Mohon tunggu...
Namaku Agam
Namaku Agam Mohon Tunggu... -

namaku agam. hobiku [sebenarnya] menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Cecak di Dinding

6 Januari 2011   08:04 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:54 482
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
12943010281519359592

Seekor cicak putih berbintik hitam melintas di atas loteng rumah. Ia diam lalu bergerak, diam lagi, memalingkan kepala ke kanan, ke kiri. D idepan seekor nyamuk sedang berdiri istirahat melepas lelah setelah memangsa darah segar manusia. Nyamuk malang. Dengan sigap cicak bergerak cepat: Ckkk....... Nyamuk didapat. Nyamuk malang ditelan mentah. Cicak bergerak lagi mencari mangsa yang lengah. Cicak melintas di loteng kamar melihat ke bawah. Sebuah ranjang berkasur busa menebar aroma melati penuhi ruang tempat insan berlabuh cinta menghabiskan malam. Cicak putih berbintik hitam bertanya dalam hatinya kenapa Tuhan bedakan nasibku nasib mereka. Sungguh mereka makhluk lemah yang hina, hanya kuasa berjalan di bidang datar. Sungguh, tak pantas manusia menikmati kenyamanan ini. Prrrrrttttt....... secuil benda hitam putih keluar dari duburnya. Gravitasi bumi menarik ke bawah meletakkan benda itu tepat di bantal tidur. Mesti kecil aromanya membunuh rasa segar di bantal itu. Cicak putih berbintik hitam tertawa: ckk...... ckk.........ckk... Piring bening berkilat bercahaya setelah busa- busa putih menyapunya disusun rapi di atas meja dapur. Cecak melintas di atas loteng dan merasa silau dengan cahayanya. Kenapa manusia memiliki selera yang aneh untuk mekan? Mereka tidak pantas menerima ini semua. Prrrrrttttt....... secuil benda hitam putih keluar dari duburnya. Sebuah benda hitam putih menempel di sumber kilauan itu. Berbau dan mengganggu. Cecak-cecak mencari keindahan untuk dikotori, mencari kebaikan untuk rusak. Ia benci pada kelebihan orang lain karena itu ia menodainya. Ia marah pada kesenangan orang lain, lalu ia melukainya. Ia kesal dengan kesempurnaan orang lain karena itu ia mengganggunya. Cecak-cecak itu bukan khawatir kehidupannya akan terganggu karena kelebihan orang lain. Hanya saja ia merasa senang kalau orang lain kesal.

.

.

.

------------ Baca Edisi Lengkap ------------

| Bangsa Bermarga Satwa |

|Kucing | Tikus | Cecak | Elang | Bebek |

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun