Mohon tunggu...
Reza Ashari
Reza Ashari Mohon Tunggu... Administrasi - Pribadi

“Read a thousand books, and your words will flow like a river" (Lisa See) asharireza29@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola

Timnas Indonesia yang Muda dan Dinamis

29 Juli 2020   19:37 Diperbarui: 29 Juli 2020   19:30 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Timnas Indonesia pernah mendapat julukan macan asia papada era 50 an dimana pada saat itu timnas Indonesia mendapat medali perunggu Asian Games. Sejak saat itu timnas negara lain ingin melakukan uji coba dengan Indonesia termasuk legenda-legenda  dunia seperti Pele, Maradona dan lainnya. Tetapi pada saat ini timnas Indonesia mengalami penurunan prestasi terutama pada level senior serta peringkat dunia FIFA yang sekarang berada pada 173. 

Tentunya penurunan peringkat ini menjadi sebuah tantangan tersendiri untuk PSSI agar dapat meningkatkan prestasi timnas Indonesia. Pelatih silih berganti masuk ke timnas Indonesia tetapi itu tidak lama dari asing sampai dengan lokal. Banyak program yang dilakukan oleh PSSI dalam meningkatkan kemampuan pemain muda Indonesia dari program primavera, baretti, SAD, Garuda Select dan lainnya. PSSI berharap dengan program ini timbul regenerasi pemain Indonesia yang lebih baik dan berkualitas. Dari program ini Indonesia sudah banyak mendapatkan bibit-bibit yang berkualitas dan berkompetisi di luar negeri tetapi minim mendapatkan kesempatan di level senior.

Saat ini dibawah pelatih Shin Tae Yong pemain muda diberi kesempatan unjuk kemampuan di level senior. Hal ini dapat terlihat dari pemain-pemain yang dipanggil oleh Shin Tae Yong yang rata-rata berusia muda dan meninggalkan beberapa pemain senior yang menjadi langganan timmnas Indonesia. Selain itu, Shin Tae Yong mengindikasikan bahwa fisik timnas Indonesia menjadi sumber permasalahan selama ini dan tidak cukup untuk bermain selama 90 menit. Kombinasi pemain muda dan senior ini tentunya menjadi asa bagi masyarakat Indonesia untuk berprestasi dan memberikan kejutan terhadap timnas lain seperti halnya Korea Selatan.

Untuk menjadikan timnas Indonesia yang kuat dan berprestasi tentunya tidak instan dan harus berkelanjutan. Proses ini harus ada komitmen dari PSSI dalam meningkatkan fasilitas yang memadai untuk timnas Indonesia seperti negara-negara lain. Selain itu, PSSI harus membuat aturan tentang pemberdayaan sepakbola dari umur terkecil agar mendapatkan bibit-bibit sepakbola yang berkualitas. 

Pemain-pemain muda dapat menjadi motor kebangkitan timnas seperti Jerman, Prancis, Italia, Inggris dan lainnya. Semua negara ini menjadikan pemain muda sebagai pilar timnas dan di kombinasikan pemain senior walaupun pada awalnya tidak menunjukkan prestasi yang mengesankan.

Semoga kombinasi pemain muda yang menghiasi timnas Indonesia saat ini dapat menunjukkan prestasi yang lebih baik dan PSSI harus tetap mengontrak pelatih Shin Tae Yong walaupun nantinya hasil dicapai belum memuaskan. Keberhasilan dan kesuksesan tidak diraih dengan instan, sebagai contoh pelatih Jerman Joachim Low yang tetap dipertahankan walaupun pencapaian awalnya menggunakan pemain muda belum sesuai ekspektasi sebagai tim besar tetapi PSSI nya Jerman tetap mempercayai hingga kini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun