NAMILA JIHAN ALRANI/ 191241027
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS AIRLANGGA
Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit viral yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Dalam beberapa dekade terakhir, prevalensi DBD meningkat pesat di berbagai belahan dunia, terutama di negara tropis dan subtropis. Penyakit ini menimbulkan beban berat pada sistem kesehatan dan ekonomi, mengancam kehidupan jutaan orang setiap tahunnya. Jumlah kasus kematian akibat DBD pada 2023 mencapai 894 kasus, sedangkan pada 2024 minggu ke-22 terdapat 777 kasus kematian. Menghadapi tantangan ini, peran kesehatan masyarakat menjadi sangat krusial dalam upaya pencegahan dan pengendalian DBD.
Penyakit DBD seringkali menimbulkan gejala seperti demam tinggi, nyeri sendi, ruam kulit, sakit kepala, nyeripada tulang otot, hidung berdarah, sakit di belakang mata, mual dan muntah yang dapat berkembang menjadi kondisi yang lebih serius seperti dengue shock syndrome atau dengue hemorrhagic fever. Tingginya angka kesakitan dan kematian, khususnya pada anak-anak, menunjukkan perlunya tindakan pencegahan dan pengelolaan yang efektif. Tantangan utama dalam mengatasi DBD adalah siklus penularan yang melibatkan nyamuk sebagai vektor. Nyamuk Aedes aegypti berkembang biak di tempat-tempat genangan air kecil yang sering kali sulit untuk dihilangkan secara menyeluruh. Tidak hanya itu, nyamuk tersebut juga dapat hidup pada air yang dicampur kotoran ayam, serta air kaporit dan sabun.
Peran kesehatan masyarakat dalam mengatasi tantangan DBD sangat penting. Program kesehatan masyarakat berfokus pada pencegahan dan pengendalian penyakit dengan pendekatan yang terintegrasi. Salah satu langkah utama adalah kampanye pembersihan lingkungan untuk menghilangkan tempat berkembang biaknya nyamuk. Kegiatan ini melibatkan masyarakat secara langsung dalam mengurangi genangan air di sekitar rumah dan lingkungan mereka. Selain itu, penyuluhan kepada masyarakat tentang cara-cara pencegahan, seperti penggunaan obat nyamuk dan pengaturan lingkungan, sangat penting untuk mengurangi risiko penularan.
Vaksinasi juga merupakan salah satu upaya penting dalam pengendalian DBD. Vaksin dengue yang telah tersedia dapat membantu mengurangi tingkat infeksi dan keparahan penyakit. Namun, distribusi dan implementasi vaksin memerlukan koordinasi yang baik antara pemerintah, lembaga kesehatan, dan masyarakat. Upaya vaksinasi perlu disertai dengan program edukasi untuk memastikan bahwa masyarakat memahami pentingnya vaksin dan cara penggunaannya.
Pelaporan dan pengawasan epidemiologis merupakan aspek penting dalam manajemen DBD. Sistem pelaporan yang efisien memungkinkan deteksi dini kasus dan respons cepat terhadap wabah. Kesehatan masyarakat harus bekerja sama dengan pihak-pihak terkait untuk memantau dan menilai situasi epidemiologis serta mengambil langkah-langkah pencegahan yang diperlukan.
Secara keseluruhan, menghadapi tantangan DBD memerlukan pendekatan multidimensi yang melibatkan masyarakat, pemerintah, dan lembaga kesehatan. Kesehatan masyarakat memainkan peran kunci dalam mengedukasi dan memberdayakan masyarakat, serta melaksanakan program-program yang bertujuan mengurangi risiko penularan penyakit. Kerjasama yang baik antara berbagai pihak dan komitmen untuk melaksanakan langkah-langkah pencegahan secara konsisten akan menjadi kunci utama dalam mengendalikan penyebaran DBD.
KATA KUNCI: Aedes aegypti, DBD, Kesehatan Masyarakat, Pencegahan
DAFTAR PUSTAKA