MENGUKUR PENGURANGAN SAMPAH PLASTIK MELALUI PENGGUNAAN
TUMBLER DI KALANGAN MAHASISWA
Oleh : 'Afifatul khairiyah1
, Aline Puteri Finaldi2
,Muhamad Farhan3
, Nia Rahmadani4
, Putri Meyriza5
Abstrak
Sampah plastik memerlukan ratusan tahun untuk terurai, sehingga dapat mencemari lingkungan,
membahayakan makhluk hidup, menyebabkan banjir, dan memboroskan sumber daya.
Penggunaan plastik sekali pakai, seperti botol air dan tas belanja, sering dipilih karena praktis,
meskipun berdampak buruk bagi kesehatan dan lingkungan. Sampah plastik berkontribusi pada
bencana alam seperti banjir, longsor, dan kerusakan ekosistem laut. Untuk mengurangi dampak
ini, penggunaan alternatif seperti tumbler menjadi solusi efektif. Tumbler tidak hanya
mengurangi sampah plastik, tetapi juga hemat biaya, ramah lingkungan, sehat, higienis, fleksibel,
dan tahan lama. Dengan tumbler, penggunaan plastik sekali pakai dapat diminimalkan untuk
menjaga kelestarian lingkungan.
Kata Kunci : Sampah plastik, lingkungan, tumbler.
Pendahuluan
Sampah plastik harus dikelola dengan
benar. Sampah plastik tidak boleh dibuang
sembarangan karena sampah plastik
memerlukan ratusan tahun untuk terurai
sehingga dapat mencemari lingkungan,
membahayakan makhluk hidup, menyebabkan
banjir, dan memboroskan sumber daya. Agar
berkurangnya pencemaran lingkungan,
penggunaan sampah plastik sebaiknya
dikurangi dengan menggunakan alternatif lain
yang dapat digunakan berkali-kali.
Pada masa ini, orang-orang cenderung
memilih untuk membeli atau menggunakan
barang yang menggunakan plastik sekali
pakai seperti air botolan, tas belanja, cemilan
berbungkus plastik, dan banyak lainnya.
Karena prod.uk-produk seperti ini terkesan
mudah digunakan, tidak perlu dibersihkan
karena hanya sekali pakai. Padahal,
penggunaan plastik sekali pakai ini memiliki
dampak buruk bagi kesehatan maupun
lingkungan.
Penggunaan plastik sekali pakai tersebut
sangat berdampak pada lingkungan. Saat ini,
banyak sekali terjadi bencana alam karena
banyaknya sampah, khususnya sampah
plastik. Diantaranya yaitu banjir, longsor,
serta kerusakan ekosistem laut.
Karena munculnya gejala-gejala
tersebut, muncullah ide untuk menggunakan
tumbler selaku upaya pengurangan sampah
plastik sekali pakai, khususnya untuk sampah
air botolan. Tumbler memiliki beberapa
kelebihan karena selain dapat mengurangi
sampah plastik, penggunaan tumbler juga
dapat menghemat pengeluaran, ramah
lingkungan, lebih sehat, lebih higienis, lebih
fleksibel, dan tahan lama.
Metodologi
Penelitian ini menggunakan pendekatan
kualitatif yang dilakukan dengan cara
pengisian kuesioner yang berisi 8 pertanyaan,
lalu diisi oleh mahasiswa Universitas Andalas
yang disebar melalui grup WhatsApp maupun
melalui chat secara pribadi kepada responden,
serta mewawancarai 5 mahasiswa Universitas
Andalas dari jurusan yang berbeda-beda
secara langsung, yang kemudian dijawab oleh
mahasiswa yang ditanyai tersebut.
Hasil dan Pembahasan
Sampah plastik selalu menjadi perhatian
global yang mendesak, terutama dalam
beberapa tahun terakhir. Penggunaan plastik
sekali pakai, khususnya dalam bentuk botol
minuman telah berkontribusi signifikan
terhadap pencemaran lingkungan. Kita
sebagai mahasiswa yang berperan sebagai
generasi penerus dan agen perubahan harus
berada di garis terdepan dalam upaya
mengurangi dampak negatif dari sampah
plastik. Oleh karena itu, penelitian ini
bertujuan untuk mengukur pengurangan
sampah plastik melalui penggunaan tumbler
di kalangan mahasiswa.
