Bahkan dalam keluarga pun, generasi sandwich masih diberatkan dengan bagaimana mereka harus membagi waktu dan kewajiban mana yang harus mereka dahulukan dari generasi di atas mereka atau di bawah mereka. Mungkin dari adanya generasi sandwich kita data melihat sisi positifnya yaitu merupakan salah satu cara kita sebagi anak untuk berbakti kepada orang tua, namun adanya hal tersebut malah menjadikan hal yang sehatusnya bukan tanggung jawab anak seolah olah menjadi keharusan bagi generasi sandwich untuk memenuhi kebutuhan hidup generasi di atasnya.
Memutus rantai generasi sandwich tentu bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan pada setiap keluarga terutama keluarga yang memiliki keadaan finasial yang kurang baik. Untuk menanggulangi atau meminimalisir adanya generasi sandwich pada generasi selanjutnya, banyak hal yang sebenarnya dapat dilakukan generasi sandwich agar tidak menjadi budaya yang terus menerus turun ke generasi yang mendatang, contohnya seperti, membuat tabungan rencana yang memiliki setoran yang dilakukan secara rutin setiap bulannya dan jumlah penarikannya juga dibatasi, menyiapkan program pensiun yaitu menyiapkan tabungan yang bisa digunakan untuk pada usia pensiun nanti yang tentunya akan membantu meminimalisir terjadinya generasi sandwich pada generasi yang akan datang.
Memiliki asuransi kesehatan untuk bisa digunakan sebagai jaminan kesehatan jika nantinya diperlukan, mulai mengurangi gaya hidup yang konsumtif tentu akan sangat membantu dengan memprioritaskan apa yang hal yang memang menjadi kebutuhan dan mana yang tidak, dan yang terakhir yaitu mengajarkan generasi selanjutnya untuk menabung serta belajar mandiri secara finansial.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H