Berbicara terkait peristiwa yang pernah terjadi di masa lalu sejarah berkaitan tentang manusia, ruang dan waktu, Sejarah merupakan ilmu yang terperinci. Terdapat refleksi terkait rencana masa depan dapat diteropong melalui Sejarah, Sejarah memiliki sarana yang menerapkan lingkungan sekitarnya agar tercipta dengan spesifik. Faktor terpenting Sejarah sebagai pembelajaran di kelas  menyebabkan negara menempatkan semua orang untuk mempelajarinya, di kehidupan prakteknya Pelajaran Sejarah diterapkan dari jenjang dasar, jenjang menengah, atas, dan perguruan tinggi. Nilai nilai yang ada dalam Sejarah yang berhubungan dengan kemajuan, lembaga, budaya, serta peradaban telah menyadarkan manusia sangat bermanfaatnya mempelajari Sejarah. Cicero pernah mengatakan bahwa Sejarah merupakan guru bagi kehidupan yang harus diidentifikasi. Materi yang diajarkan dimulai dari konsep dasar ilmu Sejarah dan berakhir pada Sejarah kontemporer. Urutannya antara lain konsep dasar ilmu Sejarah, kehidupan masa praaksara, Kerajaan hindu budha , Kerajaan islam , kolonialisme barat, pergerakan nasional penjajahan jepang seputar proklamas, demokrasi liberal dan demokrasi terpimpin, orde baru dan reformasi muncul sebagai bahan ajar utama. Materi ilmu dasar Sejarah diletakan sebagai bekal awal untuk mahasiswa. Dilihat sepintas materi Sejarah di kelas X hingga kelas XII masuk ke ranah yang layak ajar dan tidak lama diterima di kalangan umum. Meskipun demikian terdapat rasa gelisah yang cukup menggangu jika daftar bahan ajar tersebut dipahami satu per satu. Absennya Sejarah lokal sebagai kompetensi dasar terlihat nyata. Dampak dari kurangnya pengenalan Sejarah lokal adalah siswa tidak mengenali Sejarah di lingkungan sekitarnya. Fenomena ini sungguh miris karena siswa cenderung memahami Sejarah tentang tempat yang jauh sementara Sejarah dari wilayah terdekatnya justru sama sekali tidak dikenali. Potret tentang lupanya Sejarah lokal ini tidak bisa diselesaikan begitu saja di ruangan kelas mengingat durasi pembelajaran di kelas hanya sebentar yang terikat pada program tahunan dan program semester. Yang menyebabkan guru kurang bermanuver untuk menyentuh Sejarah lokal dengan mendalam. Ruang lingkup untuk menyikapi Sejarah lokal justru di luar sekolah.Â
Sejarah lokal memiliki identitas dan ciri khas yang membangun sehingga keberadaanya yang akan dapat diterima dan diketahui oleh orang lain. Bentuk dari study Sejarah lokal di Indonesia dapat dibedakan menjadi empat jenis diantaranya, studi yang menitikberatkan pada peristiwa tertentu studi yang mengembangkan aspek aspek tertentu dan di jangka waktu tertentu dan studi Sejarah lokal yang membahas perspektif daerah dengan waktu tertentu. Dalam posisinya di masyarakat sekarang ini Sejarah lokal sering dikaitkan dengan mitos tetapi jika dikaji lebih mendalam ada sebuah perbedaan yang jelas diantara keduanya. Penjelasan Sejarah lokal ini didukung oleh data yang otentik, factual, terpercaya dan lengkap. Kesalahan menempatkan posisi Sejarah lokal ke dalam mitos menyebabkan kurangnya rasa percaya masyarakat tentang pentingnya Sejarah lokal dan menganggap Sejarah lokal lokal hanya cerita yang diturunkan dari generasi ke generasi. Sejarah lokal tidak hanya berdiri untuk peristiwa masa lalu di  daerah saja, tetapi memiliki manfaat di kehidupan manusia di masa sekarang dan masa yang akan datang. Pengakuan terhadap Sejarah lokal memiliki peran untuk membangun identitas dan kebanggaan masyarakat lokal. Dengan adanya Sejarah lokal dapat menumbuhkan sikap memiliki terhadap situs warisan budaya atau gambaran sejarah yang terdapat di wilayah tempat tinggal kelompok dalam masyarakat. Sejarah lokal memberikan gambaran nyata kepada masyarakat bahwa peristiwa Sejarah yang membingkai narasi Sejarah bangsa Indonesia yang disebut peristiwa besar dan selama ini banyak dijumpai dalam pembelajaran formal di sekolah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H