Selain untuk menjaga lingkungan,
penggunaan tumbler sebagai alternatif untuk
botol plastik sekali pakai bisa mendorong
kesadaran akan pentingnya keberlanjutan.
Dengan mengganti kebiasaan minum dari
botol plastik ke tumbler, mahasiswa dapat
berkontribusi dalam mengurangi jumlah
sampah yang dihasilkan setiap harinya.
Melalui survei dan analisis data, laporan ini
akan mengeksplorasi sejauh mana perubahan
perilaku ini dapat mempengaruhi
pengurangan sampah plastik secara
keseluruhan di lingkungan kampus.
Berdasarkan pertanyaan seberapa
pentingkah menjaga lingkungan, 96,3%
menjawab sangat penting dan 3,7% menjawab
cukup penting. Hal ini membuktikan bahwa
menjaga agar lingkungan bebas dari sampah
organik maupun anorganik memanglah sangat
penting. Maka dari itu diperlukan kesadaran
dari seluruh pihak yang berada pada suatu
lingkungan untuk berpartisipasi dalam
menjaga lingkungan tersebut.
Pada pertanyaan selanjutnya ditanyakan
seberapa sering responden membeli minuman
kemasan dalam sehari, diperoleh hasil 70%
responden jarang membeli minuman
kemasan. Hal ini memiliki dampak yang baik
terhadap lingkungan karena dengan
berkurangnya penggunaan kemasan plastik,
maka sampah plastik yang akan
mengakibatkan kerusakan lingkungan akan
berkurang.
Selanjutnya ditanyakan apakah sampahsampah yang ada di lingkungan kampus dapat
mengganggu aktivitas mahasiswa, dan
responden 100% menjawab ya. Hal ini
membuktikan bahwa sampah-sampah dapat
mengganggu aktivitas mahasiswa dari
berbagai macam aspek. Entah itu karena
baunya yang mengganggu, ataupun karena
sampah itu sendiri yang membuat lingkungan
kampus terlihat kumuh dan membuat
mahasiswa tidak nyaman.
Selanjutnya ditanyakan mengenai
keefektifan penggunaan tumbler untuk
mengurangi sampah plastik, dan diperoleh
44% responden menyatakan sangat efektif.
Pandangan ini mencerminkan kesadaran yang
meningkat di kalangan mahasiswa mengenai
pentingnya tindakan individu dalam
menanggulangi permasalahan lingkungan.
Selanjutnya ditanyakan apakah
responden memiliki tumbler pribadi, dan
96,4% responden sudah memiliki tumbler.
Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran akan
pentingnya penggunaan tumbler dalam
mengurangi sampah plastik semakin
meningkat di kalangan mahasiswa.
Kepemilikan tumbler pribadi dapat
berkontribusi langsung pada pengurangan
penggunaan botol plastik sekali pakai.
Selanjutnya pada pertanyaan seberapa
sering responden membawa tumbler ke
kampus, diperoleh hasil 67,9% responden
membawa tumbler setiap hari. Temuan ini
sangat signifikan dan menunjukkan bahwa
penggunaan tumbler telah menjadi bagian
integral dari rutinitas harian siswa. Dengan
membawa tumbler secara konsisten,
responden tidak hanya mengurangi
ketergantungan padabotol plastik sekali pakai,
tetapi juga berkontribusi pada pengurangan
sampah plastik secara keseluruhan.
Lalu ditanyakan kepada responden apa
alasan utama dalam menggunakan tumbler,
dan 33,3% menjawab hemat, 33,3%
menjawab kesehatan, serta 29,6% menjawab
menjaga lingkungan. Hal ini menunjukkan
selain untuk menjaga lingkungan dari
sampah-sampah plastik, penggunaan tumbler
memiliki banyak manfaat lain, contohnya
menghemat pengeluaran yang sangat sejalan
dengan mahasiswa yang sebagian besar
merupakan anak rantau, juga untuk menjaga
kesehatan yang sangat penting bagi
mahasiswa karena padatnya jadwal membuat
mahasiswa lebih mudah terkena penyakit.
Pertanyaan terakhir, ditanyakan kendala
apa yang dihadapi responden saat
menggunakan tumbler, 63% menjawab
membuat tas terasa berat. Meskipun ada
kesadaran yang tinggi akan pentingnya
menjaga lingkungan, faktor kenyamanan dan
kemudahan membawa tumbler tetap menjadi
tantangan.
