Akibat note “A Ph.D (Permanent Head Damage) Student” kemaren muncul tanggapan dan pertanyaan dari beberapa orang teman. Mohon jawaban dibawah jangan dijadikan referensi ya, secara jawabannya juga ngawur ndak jelas, tergantung mood…^_^…Dan juga tidak didukung oleh data valid, karena tidak ada pembuktian secara empirik,...hehehe Tanya: Pas ngerjain S1 kemaren saya juga suka begadang, kelapangan berhari-hari dan juga mengalami diburu-buru pembimbing. Kira-kira gak ada bedanya kan sama ngambil Ph.D? Jawab: Ada dunk bedanya. Kalo pas S1 kemaren begadang dan kelapangan berhari-hari kan rame-rame sama teman-teman sekelas. Kalo pas ngambil Ph.D semuanya dilakukan sendiri karena tidak ada teman diskusi, secara penelitian Ph.D berbeda tiap orangnya (kalo ada yang sama,….weeiittss dijamin ndak lulus..:-D). Paling yang akan sama mungkin metode secara garis besar namun spesifiknya yang tahu ya hanya si student Ph.Dnya. Makanya ngumpulin data ke lapangan, bisa makan waktu berbulan-bulan secara dikerjakan sendiri. Kadang udah berbulan-bulan, data juga gak diperoleh. Kebayangkan gimana frustasinya. Dalam hal ini pembimbingpun tidak bisa membantu banyak. Jadi biasanya kalo pas tamat S1 dan S2 itu, masih dengan semangat menggebu-gebu untuk mengubah dunia, tapi sejalan dengan waktu,….ambisi-ambisi yang ada mulai surut, lah iya lah,..kapan tamat aja ndak jelas,...^_o [caption id="attachment_257423" align="alignnone" width="500" caption="Pergeseran ambisi nih,...dari saat tamat S1 ato S2,..ke saat Ph.D"][/caption] Tanya: Emangnya anak-anak Ph.D itu pada nerd ya? Gak gaul…hehehe Jawab: Bisa ya dan bisa tidak tergantung gaulnya sama siapa…hehehe. Tapi jangan kuatir, kita bukan manusia gua kok,..hehehe.. Buktinya kita juga sering nonton film ke bioskop, makan diluar, walo kadang ujung-ujungnya jadi lahan curhat tentang risetnya,..hehehe. Kalo becandanya rada garing ya wajar soalnya kadang ndak bisa membedain mana lelucon dan mana yang enggak,..maklum temennya cuma komputer, buku dan jurnal,.. Dan ini kadang juga bikin telmi, sehingga kalo ada yang lucu ketawanya belakangan, soalnya dianalisis dulu,... Kalopun ketawa bareng, coba tanyain lucunya dimana,..dia mah bakalan bingung juga kenapa,..hehehe [caption id="attachment_257425" align="alignnone" width="500" caption="Ternyata Ph.D itu ndak bikin tau apa-apa ya,..malahan lebih banyak gak taunya,..:-D"][/caption] Tanya: Kok pertanyaan tentang thesis itu sensitif banget ya? Jawab: Waduh, kalo itu mah emang sensitip,…secara jawabannya itu tidak bisa dihitung atau dikalkulasi, karena berada dalam kondisi ketidakpastian, jadi semuanya adalah ‘depend on’ alias ‘tergantung pada’….. Nah itu, bisa tergantung pada pembimbing, tergantung pada software yang mudah-mudahan bisa jalan, tergantung pada ilham dari yang maha kuasa,….dan tergantung juga pada beasiswa alias sponsor,..hehehe.. [caption id="attachment_257430" align="alignnone" width="500" caption="Jadi,..sudah rahasia umum kalo jangan coba-coba nanya gimana riset ato kapan selesai Ph.Dnya,.."][/caption] Tanya: Memangnya pertemuan dengan pembimbing itu mengerikan ya? Jawab: Sebenarnya sih pembimbing itu baik, hanya coretan dan komentarnya itu yang bisa bikin serangan jantung dan terjadi kekurangan darah secara tiba-tiba dibagian muka alias pucat pasi. Soalnya kadang si pembimbing mungkin baru dapet ilham, begitu lihat data yang ada, tiba-tiba dia minta dianalisis dengan metode lain, atau mencoba mengaplikasikan teori yang lain. Tapi biasanya sih, kalo ngasih komen diawalnya dia bilang kalo excellent work,…cuma harus hati-hati, pujian diawal biasanya mempunyai akhir yang mengerikan. Jadi mending dibantai diawal dan diakhiri dengan pujian. Tapi yang seringnya sih, ndak ada pujian tapi banyak kritikan,...hehehe.. [caption id="attachment_257432" align="alignnone" width="500" caption="Komennya pembimbing ini yang bisa menimbulkan sesak nafas, anemia diwajah, dan dehidrasi karena banyak mengeluarkan air mata...^_^"][/caption] Tanya: Lah kalo tau Ph.D itu susah kok diambil? Jawab:...Yeeeeeee...kalo tau susah juga mikir-mikir dulu bakal ngambil...:-P Tapi sih, mumpung ada yang nawarin dan jadi sponsor, kenapa enggak. Trus, Ph.D itu enggak butuh pinter-pinter banget, karena proses yang dijalanin bertahun-tahun itu yang bakalan mengasah otak. Cuma yang mesti diperhatikan ada 2 hal, yaitu ketahanan fisik dan mental. Kalo fisik karena mesti begadang, duduk berjam-jam (kadang berhari-hari karena nungguin simulasi), baca tumpukan literature, dsb. Biasanya akan terserang berbagai macam penyakit, seperti ambeien karena kelamaan duduk, maag karena makan apa adanya dan biasanya perbaikan gizi pas ada symposium ato seminar (secara makanannya komplit,..^_o), kena migrein apalagi habis membaca email dari pembimbing, ataupun terkena dehidrasi akibat banyak mengeluarkan airmata. Nah, kalo ketahanan mental juga dibutuhkan disini. Misalnya bersedia dibilang gila secara suka ngomong-ngomong sendiri, apalagi pas lagi dapet ilham. Punya muka tebal sehingga mau dikatain apa aja ndak mempan. Bisa menulikan telinga, masuk telinga kanan keluar lagi ditelinga kanan,...soalnya kalo keluar telinga kiri mah, pasti ada yang tinggal dikepala. Yang ini nih, diperlukan banget karena yang dihadapi bukan hanya pembimbing, tapi tuntutan sekeliling, seperti dari keluarga. [caption id="attachment_257439" align="alignnone" width="500" caption="Karena beginilah grafik yang bakal dihadapi saat memutuskan mengambil Ph.D,...hehehe"][/caption] Apalagi ya? Banyak sih, cuma males aja mikirnya. Kalo kebanyakan ntar jadi satu riset pula,..jadi mesti diakhiri disini nih,..^_^ (credit goes to Jorge Cham for his phenomenal comics at www.phdcomics.com)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H