Bulan Agustus adalah bulan kemerdekaan, setiap bulan Agustus tiba di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) segenap warga memperingati hari kemerdekaan dengan segala bentuk maupun kegiatan untuk merayakannya. Pada tahun 2015 merupakan HUT Kemerdekaan Ke-70 Republik Indonesia, di mana usia negara kita tercinta yang sudah merdeka dan berdaulat ini perlu terus dijaga demi keberlangsungannya.
Dalam konteks historis, dapat disebutkan bahwa peringatan hari kemerdekaan dengan segala bentuk kegiatan untuk merayakan HUT Kemerdekaan RI sesungguhnya merupakan bagian dari rangkaian sejarah. Paling tidak, kita sebagai generasi muda diajak untuk memahami perjalanan panjang bangsa Indonesia dari masa ke masa, sebelum merdeka yang penuh dengan liku-liku heroik para pahlawan berjuang melawan/mengusir penjajah dari bumi nusantara hingga akhirnya Indonesia Merdeka.
Apabila dicermati secara mendalam, sejarah perjuangan bangsa telah banyak ditorehkan oleh beliau-beliau yang layak kita sebut sebagai pahlawan bangsa, berjuang tanpa pamrih, bekerja bersama-sama, bergotong-royong, rela berkorban waktu/tenaga/biaya bahkan bertaruh nyawa untuk mencapai tujuan yang sama yaitu melawan penjajah demi kemerdekaan.
Berdirinya organisasi yang bernama Boedi Oetomo (1908) dapat dikatakan sebagai tonggak awal mula kebangkitan bangsa Indonesia untuk menggapai kemerdekaan. Organisasi ini yang kemudian menginspirasi para pemuda di pejuru tanah air untuk membangun pergerakan dalam wadah organisasi-organisasinya, seperti: Jong Java, Jong Sumatranen Bond, Jong Celebes, Jong Ambon, Jong Minahasa, Jong Batak, Pemuda Betawi, Sekar Rukun dan Pemuda Timor. Dengan segala dinamikanya, pergerakan pemuda yang akhirnya mencapai titik kulminasinya terjadi dalam Kongres Sumpah Pemuda tahun 1928 kemudin menyatu dalam sebuah nama Indonesia Moeda.
Sungguh luar biasa terbangunnya kehendak yang sama waktu itu, seluruh komponen pemuda yang terdiri dari berbagai pulau, suku, budaya yang berbeda-beda ternyata bisa menyatu dalam sebuah angan atau cita-cita yang sama, yaitu sama-sama ingin menjadi bangsa Indonesia yang terlepas dari penjajahan, terlepas dari penindasan oleh bangsa lain.
Itu merupakan salah satu hal yang sangat menarik dicermati dan dihayati dalam sejarah perjuangan para pahlawan bangsa yaitu ditandai adanya kesamaan kehendak, kesamaan rasa untuk bersatu padu walaupun berbeda tempat asal. Ini turut menggambarkan bahwa Indonesia yang terdiri dari berbagai kepulauan besar dan kecil yang tersebar di wilayah nusantara, dengan beraneka suku, agama dan kebudayaan daerahnya ternyata bisa menyatu dalam sebuah ikatan kepentingan bersama yaitu melawan penindasan yang dilakukan oleh bangsa lain demi satu tujuan: MERDEKA !!
Sudah tentu kita patut bersyukur dan menghargai jasa-jasa para pejuang/pahlawan kemerdekaan. Terbentuknya negara persatuan dan kesatuan yang dilandasi semangat Bhineka Tunggal Ika ini adalah berkat kegigihan para pejuang/pahlawan untuk melepaskan diri sebagai bangsa terjajah, terkekang dan tertindas. Puncaknya terjadi pada tanggal 17 Agustus 1945 bahwa kemerdekaan Republik Indonesia telah diproklamasikan, dikumandangkan ke seluruh penjuru dunia di bawah kepemimpinan Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Mohammad Hatta.
Kini setelah Indonesia merdeka, apa yang patut dan perlu kita lakukan? Sebagai generasi muda penerus cita-cita bangsa pastinya terpanggil untuk mengisi kemerdekaan. Kalau dijaman dulu para pahlawan baik tua maupun muda selalu gigih berjuang untuk meraih kemerdekaan/melawan penjajah, maka setelah merdeka seperti sekarang sudah sepatutnya para pemuda juga berjuang dan bersatu padu tanpa membedakan suku, agama, ras, golongan dalam satu ikatan persatuan dan kesatuan Indonesia untuk memperkuat ketahanan dalam berbangsa dan bernegara berlandaskan Pancasila dan UUD 1945.
Banyak langkah dan upaya untuk mengisi kemerdekaan di negeri tercinta ini. Seiring dinamika kehidupan politik, ekonomi, sosial, budaya, hankam yang berlangsung selama ini maka kita sebagai generasi muda janganlah selalu terlena dan dimanja oleh tersedianya fasilitas-fasilitas yang serba ada. Apalagi di tengah era globalisasi yang ditandai berlakunya era pasar bebas semakin gencar dan membanjirnya produk-produk teknologi terkini berasal dari negara luar merambah ke Indonesia dengan segenap nilai yang dibawanya. Dampak-dampak atas kehadiran produk asing belum tentu membawa efek positif, karenanya perlu dipikirkan secara seksama jangan sampai penetrasi nilai-nilai luar membawa akibat yang akhirnya dapat melemahkan kita.
Berjuang untuk mengisi kemerdekaan sama halnya dengan berjuang untuk mempertahankan sekaligus memupuk kebersamaan anak bangsa dalam bingkai persatuan dan kesatuan. Indonesia sebagai bangsa yang modern dan terbuka, akan mampu bergaul dengan negara lain di dunia. Baik dalam percaturan ideologi, politik, ekonomi, sosial-budaya dan lainnya. Kita sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat pastinya semakin cermat dalam mengisi kemerdekaan, kewaspadaan demi ketahanan berbangsa dan bernegara menjadikan hal penting untuk mendapat perhatian bersama.
Kalau di jaman dulu dapat dikatakan bahwa penjajahan lebih bersifat fisik, tetapi penjajahan di jaman sekarang nampaknya lebih tidak kentara atau terselubung melalui penetrasi nilai di bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial dan budaya. Nah sebagai pemuda penerus cita-cita, penerus generasi pimpinan bangsa sudah saatnya kita harus semakin cerdas dalam mengisi kemerdekaan. Itu sebabnya penjajahan dalam segala bentuknya perlu diantisipasi dan disikapi secara arif dan bijak.