Kesimpulan
a. Kontribusi penggunaan tumbler dalam
mengurangi sampah plastik di lingkungan
kampus
Berdasarkan hasil survei, mayoritas
responden (44,4%) menganggap
penggunaan tumbler sangat efektif dalam
mengurangi sampah plastik di lingkungan
kampus. Ini menunjukkan bahwa
kontribusi penggunaan tumbler untuk
mengurangi sampah plastik memang
dirasakan oleh warga kampus.
b. Faktor yang mempengaruhi penggunaan
tumbler di kalangan mahasiswa
Banyak sekali hal-hal yang
melatarbelakangi mahasiswa untuk
menggunakan tumbler selain untuk
menjaga lingkungan. Buktinya, alasan
34,6% atau sebagian besar responden
adalah untuk menjaga kesehatan. Karena
dengan membawa tumbler, kita bisa
megurangi konsumsi minuman siap saji
yang kurang sehat. Selain itu, 30,8%
responden memilih alasan untuk
berhemat. Hal ini merupakan salah satu
alasan kuat karena mengingat bahwa
kebanyakan mahasiswa merupakan anak
rantau dan harus bisa mengelola
pengeluaran dengan baik.
c. Tantangan yang dihadapi dalam
penggunaan tumbler
Sebagian besar responden merasa
membawa tumbler membuat tas lebih
berat karena mahasiswa perlu untuk
membawa buku bahkan laptop ke kampus.
Dengan adanya tantangan ini, penting
untuk mempertimbangkan desain dan
ukuran tumbler yang lebih ergonomis agar
lebih mudah diakses dan digunakan dalam
kehidupan sehari-hari mahasiswa.
d. Dampak ekonomi penggunaan tumbler
bagi mahasiswa
Seperti yang telah dibahas sebelumnya,
30,8% responden memilih menggunakan
tumbler untuk berhemat. Sehingga,
penggunaan tumbler sangat berpengaruh
terhadap ekonomi para mahasiswa.
Dengan menggunakan tumbler,
mahasiswa dapat menyimpan uang yang
seharusnya digunakan untuk membeli
minuman. Dengan ini, ekonomi
mahasiswa akan membaik
Saran
1. Edukasi dan Kampanye:
Kampus perlu terus mengedukasi
mahasiswa tentang dampak buruk sampah
plastik dan pentingnya menggunakan
alternatif seperti tumbler. Kampanye
kreatif, seperti lomba desain tumbler atau
penghargaan bagi mahasiswa yang
konsisten menggunakan tumbler, dapat
meningkatkan partisipasi.
2. Fasilitas Pendukung
Penyediaan stasiun pengisian air
minum di berbagai titik strategis kampus
akan mendorong mahasiswa lebih aktif
membawa tumbler. Fasilitas ini harus
mudah diakses dan dijaga kebersihannya.
3. Kebijakan Kampus:
Kampus dapat menerapkan
kebijakan seperti melarang penjualan
botol plastik sekali pakai atau
memberikan diskon bagi pengguna
tumbler di kantin kampus. Kebijakan ini
akan mendorong perubahan perilaku
mahasiswa secara sistemik.
4. Kolaborasi dengan Pihak Eksternal:
Kampus dapat bekerja sama dengan
organisasi lingkungan atau perusahaan
untuk memberikan subsidi tumbler,
sehingga lebih banyak mahasiswa dapat
menggunakannya.
Daftar Pustaka
Arico, Z., Jayanthi, S. (2018). Pengolahan
Limbah Plastik Menjadi Produk Kreatif
sebagai Peningkatan Ekonomi
Masyarakat Pesisir. Jurnal Pengabdian
kepada Masyarakat. 1, 1-6.
Asih, H. M., dan Fitriani, S. 2018.
Penyusunan Standard Operating
Procedure (SOP) Produksi Produk
Inovasi Ecobrick. Jurnal Ilmiah Teknik
Industri. 17(2), 144-150
Fadhilah, A., Heri sugianto, Kuncoro Hadi,
Satriya Wahyu Firmandhani, Titien
Woro Murtini, dan Edward Endrianto
Pendelaki. (2021). Kajian Pengelolaan
Sampah Kampus Jurusan Arsitektur
Fakultas Teknik Universitas
Diponegoro. 11(2), 62.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H