Mohon tunggu...
Namira Putri
Namira Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - namira

sept 1999

Selanjutnya

Tutup

Film

Etika Dalam Film Schindler List

24 Juli 2022   19:00 Diperbarui: 24 Juli 2022   19:10 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez


Schindler list ialah sebuah film yang diangkat dari kisah nyata serta di adaptasi dari sebuah novel, film ini dibintangi oleh banyak bintang film ternama, film ini menceritakan mengenai salah satu masa terkelam di dunia yang disebut sebagai holocoust. Bagi yang tidak mengetahui holocoust sendiri merupakan saat dimana adanya peristiwa pembunuhan yang dilakukan oleh jerman nazi yang menyebabkan banyaknya korban jiwa pada saat itu menunjukan masa masa kekejaman yang di ciptakan oleh jerman nazi pada saat itu. Keinginan awal schindler ialah guna mencari keuntungan dari para kaum yahudi untuk dirinya sendiri dengan melakukan banyak manipulasi yang ikut dibantu oleh itzhak stern yang merupakan salah sayu yahudi tangan kanan schindler.

Namun ada perubahan di diri schindler disaat ia melihat adanya kekejaman yang dilakukan oleh para tentara nazi berupa penyiksaan, pembunuhan hingga pembantaian yang dilakukan secara keji dan membabi buta terhadap para yahudi. Setelah melihat ada nya fakta tersebut nyatanya schindler merasa hati nuraninya tergerak seakan akan tidak bisa membiarkan hal tersebut terus menerus terjadi begitu saja. Sejak saat itu schindler dengan perlahan namun pasti memutuskan untuk mencari banyak cara untuk membantu para kaum yahudi untuk terlepas dari jerat keji tentara nazi tersebut. Salah satu cara yang ia lakukan adalah dengan membuat suatu list yang berisi list nama orang yahudi yang kemudian ia beli lalu ia bawa dan ia jadikan pegawai di pabriknya.

Dalam film ini dikisahkan bahwa sosok schindler ialah seorang yang memeluk agama katolik, namun dalam upayanya menyelamatkan kaum yahudi dari jeratan keji tentara nazi ia harus melakukan tindakan berbohong serta tindakan menyogok. Seperti yang kita ketahui bersama sama tindakan berbohong juga tindakan menyogok ialah suatu tindakan yang pada dasarnya dengan tegas di larang dalam agama apapun sebab tindakan itu merupakan tindakan tidak bermoral serta bukan cerminan tindakan yang jujur. Dua duanya dengan jelas dan tegas di tentang dalam agama katolik dan akan mendatangkan dosa bagi pelakunya. Tapi jika kita lihat dengan seksama dari perspektif etis, tidak semua manusia dapat dengan berani mengambil tindakan ini layaknya apa yang dilakukan oleh schindler. Padahal ia adalah seorang tentara nazi namun ia tidak semata mata membela tentara nazi yang memperlakukan kaum yahudi dengan buruk karena ia adalah bagian darinya, ia malah memperlakukan kaum yahudi lebih baik daripada tentara nazi bahkan ia membantu kaum yahudi lepas dari jeratan tentara nazi karena ia tahu hal tersebut adalah hal yang benar dan harus ia lakukan.

Maka jika dilihat secara etis tindakan yang dilakukan schindler ini menurut saya jauh lebih baik dari pada kekejian yang dilakukan oleh tentara nazi terhadap kaum yahudi. Jika kita lihat dari perspektif etika secara umum tindakan keji serta tindakan melenyapkan nyawa manusia ialah tindakan yang salah dalam perspektif etis serta melanggar Hak Asasi Manusia. Dalam perspektif moral nyatanya ada hal yang dapat membenarkan tindakan schindler ini yakni etika utilitarianisme yang masuk pada pandangan etika teori konsekuensialis dalam pengertian moral. Teori Konsekuensialis mempunyai pengertian bahwasanya keputusan benar secara etis ialah keputusan yang menghasilkan konsekuensi terbaik untuk sejumlah besar orang. Dari uraian diatas, seperti yang kita ketahui kewajiban Schindler selaku umat kristiani diperintahkan guna tidak melakukan tindakan berbohong serta menyogok. Namun ia malah melakukan tindakan berbohong dan menyogok tentara nazi demi menyelamatkan banyak orang Yahudi, konsekuensi dari tindakannya ini ialah akan mendatangkan dosa kepada dirinya.
Schindler beruntung pasalnya keputusan yang ia ambil ini nyatanya mendatangkan akibat baik dimana orang orang yahudi yang ia upayakan untuk selamatkan benar terselamatkan pada akhirnya, maka apa yang dilakukan oleh scbindler dianggap benar oleh etika utilitarian sebab menghadirkan adanya akibat yang baik. Dalam pandangan etika deontologis yang di pelopori oleh immanuel kant, dalam teori deontologia adanya hal yang disebut sebagai "absolutis" yang artinya didalam teori ini dinyatakan adanya keharuan guna mematuhi segala aturan serta larangan yang ada tidak peduli apapun akibatnya, disini ditekankan bahwa adanya keharusan untuk melakukan kwajiban moral, dalam teori ii sangat berprinsip pada rasionalitas moral. Namun nyatanya teori deontologis ini dapat juga mendapatkan rintangan didalamnya salah satunya terlihat dari apa yang dialami oleh schindler ini dimana disini ia mengalami kedilemaan pasalnya ia harus memilih antara bersikap acuh dan tetap berada disisi nazi dan membiarkan pembantaian tersebut atau sebaliknya, dimana ia harus menyelamatkan para kaum yahudi ini. Nyatanya dalam film ini schindler memilih untuk membantu oara kaum yahudi, dimana disini ia memperoleh residu moral komponen kognitif dimana ini artinya adanya keharusan ia untuk bertanggung jawab atas hal yang telah ia pilih ini. Dalam menentukan pilihan kedilemaan ini harus ada sebuah prinsip yang dapat di terapkan disini, yakni prinsip teori deontologi yang menyatakan bahwa adanya kewajiban bagi schidler untuk melakukan kewajiban pertama jika tyidak ada kewajiban lain yang lebih penting untuk di pertimbangkan, namun dalam hal ini ada kewajiban lain yang harus dipertimbangkan, dimana schindler harus mempertimbangkan perihal keselamatan para kaum yahudi maka schindler dapat mengabaikan kewajiban pertamanya (berada disisi tentara nazi dan mendukung pembantaian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun