Mohon tunggu...
Nana Marcecilia
Nana Marcecilia Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Menikmati berjalannya waktu

Mengekspresikan hati dan pikiran melalui tulisan

Selanjutnya

Tutup

Diary Artikel Utama

Mengejar Leila Chudori sampai ke Yogyakarta

14 Desember 2024   13:53 Diperbarui: 14 Desember 2024   14:30 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Koleksi buku Leila Chudori, Buku hard cover Laut Bercerita dan tanda tangannya | Dokumentasi Pribadi

Hingga impian terbesar salah satu tokoh dalam novel tersebut tercapai, ia yang menjadi eksil di Perancis, bisa kembali ke Karet, Jakarta Pusat, walau dalam keadaan sudah tidak lagi bernapas.

Ga cuman mengisahkan tentang eksil dan keluarganya. Tapi juga digambarkan bagaimana keluarga-keluarga para tapol (tahanan politik) ini diperlakukan oleh lingkungan sekitarnya. 

Mereka dihindari, dan bisa dibilang tidak diberi tempat untuk berkarya yang berhubungan dengan publik. 

Muncul juga istilah "bersih diri" dan "bersih lingkungan", semacam suatu perilaku yang wajib dianut oleh orang Indonesia pada keluarga tapol PKI. 

Mirisnya, para eksil dan tapol ini kebanyakan tidak terbukti secara konkret bahwa mereka memang melakukan kesalahan ataupun memang menganut ideologi komunis garis keras. 

Di novel ini, saya mendapatkan gambaran mengapa Presiden Suharto cukup dibenci, dan muncul istilah diktator pada masa kepemimpinannya.

Novel ini saya baca tahun 2024... hehe.. telat beud, beneran. Saya membacanya setelah menamatkan novel Laut Bercerita. 

Berbeda dengan novel Pulang, yang bisa dibilang alur ceritanya cukup akrab ditelinga saya, karena kakek saya, yang pensiunan ABRI dan mama, pernah menceritakan peristiwa sejarah tahun 1965. 

Belum lagi ada pelajaran sekolah, tentang G30S PKI dan wisata ke Lubang Buaya, dimana tujuh jendral besar Indonesia saat itu ditangkap, disiksa, ditembak dan ada yang dikubur hidup-hidup. 

Di novel Laut Bercerita yang terbit tahun 2017, membuat saya merasakan kembali masuk dalam peristiwa Mei 1998. 

Kerusuhan, penculikan, penjarahan, pemerkosaan dan kejadian seram lainnya, seperti berputar kembali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun