dengan optimal, karena keempat kotak-kotak jiwa inilah yang akan menentukan peradaban manusia. Semua usaha yang kita lakukan tidak akan pernah hilang sia-sia, karena waktu akan membuktikan semua usaha kita nanti

Urap adalah sejenis makanan yang terdiri dari berbagai sayuran, yang diberi bumbu parutan kelapa muda dengan berbagai macam bumbuannya. Urap yang enak adalah urap yang dibuat dengan harmonisasi yang pas, baik masak sayurannya, kombinasi sayuran, maupun bumbu-bumbunya. Urap melambangkan kehidupan yang terdiri dari berbagai macam status dan sifat manusia di masyarakat. Urap juga mengajarkan kepada kita bagaimana kita bisa hidup yang baik dengan mengenal diri kita siapa. Setiap Tindakan manusia akan dinilai dan dikaitkan dengan siapa kita, kontek tempat dan waktunya. Oleh karena itu kesadaran untuk mengenal diri, mengenal ruang, dan mengenal waktu menjadi pelajaran hidup yang sangat penting sekali dikembangkan. Dalam sosiologi, maka rule atau peran harus sesuai dengan statusnya, dimana apabila peran tidak sesuai dengan status maka akan terjadi suatu konflik yang mengakibatkan keretakan atau kegelisahan di dalam masyarakat, bahkan bisa menyebabkan disintegrasi. Kunci untuk membuat urap yang enak adalah masing-masing bagian pembentuk urap tersebut harus; sadar diri, sadar ruang, dan sadar waktu. Dalam urap yang enak tidak ada "yang paling" yang ada hanyalah keikhlasan menjalankan takdir diri kita. Dalam masyarakatpun demikian "Tidak ada peran besar atau kecil, yang ada hanyalah aktor besar atau aktor kecil" Sekecil apapun peran seseorang dalam masyarakat, apabila dijalankan dengan baik, maka dia akan menyumbangkan sesuatu yang sangat berarti dalam kehidupan bermasyarakat.

Urup adalah api yang menerangi. Dalam hidup manusia harus bisa menjadi penerang bagi orang lainnya, dapat menginspirasi, dan dapat memberi pengaruh yang baik. Keberadaan kita didunia bukan hanya ditentukan oleh perbuatan kita, tetapi keberadaan kita juga ditentukan seberapa jauh kita dapat menginspirasi orang lain, atau dalam Bahasa al-Qur'an disebut dengan "wa atsaruhum" dan akibat-akibat dari perbuatan kita juga akan dicatat seberapa jauh mempunyai akibat dan dampanya bagi orang lain.

Waktu mempunyai sifat yang sangat "menipu" sekali. Apabila kita melihat ke masa depan, sepertinya waktu itu masih lama, tetapi apabila kita melihat ke belakang, kok sepertinya baru kemarin saja peristiwa-peristiwa yang kita lalui terjadi.

Karena waktu mempunyai peran yang sangat penting dan dapat menentukan nilai kehidupan seseorang, serta mempunyai sifat yang sangat "menipu" yang bisa melenakan manusia, maka Allah dalam al-Qur'an memberikan perhatian yang sangat besar yang dicirikan dalam berbagai kata untuk memaknai arti waktu.

Untuk waktu-waktu tertentu yang diminta agar manusia memberikan perhatian lebih, Allah SWT tidak segan-segan untuk mengawalinya dengan menggunakan kata "Wa" yang berarti demi/ sumpah: wal layli, wa nahari, wash shubhi, wal fajri, wal ashri, wadh dhuha. Sumpah disini Allah menegaskan betapa pentingnya waktu tersebut dan besarnya nilai-nilai yang terkandung di dalam waktu-waktu tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun