Mohon tunggu...
Nana Marcecilia
Nana Marcecilia Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Menikmati berjalannya waktu

Mengekspresikan hati dan pikiran melalui tulisan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Keberadaan Taliban di Afghanistan, Tidak Sesederhana yang Ditayangkan

22 Agustus 2021   10:23 Diperbarui: 22 Agustus 2021   12:24 698
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buku ke-2 Agustinus Wibowo yang menceritakan perjalanannya selama di Afghanistan | Dokumentasi Pribadi

Perbedaan pandangan tersebut bisa membuat mereka saling tidak menyukai satu sama lain. Tapi perlu digarisbawahi biar bagaimana pun pandangan mereka tentang versi Islam, mereka adalah orang yang taat beragama.

Terhadap orang asing, pada dasarnya orang Afghanistan ini sangat terbuka sekali. Agama yang mereka anut mengajarkan mereka untuk menerima dan memperlakukan orang lain dengan bersahabat.

Agustinus seringkali merasakan sikap persahabatan sebagian orang Afghanistan.

Namun tidak sedikit pula yang malah mencurigai dirinya, bahkan sempat menipunya, lantaran dirinya orang asing.

Sikap curiga dan menipu orang asing bukan tanpa alasan.

Kedatangan orang asing yang menjajah negara tersebut lah dan mencecoki budaya negara asalnya dengan brutal, seakan ingin menghilangkan budaya masing-masing etnis di Afghanistan, akhirnya menimbulkan rasa tidak suka dan waspada berlebihan pada orang asing.

Terutama etnis Pastun, yang merupakan etnis mayoritas disana.

Orang asing yang dimaksud tidak hanya negara Amerika semata, tapi dulu juga ada Uni Soviet yang pernah datang menjajah Afghanistan. 

Namun Uni Soviet berhasil dipukul mundur oleh tentara Amerika dan Taliban. Itu terjadi tahun 1980an. Saya agak lupa tepatnya tahun berapa.

Kemudian ketika tentara Amerika datang dan bekerja sama dengan pemerintah Afghanistan, mereka memiliki visi misi. Salah satunya adalah menghilangkan teroris, juga berusaha mengubah budaya masyarakatnya yang mereka anggap terbelakang.

Dalam menjalankan visi misi menghilangkan teroris, tidak sedikit orang yang menjadi korban kambing hitam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun