Mohon tunggu...
Bustami Bin Arbi
Bustami Bin Arbi Mohon Tunggu... Insinyur - Aceh, Indonesia

| Minat sastra dan budaya |

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Fenomena 121212

12 Desember 2012   07:46 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:48 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1355298231890436775

[caption id="attachment_221233" align="aligncenter" width="300" caption="foto: unic29.com"][/caption]

Selama 24 jam terakhir sampai tulisan ini meluncur, angka di atas masih menjadi trending topic di alam maya dan dunia nyata. Sampai acara kawinan dan sunatan pun ada yang memanfaatkannya sebagai momen yang spesial.

Harus diakui, angka di atas memang mudah untuk diingat. Secara kebetulan, digit terakhir nomor HP sayapun bernasib sama dengan angka tersebut. Lantas saya harus jingkrak-jingkrak dan tulis berulang-ulang di facebook atau jejaring sosial lainnya? Hahaha, lucunya kita. Sudah macam pemuja angka.

Fenomena angka memang menghebohkan. Angka-angka unik sejenis itu memang mudah untuk diingat. Misalkan saja tragedi WTC pada 11-9-2011, acara pernikahan atau hajatan lainnya pada 10-10-10 atau 11-11-11. Begitu pula bagi kalangan penjudi togel, angka-angka sangat bermakna dan diburu.

Saya teringat suatu ketika seorang teman yang kebetulan sedang minum kopi dan melepas lelah di salah satu kedai kopi. Sang teman melihat penyaji kopi hendak membelah durian. Sebelum pembelahan durian dilakukan, beberapa langganan menantangnya dan rekan lainnya untuk menebak berapa jumlah biji di balik duri durian.

Benar saja, resiko penjudi harus siap kalah dan menang. Lembaran lima puluh ribu pun harus dikeluarkan dari dompet penyaji kopi pada salah satu pelanggan setianya itu, ternyata tebakannya meleset jauh. Yahhh namanya juga penjudi. Jangankan pada angka skor akhir pertandingan sepakbola, durian pun dijudikan.

Saya tidak bermaksud menyamakan dengan judi pada pemanfaat momen tanggal cantik 121212 atau sejenis ini, tapi setidaknya kita tidak terlalu mengagungkan dan mengharuskan sebagai tanggal keramat dan monumental untuk suatu acara atau resepsi. Bukan tanggalnya yang penting, tapi esensi dan niatnya yang mulia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun