Mohon tunggu...
Ratna Sari Ferucha Hananditya
Ratna Sari Ferucha Hananditya Mohon Tunggu... -

Lulusan MIPA Kimia Unsyiah, MC, menyukai astronomi, fotografi dan senang menulis, berkecimpung di dunia Radio, saat ini aktif dengan misi pendidikan untuk anak-anak terutama anak disability anak-anak "istimewa" yang terlahir dengan kemampuan "khusus", agar generasi Indonesia menjadi lebih baik. Aktif dalam kegiatan generasi gemar membaca, & motivasi untuk generasi briliant.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Mau Tahu Gunanya Cermin (Melihat dari Sisi Lain Kasus Olga)

30 Juni 2012   10:51 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:24 1299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dia tak pantas hidup di muka bumi ini. Tersentak Aku membaca statement tersebut, jujur saya juga kurang menyukai  candaan sosok Presenter yang juga merupakan Icon Acara Dahsyat.  Menjadikan sebuah kalimat suci yang memuat arti yang sungguh mulia memang tidak bisa dimaafkan, tetapi dalam hal ini hati saya berkata bahwa saya harus melihat dari sisi netral. Tunggu dulu, jangan meledak-ledak salah menilai pemahaman saya tapi tolonng di baca terlebih dahulu Cooling down!.

Begini kita melihat dulu sosok Olga yang seperti apa, Aku yakin bahwa tentunya Dia tidak bermaksud aneh & tak layak, sebelum kita mencaci coba lihat dimensi tentang karakter dia. Maaf Aku tak menyebutnya Hermaprodit tapi siapapun tentu tau kelatahan dia, cara bercanda dia, yang aku tangkap dari candaan Olga adalah tidak bermaksud ke hal yang ekstrim, aku rasa ada y lebih ekstrim lagi dari candaan-candaan yang sering kita dengar disini, jujur saja kita tak betul hal tersebut. Contoh kecil saja, di Aceh sendiri yang notabene penduduknya Islam, berani saing-saingan dengan suara azan kala resepsi pernikahan, meskipun gedung tempat kondangan teramat dekat dengan masjid bahkan ada tempat yang memang berada di lokasi yang hanya berjarak 5 meter dari masjid yang juga tempat untuk berkumpulnya jamaah haji.

Bahkan baru-baru ini di prada tempat aku tinggal, sejak jam 10 pagi suara nyanyian melengking sudah cukup membuat telinga cempreng, aku bahkan menyebut bahwa “resepsi adalah salah satu ajang gratis untuk berkaroke dengan sepuas-puasnya ga pake bayar”. Kalian tentu ingat bahwa minggu yang lalu tanggal 23 Juni 2012 ada gempa 6,6 SR, jujur pada saat itu aku tidak ngeh sama sekali dengan gempa begitu juga dengan nenek depan rumahku, hanya saja ketika ayahku menelpon & status dari temen-temen di FB yang mengupdate info tentang gempa baru membuat aku ngeh, bagaimana mau sadar gempa coba, jika suara gerombolan tim karoke di tempat kondangan sudah cukup membuat goncangan. Aku memang sempat mendengar suara teriakan dari peserta tamu berteriak gempa gempa, tapi setelah itu kembalii melanjutkan nyanyian yang lebih mengguncangkan lagi.

Begitu juga dengann gempa 8,5 SR pada bulan April Tempo lalu, gempa yang sempat membuat panic seluruh warga Aceh bahkan di Indonesia & international khawatir betul akan kondisi keluarganya yang berada di Aceh, atau yang sedang kuliah di luarnegeri. Tapi apa yang terjadi pada malam harinya, sempat-sempatnya baru di tarik peringatan Tsunami, yang terjadi sungguh lebih menghinakan dari yang Olga lakukan, mesum di jembatan terang-terangan di sebuah jembatan yang baru selesai di buat yang membuat jalur untuk kelambaro jadi lebih dekat, malah berpose-pose norak seperti putri duyung yang lepas terdampar di darat pada malam hari.

Begitu juga ketika hidup lampu beramai-ramai di warung kopi menghidupkan acara-acara yang mengumbar nafsu dengan goyangan dahsyat meliuk-liuk yang membuat kaum Adam meneguk liurnya. Mesjid kembali sepi.

