Mohon tunggu...
Nana Marcecilia
Nana Marcecilia Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Menikmati berjalannya waktu

Mengekspresikan hati dan pikiran melalui tulisan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Menyeruput Kopi Kekinian yang Terus Berinovasi

6 Oktober 2019   00:10 Diperbarui: 6 Oktober 2019   00:48 254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu foto ngopidiserpong yang memuat minuman dengan rasa baru | Foto : Ngopidiserpong

Berkat indoktrinasi kedua sahabat saya tentang kopi susu, dan mereka sering mengajak saya untuk mencoba kopi-kopi susu di berbagai tempat di daerah Serpong, akhirnya saya ketularan hobi minum kopi kekinian.

Dulu saya pikir kopi susu seperti ini palingan tidak lama umurnya, tapi dari diskusi kedua sahabat saya ini yang kalau mencoba coffee shop baru, selalu membandingkan cita rasa, latte art-nya, cara penyajian, dan sebagainya dari coffee shop yang satu ke yang lain, saya baru menyadari kalau sepertinya kopi susu ini tidak mungkin habis tergerus zaman. Bahkan sebenarnya malah menciptakan jiwa seni dan kekreatifan untuk para pembuat menu-menu kopi tersebut. 

Mengapa saya sebut demikian?

Maaf kalau saya sok, hehe... ini hanya analisis pribadi saja, berdasarkan apa yang saya rasakan dan apa yang saya dengar dari kedua sahabat saya ini yang selalu berdiskusi dengan begitu serius tentang kopi.

Alasan pertama, karena cita rasa setiap kopi susu pada masing-masing coffee shop berbeda, dengan merk yang berbeda tentunya. Dalam pikiran saya, sang barista pastilah memiliki rasa cinta yang dalam terhadap kopi, sehingga bisa mencampur adukkan berbagai bahan minuman menjadi satu cangkir kopi yang bisa dinikmati pengunjung dengan penuh kepuasan dan kenikmatan ketika meminumnya, bahkan berfoto ria dengan sang kopi.

Alasan berikutnya, sang barista adalah orang yang jeli terhadap rasa dan penampilan kopi agar tidak sama dengan coffee shop yang lain, apalagi persaingannya sekarang sangat ketat. Kalau bisa, ia harus bisa membuat para pengunjung tergila-gila pada kopinya. Dengan begitu sang barista harus terus berinovasi dan kreatif dalam mengolah sang kopi, agar orang tidak bosan pada kopi susu yang dibuatnya. Tentu hal ini tidak mudah, sang barista haruslah terus memperkaya ilmu untuk pengolahan kopi, meracik dan memadumadankan kopi dengan bahan-bahan yang lain, serta harus terus melakukan percobaan untuk resep-resep kopi yang baru dan unik agar tidak monoton dan selalu dicintai para penikmat kopi.

Seperti misalnya, Kopi Kenangan, yang mampu membuat suatu inovasi. Namanya saja sudah seperti kegetiran, belum lagi nama-nama menunya, ada yang selingkuhan pula. Nelangsa sekali mendengarnya. Awalnya saya tidak terlalu tertarik meminumnya, namun atas rekomendasi kedua sahabat saya ini, maka saya pun membeli Kopi Kenangan Mantan, rasanya memang seperti kenangan sang mantan, manis tapi ada getir-getirnya gitu. Dan herannya, nagih. 

Seminggu dua kali, saya harus minum Kopi Kenangan Mantan itu, kadang menemani saya saat kerja ataupun membaca. Rasanya sangat rileks sekali ketika sudah menyeruput kopi tersebut. 

Percaya tidak, kalau antrian Kopi Kenangan di Summarecon Mall Serpong dengan Starbucks, itu jauh lebih panjang Kopi Kenangan. Tapi saya rasa tidak aneh, karena rasanya memang enak dan membuat ketagihan, harganya pun lebih ramah di kantong. Hehe..

Diawali ketagihan itu, akhirnya saya mulai bertukar cerita dengan kedua sahabat saya tentang kopi merk lokal. Salah satu sahabat saya merekomendasikan kalau mau coba, lebih baik lihat info dulu di Instagram Ngopidiserpong, jadi biar ada variasinya, dan tidak asal beli, karena tidak semua coffee shop rasa kopinya enak.

Akhirnya saya follow, dan saya tertarik pada satu foto yang ada tulisan Kejar Kopi. Hehe, lucu juga, karena salah satu menu minumannya itu ada Regalnya. Saya pun kembali menanyakan tentang rasa kopi ini pada kedua sahabat saya, siapa tahu mereka sudah menyicipnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun