Mohon tunggu...
Nami Nuema Kusumah
Nami Nuema Kusumah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hallo!! saya adalah seorang Mahasiswa Semester 5 yang sedang berkuliah di salah satu Universitas yang ada di Bandung yaitu Universitas Komputer Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Sosok

Rika Yulianti Windriani : Perjuangan dan Dedikasi Membantu Penderita Cerebral Palsy

16 Januari 2025   17:32 Diperbarui: 16 Januari 2025   17:32 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Yayasan Anak Bunda Istimewa

Hidup bermula dari kesederhanaan yang mampu melahirkan kebahagiaan melalui semangat yang tak pernah surut untuk membantu sesama. Dengan bekal pendidikan yang seadanya serta pengalaman hidup yang penuh tantangan, beliau hadir memberikan dukungan kepada mereka yang membutuhkan, sekaligus menjadi inspirasi bagi banyak orang.

Sosok tersebut adalah seorang perempuan bernama Rika Yulianti Windriani, lahir di Bandung pada 5 juli 1978. Sejak kecil hingga dewasa, beliau aktif berinteraksi dengan banyak orang. Mulai dari jenjang Sekolah Dasar hingga Perguruan Tinggi, beliau telah mengikuti berbagai organisasi yang ada di lingkungan sekolah maupun masyarakat. Hal ini dilakukan atas dasar kemauan pribadi yang kuat, serta motivasi dari kedua orang tuanya.

Saat memasuki jenjang Sekolah Menengah Atas, beliau sempat menghentikan aktivitas organisasi karena kehilangan sosok ayah yang sangat berarti baginya. Kehilangan tersebut membawa beliau pada tanggung jawab membantu sang ibu yang berjuang memenuhi kebutuhan hidup dengan berjualan. Untuk mengurangi kesedihan, beliau mulai mencari kegiatan positif, salah satunya dengan mengikuti kajian di Daarut Tauhiid serta kajian rutin yang dilaksanakan oleh ustad Aa Gym. Dari sanalah perjalanan hijrah beliau dimulai.

Beliau melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi dengan tetap menjalankan aktivitas dalam organisasi, mengajar anak-anak mengaji, serta aktif sebagai panitia di berbagai kegiatan kajian. Selama masa kuliah, beliau sering menggantikan pengajar yang berhalangan di Lukman Al Hakim, sehingga kemudian dipercaya menjadi guru tahsin, wali kelas, dan menjalankan berbagai tugas lainnya di lembaga tersebut.

Rika kemudian menikah dan dikaruniai tiga orang anak. Salah satu anaknya yaitu Azzam, lahir dengan gangguan bernama Cerebral Palsy (CP), yakni gangguan yang memengaruhi koordinasi otot dan saraf tubuh. Azzam termasuk dalam kategori Cerebral Palsy berat, yang mengharuskannya menjalani terapi sejak kecil. Rika memberikan perhatian penuh pada tumbuh kembang Azam, mulai dari mengajarkan cara makan, mengenal benda-benda, hingga lingkungan sekitar.

Karena Rika memiliki anak yang menderita Cerebral Palsy, pada tahun 2018, beliau membentuk sebuah komunitas di wilayah Bandung Raya yang terdiri atas para orang tua yang memiliki anak dengan kondisi serupa. Komunitas tersebut didirikan dengan tujuan untuk saling berbagi informasi dan pengalaman. Melalui komunitas ini, para anggotanya dapat berbagi cerita dan memberikan dukungan satu sama lain dalam menghadapi tantangan yang dihadapi anak-anak dengan Cerebral Palsy. Rika sebagai Pembina komunitas Celebral Palsy memiliki anggota yang tersebar dalam 7 wilayah diantaranya Bandung, Kabupaten Bandung, Cimahi, Sumedang, Garut, dan Purwakarta.

Yayasan Anak Bunda Istimewa
Yayasan Anak Bunda Istimewa

Keinginan untuk memberikan manfaat lebih luas mendorong Rika dan suaminya mendirikan sebuah yayasan bagi penderita Cerebral Palsy yang Bernama Yayasan Anak Bunda Istimewa bertempat di Jalan Houkeri No.2A Cisaranten Kulon Arcamanik, Kota Bandung, Jawa Barat. Yayasan Anak Bunda Istimewa aktif mengadakan berbagai kegiatan, termasuk terapi, pengajaran, seminar, hingga pertemuan tahunan untuk menjalin silaturahmi dengan komunitas lainnya. Kegiatan yang dilakukan yayasan dikelola oleh para orang tua yang tergabung dalam komunitas Cerebral Palsy. Yayasan juga memberikan berbagai bentuk bantuan, seperti biaya pengobatan, penyediaan kursi roda, sepatu khusus, hingga layanan terapi.

Dengan adanya Yayasan Anak Bunda Istimewa dan adanya komunitas, banyak penderita Cerebral Palsy yang terbantu, baik secara finansial maupun emosional. Orang tua dari anak-anak penderita Cerebral Palsy juga memiliki ruang untuk berbagi pengalaman dan menemukan solusi bersama.

Rika berharap, melalui Yayasan Anak Bunda Istimewa, semakin banyak manfaat yang dapat dirasakan oleh penderita Cerebral Palsy. Beliau juga berkeinginan mengajak masyarakat untuk lebih peduli terhadap kondisi ini dan memberikan dukungan kepada mereka yang membutuhkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun