"Mukanya kayak anj*ng"
"Buka aja baju lu sekalian, kan demen badan lu diliatin banyak orang..."
"Ahh.. caper banget sih Pak, gamau lengser ya, makanya main drama..."
"Dasar mahasiswa, masih minta duit sama bapak emak juga, sini berantem aja sama saya, masih bau kencur juga."
***
Indahnya menghujat seperti ini tanpa mempertimbangkan dulu perasaan orang lain, dan melihat konteks dari suatu kejadian. Apalagi kalau saat kita memakai akun yang anonim dan tidak perlu lagi bertanggung jawab apabila "dicari".
Mungkin untuk sebagian orang, apa yang dilakukan para warganet sungguh jahat dan tidak bermoral, bahkan mereka yang senang memaki ini dengan komentarnya yang jahat bisa dikategorikan sebagai pembunuh, karena secara tidak langsung mereka sudah membunuh mental dan karakter orang yang mereka komentari.
Tapi tahukah Anda, bahwa warganet ini sebenarnya hanya butuh perhatian dan pelampiasan emosi, dan korban dari orang yang mereka hujat. Selain itu, mereka ingin merasa "berkuasa" ketika tidak ada orang yang mengizinkan mereka berkuasa atas diri mereka sendiri.
# Hujatan untuk melampiaskan emosi pribadi
Sekarang ini dari segala penjuru dunia, semua hal dinilai dari hal-hal yang berhubungan dengan materi. Seperti sukses itu kalau mendapatkan penghasilan sekian, punya jabatan yang tinggi, punya rumah mewah, dan sebagainya.Â
Bahagia itu banyak travelling ke seluruh penjuru dunia kalau bisa, memiliki wajah yang cantik, memiliki body seperti selebriti atau selebgram, gonta ganti smartphone, dan sebagainya.