Bagaimana Rasisme Dapat Terjadi?
Rasisme merupakan isu yang sangat kental dalam kehidupan manusia, baik warga negara Indonesia maupun dunia. Peristiwa ini tak luput dari supremasi kulit putih atau Kaukasia, yang menjadi akar permasalahan rasisme di seluruh dunia hingga saat ini.Â
Hal ini sering sekali terjadi, dimulai pada pertengahan abad ke 15. Saat itu, masyarakat atau orang-orang Afrika dijadikan budak oleh kaum Portugis diluar dari negara itu sendiri.Â
Dari situ, lahirlah maraknya perbudakan berjuta-juta kaum Afrika di wilayah Amerika dan Eropa. Karena rata-rata orang Afrika berkulit hitam dan mereka diperbudak, orang-orang yang memiliki ras kulit putih mulai menganggap ras mereka lebih tinggi derajatnya dibanding ras kulit hitam tersebut, yang kemudian lebih dikenal sebagai supremasi kulit putih (white people supremacy).
Pada saat yang sama, di Inggris, mereka menganggap bahwa Irlandia merupakan ras rendahan. Karena itu, Inggris mulai merampas kemerdekaan orang-orang Irlandia, dan memberinya julukan savage.Â
Hal ini merupakan tombak dalam sejarah rasisme besar-besaran di Inggris, yang juga memengaruhi banyak pihak bahkan Afrika dan Indiana, suku asli di Amerika.
Inggris membuat kontrol sosial secara resmi bertajuk Penal Law yang membuat mereka dengan ganasnya memusnahkan identitas kesukuan orang-orang Irlandia, merebut lahan-lahan mereka, dan melakukan kekejaman kepada para pekerja yang merupakan orang Irlandia.
Penal Law sendiri juga digunakan oleh Inggris untuk melakukan kebengisan pada Afrika dan Indian. Undang-undang tersebut nantinya dikembangkan lagi oleh Amerika.
Bagaimana dengan Rasisme di Indonesia?
Di Indonesia sendiri, rasisme bukan main maraknya dan dapat ditemui kapan saja, di mana saja. Bukan hanya orang dewasa, anak kecil bahkan lansia pun sering ditemui melakukan tindak kekejaman ini, mengikuti paham dari leluhur mereka sebelumnya. Contoh kecilnya adalah stereotip terhadap suku tertentu. Misal, suku A dianggap pandai mencari uang, suku B dianggap dianggap temperamental dan brutal, atau suku C yang dianggap pekerja keras. Saking seringnya terjadi, orang-orang bahkan tidak menyadari bahwa stereotip yang mereka percayai merupakan sebuah tindakan yang tidak wajar.
Tidak hanya sampai di situ saja, tindak rasisme di Indonesia juga mencakup pengucilan suku tertentu seperti Papua atau etnis Tionghoa di Indonesia. Tidak jarang mereka dikucilkan, direndahkan, bahkan peristiwa kekerasan pun tak luput dari nalar.