Sekitar hampir dua bulan yang lalu tepatnya di bulan April saya baru menyelesaikan menonton serial drama korea ini. Ngeri, dari judulnya saja " All of Us are Dead". Kebayangkan. Sebenernya kalo suruh milih film apa drama episode an, ya pilih film korea aja. Marem aja, langsung selesai sekali duduk.
Tapi terbukti, sampai saya menulis tulisan ini berarti kesan nonton hampir 2 bulan yang lalu belum sirna. Hehe. Walaupun setelah nonton serial ini juga nonton serial lain, tapi tetep sulit move on dari adegan demi adegan dalam 12 episodenya.
Apa sebabnya?
Selain plotnya yang cakep dan bikin berdebar - debar terus nggak mandek-mandek dari episode awal sampai akhir, ada beberapa adegan dalam beberapa episode yang menarik versi saya bahkan bagi saya ada yang1 mengandung nilai edukasi.
Bagi saya ini dia. Saya tampilin secara random aja ya, agak lupa letak episode mananya.
Satu. Menamai tempat usaha dengan nama anggota keluarga. Dalam hal ini, orang tua Lee cheong san yang memiliki sebuah restoran atau warung lah yang menyediakan menu ayam goreng. Mereka menamai bisnis mereka dengan " Ayam Goreng Choeng San".
Kata on jo, teman perempuan cheong san, rasa ayam gorengnya 'enak, walaupun sedikit asin'. Hehe.
Saat menonton adegan ini, saya langsung tergelitik karena ingat banya warung di sekitar rumah, toko, lesehan pecel lele, bakso, yang menggunakan nama anak pemiliknya, atau moyangnya, atau bahkan menamai dengan namanya sendiri. Simbol sayang kali ya. Ternyata, nggak cuma di jawa saja begitu. Hehe. Yaiyalah ya..
Disitu, choeng san sempat memprotes kepada orang tuanya mengapa menamai dirinya dengan nama restoran. Sebelumnya, orang tuanya berkata kalau nama choeng san itu ada lebih dahulu sebelum dirinya terlahir. Makanya, choeng san protes.
Dua. Saat Nam on jo di sekolahnya, yaitu SMA Hyosan yang bersama teman - temannya berusaha menyelamatkan diri dari kejaran zombie.