Mohon tunggu...
Naminist ...
Naminist ... Mohon Tunggu... -

Naminist Penulis yang lahir saat Halloween. Menyukai hal-hal yang penuh misteri dan petualangan dengan alam. Selain membaca dan menulis kata, juga senang membaca dan menulis angka. Tuberose yang bermekaran di malam hari dan gemintang yang bertaburan di langit malam adalah sahabatnya. Penyuka warna sepia, magenta, dan hitam ini, selalu mewarnai harinya dengan mendengarkan musik. Saat ini beberapa cerpennya telah dimuat di majalah GADIS, majalah STORY, majalah SAY!, Tabloid Keren Beken, Youngs Magazine, majalah anak-anak IMUT, koran RADAR Banten, serta buku antalogi GILALOVA #3, Para Guru Kehidupan, dan The Dark Stories. Silakan mampir ke blognya yang sederhana di naminist.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Siapa Sih Irfan Bachdim?

21 Desember 2010   02:03 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:33 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Percakapan XX, XY dan XXY XY: Udah tahu Irfan Bachdim? XX: Hah, emangnya kenapa? (Irfan Bachdim siapa ya? adiknya Irfan Hakim atau Irfan Gunawan?) XY: Ibu-ibu lagi buming ngomongin dia. Emang menurutmu dia ganteng, nggak? XX: Ya, lumayan lah... (Padahal nggak tahu wajahnya kayak gimana? Profesinya apa dan tinggal dimana? Jangan-jangan tukang sayur keliling yang suka lewat depan rumah.) XY: Pada tergila-gila sama ketampanan, kegantengan dan kehebatan dia lho. XX: Tau dari mana? XY: Di media cetak maupun elektronik ada, belum lagi tetangga-tetangga yang nggak ada habisnya ngomongin dia. XX: Oh, gitu ya... (Seminggu kemudian ada pertandingan bola antara Indonesia dan Filipina di televisi. TV layar datar 42" punya tetangga sebelah rela bersore ria di lapangan bulu tangkis.) XX: Ada apaan nih rame banget? XY: Abis magrib ngumpul di sini, nonton bola bareng. Datang ya... XX: Ok. Bos. (Bola?! Bukannya kemarin piala dunia udah selesai! Sekarang ada piala apalagi? Nonton video pertandingan bola antar kelurahan kali, ya...) 19.00 WIB lapangan bulu tangkis XX: ...? (Apanya yang seru? Tapi kok pada ngomongin Irfan Bachdim di sini. Mana si Irfan Bachdim? Sekeren apakah dia... Celingak-celinguk. Ah, di lapangan bulutangkis ini tampangnya biasa-biasa aja. Udah hafal semua. Nggak ada yang kinclong clong clong.) XXY: Itu Irfan Bachdim. Hiks, jadi cadangan karena sedikit cidera. Semoga aja di menit-menit terakhir masuk lapangan. XX: (Melotot, takjub. Hah, itu toh yang namanya Irfan Bacdim! Wah, cakep banget. Itu sih nggak bisa dibandingin sama tukang sayur keliling. Bagaikan langit dan bumi.) XY, XXY: Goal...! XX: (Bengong, malah memandang bencong sebelah yang ngangkat-ngangkat poster Irfan Bachdim.) XX: Posternya Irfan Bachdim, ya. Buat gue dong! XXY: Enak aja! Gue aja susah payah buat dapetin tandatangannya. Nih, lihat di poster ini ada tandatangannya Irfan Bachdim. XY: Yee..., katanya cuma lumayan. Ternyata doyan juga. XX: Betewe, Irfan Bachdim itu siapanya Arumi Bachsin? XY, XXY: Gubrakkk... *** Kunjungi blogku di www.naminist.co.cc

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun