Mohon tunggu...
bilal
bilal Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - seorang mahasiswa di STMIK Tazkia Bogor

Penulis artikel yang diharapkan dapat bermanfaat bagi pembacanya

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Lebih dari sekedar Scrool: Memahami Literasi Digital

25 Desember 2024   09:33 Diperbarui: 25 Desember 2024   09:32 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Anak muda sering disebut penduduk asli digital yang artinya rumah mereka berada di dunia digital, yang menempatkan perangkat apa pun di tangan anak-anak dan mereka secara naluriah akan mengetahui cara menggunakannya dan itu tidak terlalu sulit untuk memahami karena kita hidup dalam budaya digital di mana kita dapat mengakses internat kapan pun dan di mana pun, meskipun kita tidak diajari cara menggunakan internet.

Jika kita tidak memiliki perpaduan yang tepat, kita mungkin beresiko untuk masalah serius, mungkin tidak tampak jelas bagi banyak dari kita, tetapi ada banyak resiko yang datang dengan imbalan mengakses informasi. Media digital adalah jaringan, yang berarti tidak seperti misalnya TV tradisional yang merupakan aliran satu arah dari produser. Berbeda dengan media digital, dia mengalir dua arah, produser akan tahu siapa yang mengkonsumsi konten mereka, secara sadar tidak sadar kita bisa saja membagikan informasi pribadi kita, sekarang bayangkan kita adalah audiens disebuah teater, kita bisa melihat pembicara, dan pembicara dapat melihat kita, tapi kita tidak dapat melihat orang lain dibalik tirai atau dibalik panggung, tetapi mereka dapat melihat seruruh audiens, mereka mengawasi kita, melacak setiap gerakan kita dan mempelajari segala hal tentang kita.

sekarang itu lumayan menyeramkan bukan? Internet juga seperti itu, ada begitu banyak hal yang terjadi di balik layar perangkat kita, oleh karena itu kita perlu menyadari bahwa media digital dapat dicari dan dapat dibagikan, Ketika kita memposting sesuatu secara online, konten tersebut dapat disalin, dibagikan, atau disebarkan dengan mudah, bahkan foto atau pesan yang hilang dapat disalin dan selalu disimpan di server platform. Jadi berhati-hatilah dari apa yang kita bagikan di media sosial, karena kita mungkin tidak dapat menariknya Kembali, Akhirnya media digital memiliki audiens yang tidak bisa diketahui dan tidak terduga.

Literasi digital lebih dari sekedar mengetahui cara mengggunakan internet. Ini adalah salah satu keterampilan terpenting di abad ke 21 dan sangat penting bagi generasi muda saat ini, jika literasi adalah kemampuan membaca dan menulis, maka Literasi digital adalah kemampuan untuk menggunakan, memahami, dan membuat konten secara online.

Mari kita bahas keterampilan pertama yaitu menggunakan kemampuan untuk menggunakan bukan hanya mencari jawaban dari Google, tetapi tentang menggunakan perangkat, situs web, dan platform media lainnya, yang saya yakin banyak dari kita sudah tahu bagaimana melakukan juga melibatkan menemukan sumber informasi yang kridibel.

Keterampilan kedua menuju literasi digital adalah kemampuan untuk memahami kemampuan, untuk memahami berarti memiliki keterampilan untuk menilai dan mengevaluasi hal-hal yang kita lihat dan dengan secara onine. Apakah kita membaca berita fakta atau palsu? atau informasi yang kita terima itu dapat mengubah perilaku dan presepsi kita terhadap terhadap dunia? ketika kita sering menghabiskan lebih banyak waktu online, kita perlu menyeimbangkan kehidupan online dan kehidupan offline. Kita perlu memahami perbedaan antara hubungan online yang sehat dan yang tidak sehat. Kita juga perlu berkonstribusi di komunitas kita dengan cara yang aman dan bertanggung jawab.

Keterampilan ketiga sekaligus yang terakhir menuju literasi digital adalah kemampuan untuk membuat, seperti tentang membuat blog dan postingan di media sosial. Ketika kita melakukannya, penting untuk kita mengetahui bahwa apa pun yang kita posting di media sosial memiliki dampak bagi orang-orang, informasi yang kita bagikan dapat dipahami dalam banyak cara yang berbeda sehingga kita perlu memikirkannya.

"Gunakan, Pahami, dan Ciptakan." Adalah tiga keterampilan untuk mempercepat pembelajaran kita dan membantu kita untuk lebih luas melihat digital. Jadi ketika kita di depan digital termasuk  ponsel, pc laptop, dll, kita harus berhati-hati dengan resikonya, oleh karena itu terapkan tiga keterampilan ini untuk menjadi warga digital yang kompoten.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun