Dia..., ingin sekali berada di puncak bianglala sepanjang malam. Biar bisa melihat bintang-bintang itu dalam ketinggian. Sesekali tak apa bila harus berputar. Berada di atas kuda komidi putar. Terus berputar tanpa henti. Atau mencari jalan dalam rumah gelap yang penuh cermin. Atau naik-turun histeria dan berteriak sekencangnya. Atau basah kuyup kena air terjun niagaragara. Atau..., semuanya. Dia ingin sekali ke sana. Apa tempat itu lebih menyenangkan daripada surga? Tuhan, ada apa dengannya... Ada apa? Apa yang sedang dia cari? Dirinya hampir lenyap dalam pekat malam. Menggapai apa pun yang bisa menyelamatkannya dari titik yang akan menghancurkannya tanpa ampun. Hancur berkeping-keping hingga tak bisa kukenali. Titik itu sangat kecil, namun dia bisa mati karena gaya tariknya yang terlampau besar. Hingga akhirnya tak bisa lagi kembali ke bumi. Dia terlihat sangat takut! Ah, mungkin hanya perasaanku saja. Namun kurasa, kegilaan itu sudah merasukinya. Dia tak bisa dapati dirinya sendiri. Seakan jiwa dan raganya terpisah jauh... Kunjungi blogku di www.naminist.co.cc
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H