Penggunaan sosial media semakin bertambah setiap tahunnya. Jumlah pengguna sosial media di indonesia mencapai 150 juta atau 56% dari jumlah total populasi. Sosial media hadir untuk wadah komunikasi yang memudahkan seseorang untuk bertukar informasi. Menurut penelitian Pew Research Center sosial media tidak dapat dipisahkan dari kehidupan remaja. Di satu sisi sosial media dapat membantu remaja mengembangkan keterampilan komunikasi ,Di satu sisi lain sosial media memiliki dampak negatif remaja termasuk risiko penyakit mental.
Penggunaan sosial media yang kurang bijak dapat berpengaruh pada kesehatan mental. Banyak remaja yang mengekspresikan keluhan mereka di media online untuk mendapatkan suport dari teman-teman mereka,Meski begitu hal itu bisa mengekspos ke dalam komentar atau tuduhan yang negatif dari orang yang melihatnya. Reaksi negatif yang didapatnya bisa meningkatkan depresi yang alami. Bagaimana penggunaan sosial media dapat berpengaruh pada kesehatan mental? Faktanya di sosial media remaja juga mengalami perlakuan yang buruk. Pew Research Center tahun 2018 menunjukan satu dari enam remaja mengalami perlakuan penganiyaan online mulai dari :Â
a. panggilan nama (42%)
b. menyebar rumor palsu (32%)
c. Menerima gambar eksplisit yang tidak diminta (25%)
d. Mendapat ancaman fisik (16%)Â
Hal yang membuat kondisi semakin buruk yaitu ketika para remaja menganggap hal negatif yang terjadi sosial media sebagai hal yang "lumrah", jika terus dibiarkan maka dapat memicu masalah yang dapat serius lagi. Menggunakan sosial media yang cerdas salah satu upaya membentengi diri dari dampak negatif sosial media terhadap kesehatan mental. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H