Malam harinya, saya penasaran dengan maksud omongan atasan saya itu apa. Akhirnya saya searching pengertian work smart dan cara-caranya. Banyak artikel yang memuat tentang work smart, dan ada juga artikel yang membahas tentang perbedaan work smart dan work hard.
Dilansir dari IDN Times, dengan kita work smart, maka kita bisa mengatur waktu lebih baik dan lebih teratur. Kita bisa memilah terlebih dahulu pekerjaan mana yang diprioritaskan, kemudian baru melakukan pekerjaan selanjutnya yang bisa dikerjakan untuk jangka waktu berikutnya. Dengan begitu kita juga juga bisa menyimpan energi untuk kegiatan lain diluar dari pekerjaan, kita bisa berolahraga, pergi berlibur, jalan dengan teman-teman atau makan malam dengan keluarga.
Dalam work smart, saat kita memiliki pekerjaan yang berjibun, kita harus membuat sistem dan strategi terlebih dahulu, agar kita bisa mengerjakan dan menyelesaikan tugas tanpa harus menguras banyak tenaga dan pikiran. Karena terbiasa dengan sistem bekerja yang terorganisir dan memiliki daftar prioritas, maka kita akan dengan mudah melihat tujuan yang ingin kita capai, sehingga menjadi lebih fokus untuk meraihnya.
Selain itu, ketika kita menjadi smart worker, kita tidak mengandalkan diri sendiri saja, tapi akan melibatkan orang lain yang tentu memiliki kinerja dan daya kreativitas yang bagus, yang dapat mendukung hasil kerja kita menjadi baik, bahkan sangat baik.
Menurut Forbes.com, dengan work smart, kita akan menemukan kekuatan kita dan bisa membangun relasi disekitar kita untuk meraih tujuan kita lebih cepat dan efisien.
Dengan banyak kelebihan work smart ini, saya pikir akan lebih baik kalau itu diaplikasikan dalam pekerjaan saya, sehingga saya memiliki waktu untuk bersantai dengan pasangan, diri saya sendiri, teman dan keluarga lebih banyak.
Namun seiring berjalannya waktu, saya sadar bahwa work smart ini harus dikombinasikan dengan work hard. Work smart membantu saya mencapai tujuan lebih cepat, dan work hard membantu saya agar memiliki dedikasi dalam pekerjaan saya.Â
Kreatif, tetapi tidak berdedikasi tentu tidak bisa mencapai hasil kerja yang maksimal. Karena dengan mengkombinasikan work smart dan work hard, kita akan terus mengasah kemampuan dan kinerja kita menjadi jauh lebih terampil dengan cara yang lebih efektif dan efisien, serta kreatif. Sehingga hasil kita akan jauh lebih dihargai oleh atasan dan rekan kerja kita.
Contoh konkretnya adalah Steve Jobs.
Kita bisa lihat bagaimana beberapa tahun ini produk Apple menguasai dunia teknologi, produknya digemari oleh masyarakat dunia, bahkan sampai sudah memiliki penggemarnya sendiri.
Apakah Steve Jobs bekerja sendiri saat membuat produk Apple? Tidak. Ia merekrut teman-temannya yang benar ahli di bidang masing-masing untuk menyempurnakan ide-idenya.