Lantas ketika di masjid sedang shalat jumat, selalu saja keluar dari new feed FB status dari para lelaki yang sedang shalat jumat sempet2nya up date status ketika mendengar ceramah jumat, ketika sang khatib naek kemimbar, padahal salah satu waktu palig ijabah untuk di kabulkan doa. Apa itu bukan penghinaan terhadap Agama?? Ga melecehkan itu namanya?

Terus acara-acara penuh nafsu yang sering di gelar di hotel terkenal di banda aceh yang setiap acara hanya bisa kita sekedar mengutuk saja, mengapa ga berani bertindak.

Baik sekarang berbalik Kediri kita sendiri, mungkin terlalu gampang melihat cermin bagi orang lain, padahal banyak cela yang kita lakukan. Memamerkan rumah mewah disaat ada sodara kita yang rumahnya kebakaran kehilangan seluruh harta benda bahkan sanak keluarga, memamerkan istri yang cantik dengan segudang materi yang sudah di dapatkan, belum lagi memamerkann makanan-makan lezat, memamerkan kunjungan  keluar negeri ketempat-tempat prestisius dan lain sebagainya. Pernah tidak kita menyadari bahwa disaat memperlihatkan rumah mewah berserta isi rumah yang berharga milyaran, disana justru ada sodara sodara kita yang bahkan setiap saat dag dgi dug tak tenang khawatir karena tak punya uang untuk biaya sewa, mereka yang tak punya tempat tinggal getir hatinya memikirkan kemana harus berteduh, sadarkan kita bahwa disana ada sosok yang telahkehilangan anaknya karena kebakaran rumah, hanya memiliki baju di badan yang berhasil selamat, pernah kita mau berempati terhadap bocah kecil yang badannya teramat ringkih mencuci piring-piring mengepel mengangkat ember berisi air di sebuah warung makan, disaat teman-teman sebayanya sedang menikmati nikmatnya belajar disekolah. Kemaren aku melihat bocah yang tidur dengan ban bekas sebagai alas kepala dia tidur disebuah tempat tunggu di depan SD di prada. Miris rasanya.

Kita acuh & bangga ketika memperlihatkan rencana-rencana berpelisir keluarnegeri, omset kerja yang berhasil kita dapatkan, kita pamerkan di FB melabelkan kata syukur yak berkah dhuha sebagai tanda kita alim, maaf saya menghormati itu tapi layakkan kita memamerkan hasil kerja dengan omset menggiur di fb ketika masih banyak sosok sodara kita yang bahkan Cuma bisa memanfaatkan barang rongsokan yangtak kita pakai sebagai hal berharga bagi dia.

Yuks kita lihat yang lain, kita mengecam sosok Olga tapi adakah terpikir di hati kamu bahwa bagaimanakah sikap kita dalam bertetangga, apakah kita justru menjadi bumerangbagi tetangga? Tanpa kita sadari bahwa rembesan air bak yang bocor dari rumah justru telah membuat baju-baju tetangga kita menjadi basah oleh air PUPS anda dan membuat 2 kotak baju-baju bersih menjadi tak layak pakai, pernahkah kita sadari bahwa gara-gara kelakuan kita tetangga menjadi rugi, terdholimi.

Begitu juga dengan Air, aku pernahmelihat air yang dibiarkans aja keluar dari kran melupa dari bak berjam-jam, padahal di luarsana ada sodara kita yang berhemat air bahkan menumpang mandi di kampus, di masjid bahkan menampung air hujan karena kesulitan air, teman-teman tentu tahu betapa vitalnya air bagi kehidupan. Tak hidup lampu beberapa hari saja yang membuat air tak mau keluar dari kran saja sudah membuat kita uring-uringan.

****

Aku bersikap netral bukan berarti memaklumkan tindakan Olga, tentu saja tidak. Tapi ada kalimat yang sangat tidak etis dengan mengatakan bahwa Olga tak layak hidup di muka bumi ini, dsini aku melihat bahwa itu juga semacam pelecehan juga terhadap Islam, dalam arti Allah itu maha pengampun, sebelum pintu tobat iti di tutup Allah masih mau mengampuni dosa-dosa manusia bahkan sebanyak bulir ombak dilaut, sebanyak bintang di langit. Saya rasa teman-teman tentu paham Agama, bahwa seburuk apapun hamba-Nya, Allah sangat pemurah mau menerima tobat manusia. Bahkan Allah lebih menyukai sosok hamba-Nya yang minta ampun setiap saat ketimbang yang merasa dirinya baik.

