Jika belakangan kita senantiasa mendengar adanya kasus korupsi yang dilakukan oleh orang beragama, para birokrat, juga pejabat pemerintah, bukankah agamawan yang mengawal agama-agama lebih mulia turut berperang (jihad) melawan para koruptor?
Persoalan kemanusiaan yang menimpa negeri ini sebenarnya masih banyak. Oleh sebab itu, bukan sesuatu yang susah jika umat beragama hendak memberikan pelayanan yang tulus atas penderitaan rakyat di negeri ini. Soal gagal panen yang menimpa petani, harga sembako yang membumbung tinggi, kekeringan yang mulai melanda beberapa daerah, kemiskinan, kebodohan dan juga pengangguran. Belum lagi soal korupsi berjamaah yang dilakukan umat beragama.
Semua problem sosial ini sebenarnya dapat menjadikan umat agama untuk merekatkan tali silaturahim dan solidaritas religiusnya, ketimbang senantiasa memata-matai sesama penganut agama, lalu diserang dan diancam. Kerja kemanusiaan, sejatinya akan mengangkat derajat umat beragama itu sendiri ketimbang berperilaku kejam atas sesama penganut agama.
Tapi, jika agamawan tidak menganggap kasus korupsi yang dilakukan tokoh agama dan orang beragama sebagai masalah besar, dan masalah-masalah diatas sebagai penderitaan bersama, lalu apalagi yang bisa menjadikan umat bangsa ini bisa bersatu dalam mengatasi berbagai persoalan kemanusiaan yang terus menguntit di belakangnya?
Dengan kejadian yang menimpa bangsa ini, agaknya memang umat beragama di negeri ini belum bisa menghargai perbedaan paham teologis, sehingga dengan sendirinya kehidupan demokrasi dalam beragama masih merupakan mimpi belaka. Kemerdekaan beragama bukanlah gagasan yang telah riil adanya di tanah air, sebab nyatanya umat beragama lebih memilih jalan kekerasan dan pemaksaan dalam beragama.
Padahal sejatinya, bukankah kehidupan ini akan terasa lebih indah dan berwarna bila kita hidup berdampingan dengan damai, merayakan keragaman dalam keberagamaan? Hal yang mudah diucapkan tapi sulit dilakukan, bukan?
-----------------
Nana Suryana.
Cijagra, Jumat, 18 Februari 2011.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H