[caption caption="Longsor Di Desa Manis, Purwakarta yang merobohkan Gardu Listrik PLN. Sumber: cianjurekspres.com"][/caption]Pada September 2012 terjadi longsor di Kampung Manis Kecamatan Cikalong Kulon, Kabupaten Purwakarta, Jawa Tengah. Bencana ini diakibatkan hujan deras yang terus-menerus di wilayah Purwakarta dan Cianjur. Longsor mengakibatkan beberapa rumah tergerus dan tertimbun, termasuk satu gardu listrik sehingga mengakibatkan pemadaman.
Pemulihan lisrik yang ditangani tim PLN Rayon Mande membutuhkan waktu cukup lama dan perlu perjuangan mengingat longsor terjadi di lereng Bukit Maniis. Untuk menuju ke lokasi bencana membutuhan waktu dua hari dengan melewati sungai yang sedang membanjir. Mobil tim PLN yang hendak melintas harus berjuang keras melawan derasnya arus sungai dan bebatuan yang tajam.
Salah seorang anggota tim pemulihan adalah seorang karyawan alihdaya atau outsource PLN bernama Yayan. Dengan sigap dan loyalitas tinggi, saat longsor berlangsung ia langsung melapor kepada atasannya dan mempersiapkan peralatan. Dengan cekatan Yayan juga menghubungi rekan-rekannya untuk segera berangkat ke lokasi longsor.
Yayan bersama tim berangkat ke lokasi menggunakan mobil bak terbuka dan satu sepeda motor trail ditemani 4 orang rekannya. Perjalanan dari kantor PLN Rayon Mande ke Kampung Maniis normalnya bisa ditempuh dalam waktu 2 jam. Namun saat musim hujan waktu tempuh menjadi 3-4 jam.
Setelah empat jam berjuang menjangkau Kampung Maniis dalam hujan deras, Yayan langsung melihat kondisi gardu yang sudah roboh dengan trafo yang jatuh. Jaringan listrik saluran udara tegangan menengah 20 kilovolt (kV) sudah berantakan. Yayan langsung turun tangan menangani krisis listrik ini sebelum pemadaman sempat menular ke daerah lain.
Dengan perlengkapan dan peralatan seadanya, Yayan langsung berjibaku dengan tanah dan bebatuan melakukan perbaikan gardu. Radio panggil atau handy talky yang dibawa Yayan tidak bisa digunakan, begitu juga dengan ponsel yang tak mendapat sinyal. Sehingga Yayan harus beranjak ke tempat lain untuk sinyal yang lebih baik.
Hingga larut malam hujan masih deras dan kerja Yayan masih belum usai. Ditemani rekan-rekannya dan tim penanggulangan bencana dari Cianjur, secara bersama-sama mereka membuat rencana pemulihan yang lebih jauh. Trafo yang jatuh sudah tidak dapat digunakan lagi sehingga harus ada gantinya. Sedangkan perjalanan membawa trafo dengan berat 1 ton dari gudang PLN Cianjur ke lokasi longsor akan sangat membutuhkan perjuangan.
Upaya dan kerja keras rupaya tidak cukup, tetapi loyalitas dan pengabdian terhadap perusahaan adalah segalanya. Hal tersebut diperlihatkan Yayan dan setiap anggota tim pemulihan dari PLN Rayon Mande. Walaupun dalam kondisi serba keterbatasan, berada di daerah bencana, makan seadanya, tidur beralaskan terpal plastik dan beratap langit, mereka tak kenal menyerah dan tetap berada di lokasi bencana selama berhari-hari. Tak terasa 5 hari sudah Yayan dan tim pemulihan berada di lokasi longsor. Jaringan listrik PLN sudah mulai berdiri kembali namun listrik belum bisa dinyalakan karena trafo baru belum datang, Di hari ketujuh tibalah trafo di lokasi.
Warga bergotong-royong mengangkat trafo baru itu dari bawah bukit ke lokasi longsor di atas bukit. Tepat azan magrib pukul 18.00 WIB, trafo itu akhirnya dapat dipasang. “Alhamdulillah,” ucap seluruh warga desa dengan gembira. Kepala Desa Maniis, Fahrudin, mengucap rasa syukur dan berterima kasih kepada Yayan dan tim pemulihan PLN atas kerja keras dan pelayanan mereka kepada masyarakat. Akhirnya listrik bisa kembali menerangi Kampung Maniis. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H