Saya lupa sumber yang saya baca, tetapi intinya seperti ini, pernah suatu ketika di Tanya mengapa Allah mau memaafkan hambanya yang berbuat Nista, menyembahberhala, tukang buat Onar di dunia, manusia paling brengsek, lantas di jelang penutup Usianya dia menyadari akan Tuhan semesta alam adalah Allah, ia menyadari bahwa taka da yang patut disembah dan di minta pertolongan selain Allah, lantas pada saait itu Allah mengampuni dosa-dosanya dan mengabulkan doanya, padahal dulu ia adalah sosok yang berada di garda terdepan dalam menentang Islam.

Mau tahu mengapa Allah memaafkannya? Jawabnnya adalah, Jika Allah tak mau mengampuni dan mengabulkan doa hambanya yang sudah taubat nasuha tersebut apa bedanya dengan latta & uzza ataupun berhala-berhala yang disembah oleh kaum musyrik? Jika Allah justru menjadi zat yang pendemdam tak bukan zat yang maha pengampun.

Sadarkah kita bahwa acapkali kita lupa kalau kita bahkan menjadi salah satu sebab orang lain menderita rugi, sadarkan kita hanya gara-gara sifat ego kita telah menjadi salah satu sebab mahasiswa menjadi terpaksa hengkang keluar dari kampus yang sudah payah ia berjuang, ikut bimbel, spbm, sewa rumah kos, biaya hidup, kita ga pernah mau berbaik hati mengingat peluh keringat orang tuanya di kampong berjibaku dengan sawah panas terik matahari, bahkan mengapa kita tak mau mengingat bahwa untuk membeli formulir SPMB/SNMPTN itu adalah hasil keringat dia mengupas kerang, mengupas buah asam, memanjat pohon kelapa tergerus kulitnya.

Subhanallah bukan, betapa indahnya Islam. Hanya saja yang terjadi saat ini adalah sebaliknya Islam di buat seperti mengerikan, salah sedikit  langsung hajar, bakar.

Selain itu aku melihat setelah kasus Olga yang terjadi adalah ada beberapa acara di infotainment yang justru ketika protes terhadap Olga meningkat & terus bergulir kerap aku melihat & mendengar seperti megulok-ulok, ketika mereka ga sadar bilang Assamulaiakum, secara tidak langsung mereka seperti mengatakan “eh hati-hati lho ntar lu bakal kena kayak Olga” jadi semacam ada sisi sindiran halus lagi terhadap Islam.

****

Overall, dengan kejadian Olga dan juga kasus kasus lain yang pernah merebak, ada banyak hal yang sebenarnya itu menjadi cambuk bagi kita, yaitu ketika memvonis kesalahan pada orang yang berbuat kesalahan, pernah tidak kita menyadari bahwa come on mari kita melihat dari sisi lain, bisa saja dia awan terhadap hal tersebut, sama halnya ketika kita memarahi anak-anak kita, bisa saja dia berbuat salah karena dia “awan” belum sampai ilmu tersebut kepada dia, jadi kembali lagi kepada diri kita sendiri, aku percaya, seperti kata ustad bahwa ketika dulu saat di Rohis, disehati bahwa jangan pernah melihat mereka yang jilbabnya belom benar, pakaiannya belum tertutup dengan baik, jangan langsung menjugde mereka adalah salah satu salon penghuni neraka, tidak boleh itu. Hidayah itubelum sampai kemereka, mereka melakukannya karena belum tahu, percayalah jika mereka sudah tahu hal itu mereka pasti tak akan melakukan hal tersebut. Buktinya apa, beberapa bulan kemudia ketika di lakukan pendekatan halus, memahami dia, justru orang-orang yang tadi dianggap ga baik, justru menjadi yang paling bagus agamanya, paling bagus pakaiannya dalam arti sesuai syariat paling bagus bacaan Al Quranya, tahajudnya paling giat berjuang dalam menyampaikan dakwah paling peduli jauh lebih baik dari yang mencibir tadi.

Kita ga pernah tahu hati manusia, kita juga tidak berhak menjugde dan menklaim seseorang akan menjadi penghuni VIP di surge, ga berhak kita. Lebih baik kita mendoakan sodara-sodara kita, jika kita sudah tak mampu mengubahnya.

****

Aku pernah mendengar sebuah riwayat yang menyatakan bahwa, bahkan seorang ustad pun belum ada jaminan dia akan masuk surga, Surga ituadalah milik Allah, hak Allah untuk menentukan siapa yang berhak untukmenjadi penghuni sirga, kita bahkan takpernah tahu bahwa bisa saja karena Air mata dari seorang hamba yang sungguh-sungguh menyesali kesalahan & kekhilafannya secara ikhlas yang bahkan mmebuat penghuni langit ingin tahu siapa gerangan suara yang menggetarkan semesta, yang membuat dia masuk surga.

Lidah & ucapan jika salah di ucapkan justru bisa menjadi pembinasa Amalan, binasa Iman. Teman-teman pasti pernah mendengar sebuah riwayat, tentang sbeuah kisah pada saat itu ada 2 orang sodara yang berbeda kelakuan yang stau sangat taat beragama yang stau nauzubillah bangsatnya. Pada suatu hari sodaranya sudah sangat muak melihat kelakuan sodaranya hingga pada saat itu dia mengatakan sebuah kalimat yang sangat fatal bagi hidupnya, Demi Allah, dosa-dosamu & kelakuannyamu tak akan pernah di maafkan Allah”

Dia tidak sadar bahwa kalimat itulah yang menjadi pembinasa amalannya seperti api yang membakar kertas tak bersisa. Allah marah, karena ketika dia mengatakan kalimat tersebut, itu sama artinya tidak tidak mem[ercayakan akan sifat Allah yang maha pengampun, sama saj kita tidak percaya bahwa sungguh Allah maha pemberi Tobat. Allah justru lebih menyukai hambanya yang selalu meminta ampun ketika berbuat salah ketimbang merasa dirinya tak berdosa & bercela.

******

Ada alasan mengapa Aku menulis tulisan ini, saat aku berdiskusi tentang kakak aku, jujur aku termasuk yang sering melihat sosok & sepak terjangnya Olga sejak dulu masih belum terkenal masih menjadi bual-bualn si komeng dsetiap acara di transTV, taulah klu di acara lawakan yang masih junior sellau kena pukul beneran, di dorong beneran, candaan yang bikin hati terisis, tapi aku melihat meskipun dia ya di cap cowok yang rada-rada cewek tapi betapa malunya diri ini dia selalu mengucapkan kalimat Astagfirullahal Adhim klu ada hal-hal yang mebuat dia takut, coba lihat ketika ada hal-hal yang mengerikan yang dilontarkan oleh rekan kerjanya dia sering bilang Astagfirullahal adhim, juga ketika dia menjenguk sosok fans dia yang tekena kangker, tulus dia berdoa.

Tapi ada yang paling penting yang ingin aku sampaikan, ketika ada sahabat, siapapun dia yangberbuat salah jangan pernah lupakan kebaikan dia, hal positif dari seseorang.

Mau tahu alasan terbesar aku menuliskan tema ini, karena jujur aku teramat malu pada diri sendiri, aku yakin kalian juga akan begitu. Pernahkah kita tahu bahwa, di balik sosok Olga, ketika jeda iklan setiap acara, dia selalu menyempatkan waktunya untuk shalat Dhuha, makanya ketika iklan sudah selesai adan acara di lanjutkan dia sering agak terlambat beberapa menit untuk tampil kembali di pentas salah satunya acara Dahsyat. Bagaimana dengan kita? Aku rasa untuk sebuah meetingdengan bule atau klien saja kita tak pernah berani meminta permisi untuk izin shalat wajib, apalagi sunnah bahkan yang teramat berani kita lakukan adalah menunda dan memilih shalat di penghujung waktunya bahkan sudah detik terakhir mau masuk jadwal shalat berikutnya.

Mau tau gunanya cermin? Aku rasa kalian lebih tahu jawabannya.

30/06/2012

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun