Ada yang lucu di debat Capres tadi malam. Yaitu, pengakuan Prabowo tentang "nasehat" para penasihatnya, supaya jangan percaya/jangan dengar apa pun yang akan dikatakan Jokowi.
Dalam hati aku bertanya, sebegitu "ngeri"kah permusuhan di dalam hati para orang dekat/tim pakar/penasihat Prabowo terhadap Jokowi? Sehingga tidak ada sedikit pun lagi ruang untuk pikiran logis dalam benak mereka? Atau kah memang demikian cara memenangkan debat yang ampuh, seperti gaya Fadli Zoon itu? Sehingga tak ada kemungkinan adanya kebenaran di dalam diri Jokowi.
Tapi untunglah Prabowo memiliki akal sehat.Tentang ekonomi kreatif, dia terus terang mengabaikan nasihat para penasihat itu, dan mengaku "sependapat/setuju" dengan Jokowi. Kali ini aku harus akui bahwa Prabowo memang Gentelman, Prabowo masih memiliki akal yang lurus. Masih mampu membedakan mana yang baik, mana yang tidak baik.
Aku lantas berhayal, jagan-jangan "permusuhan" seperti ibarat yang ditelurkan Amien Rais itu hanya ada di kalangan "bawah kaki" nya Prabowo tok. Jangan-jangan "rasa" perang itu cuma ada pada pendukung-pendukungnya saja. Sedang Prabowo sendiri, dalam hatinya tidak pernah ada musuh sama sekali?(atau ini hanya strategi?). Seperti katanya seusai debat, yang ada hanya Indonesia, untuk kemajuan bangsa.
Salut buat Prabowo! Hanya saja, apakah setelah "pengakuan" itu para pendukung masih akan semangat bekerja? Jangn-jangan, bakal ada yang ngadat karena merasa "dipermalukan". Mudah-mudahan saja tidak.
Memang, harus diakui. Soal gagah, soal gentel, Prabowo no. 1. Soal presiden no..... *
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H