Pengertian pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara merupakan proses pembentukan karakter dan kepribadian yang holistik, yang tidak hanya mencakup aspek kognitif, tetapi juga emosional, sosial, dan spiritual. Ki Hajar Dewantara juga menekankan pentingnya pendidikan untuk mempersiapkan generasi muda agar mampu berperan aktif dalam masyarakat dan membawa perubahan yang positif. Pendidikan yang ada di Indonesia diatur oleh sistem yang berjalan didalamnya.
Apa itu sistem pendidikan Nasional? Dikutip dari website Pusdiklat Perpusnas, sistem pendidikan nasional adalah keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Sistem pendidikan nasional merujuk pada struktur dan proses pendidikan yang diatur oleh pemerintah suatu negara. Sistem ini mencakup kurikulum, metode, standar pendidikan, serta lembaga-lembaga pendidikan yang ada di negara tersebut.
Berdasarkan data yang dirilis oleh Worldtop20.org, tingkat pendidikan di Indonesia berada di peringkat 67 dari 209 negara. Artinya, pendidikan di Indonesia saat ini masih relatif rendah dan belum stabil, dikarenakan banyak faktor yang mempengaruhinya. Faktor yang mempengaruhi ketidakstabilan pendidikan di Indonesia diantaranya yaitu:
- Tidak meratanya pendidikan di Indonesia
Di daerah terpencil, banyak anak Indonesia yang belum bersekolah dikarenakan ekonomi orang tua mereka yang kurang mampu untuk menyekolahkan anaknya. Hal ini perlu menjadi kinerja pemerintah mendatang supaya setiap anak di Indonesia bisa bersekolah minimal sampai jenjang SMA.
- Kurangnya tenaga kerja pendidik yang berkualitas
Mungkin guru di perkotaan sudah banyak tenaga kerja pendidik yang berkualitas, namun di daerah pelosok sana masih sedikit guru yang berkualitas. Hal itu disebabkan karena tidak ada kesejahteraan yang diberikan pemerintah bagi tenaga kerja pendidik.
- Belum adanya kesejahteraan bagi para pendidik di Indonesia
Belakangan ini banyak sekali guru-guru yang terjerat oleh pinjaman online dikarenakan minimnya gaji yang diperoleh. Pemerintah perlu menaikkan gaji para guru atau dosen dan mensejahterakannya, agar terciptanya tenaga kerja pendidik yang berkualitas untuk meningkatkan sumber daya manusia di Indonesia.
- Sistem pendidikan nasional atau kurikulum yang tidak merata dan kurang efisen
Masih ada beberapa sekolah yang menggunakan kurikulum K13, sedangkan saat ini kurikulum yang dipakai adalah kurikulum merdeka belajar.
- Kualitas fasilitas dan infrastruktur pendidikan
Disekolah negri ataupun swasta fasilitas pendidikan belum merata, apalagi di tingkat daerah terpencil. Banyak sekolah di daerah yang minim infrastruktur pendidikan, bahkan bangunan sekolah sudah lama dan rusak, jika dibiarkan dapat membahayakan para siswa.
- Stunting yang terjadi di Indonesia
Tidak hanya di pedesaan yang terjadi stunting pada anak-anak, tetapi di perkotaan juga. Hal ini perlu dicegah oleh pemerintah dengan memberikan bantuan dana dan pemahaman kepada para ibu di Indonesia bahwa perlu memberikan makanan yang bergizi kepada anak mereka. Bantuan dana tersebut harusnya transparan dan tidak di alokasikan ke urusan pribadi pemerintahan.
- Minimnya minat membaca
Minat membaca buku di Indonesia dinilai masih rendah. Data organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) dan Kementrian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (Kemenkominfo) mendapati, indeks minat baca masyarakat Indonesia hanya di angka 0,001%. Hal ini merupakan PR bagi menteri pendidikan dan kesadaran membaca bagi seluruh masyarakat Indonesia supaya literasi Indonesia meningkat dan bertambahnya pengetahuan yang di dapatkan. Menyediakan perpustakaan keliling dan membuat program dengan konsep mengajak anak-anak untuk literasi 1 hari 1 buku, yang bertujuan agar mereka tidak kecanduan oleh sosial media ataupun game.
Saya sebagai mahasiswa berpendapat bahwa sistem pendidikan di Indonesia saat ini kurang efisien, hal itu didasari oleh tidak meratanya pendidikan di seluruh Indonesia dan dana yang diberikan oleh pemerintah untuk meningkatkan infrastruktur dan fasilitas tidak tersalurkan dengan baik kepada para pelajar ataupun sekolah. Namun program merdeka belajar tidak sepenuhnya kurang efisien dikarenakan kurikulumnya lebih mengutamakan praktik daripada teori, akan tetapi murid SMA saat ini justru merasa tugas yang diberikan oleh guru masing-masing mata pelajaran terlalu banyak. Hal ini dapat meningkatkan kasus depresi pada pelajar akibat tekanan yang ada di sekolah.