Mohon tunggu...
Bustami Bin Arbi
Bustami Bin Arbi Mohon Tunggu... Insinyur - Aceh, Indonesia

| Minat sastra dan budaya |

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Filosofi Durian

9 Desember 2012   07:33 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:57 1458
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13550380531510632867

[caption id="attachment_220463" align="aligncenter" width="300" caption="foto: 123rf.com"][/caption]

Siapa yang tak tahu durian. Salah satu jenis buah-buahan berkulit penuh duri. Buah durian adalah mineral alami yang mudah dicerna oleh tubuh. Lezat rasanya. Enak disantap dengan ketan. Bisa pula diracik menjadi jruek drien (asam durian)dan geulamoe (dodol).

Untuk penggemar durian, jangan abaikan minum air putih sebelum dan sesudah memakannya. Ini berguna untuk menghindari dehidrasi. Jangan lupa cuci mulut juga. Bau nya itu lho, Heheeh.

Di Aceh, saat ini sedang panennya durian. Sangking membanjirnya durian, harga pun lumayan murah. Bagi pemburu durian yang senang berpetualang, pasti mereka rela begadang malam menunggu durian jatuh dari pohonnya langsung. Bagi yang tak punya kebun sendiri, bisa saja membeli durian di pasar-pasar terdekat sebenarnya. Tapi mereka lebih memilih langsung ke kebun-kebun sanak saudara, lebih puas katanya. Durian memang menyimpan ragam cerita.

Durian mengajar banyak hal pada kita. Kulitnya berduri, mengisyaratkan pada kita bahwa ia sulit ditaklukkan. Duri–durinya berfungsi sebagai tameng dan pelindung isi dalamnya yang lezat. Tak jarang tangan kita tergores sengatan duri-duri yang runcing. Salah cara mengupasnya, bisa berdarah tangan kita.

Tak jauh beda pula bila kita kaitkan dengan keseharian kita. Kadang kita mengalami hal-hal sulit penuh duri yang menghantam. Kalau terus mengeluh dengan sengatan dan hantaman yang menimpa, kita tak akan pernah tahu bagaimana hasilnya usai lolos dari badai hantaman itu. Terus maju, jangan menyerah pada keadaan.

Selamat menyantap durian!

Nagan, Aceh, 091212

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun