Dilansir dari republika.co.id Nuarmiati Amir seorang pakar kejiwaan dalam Konferensi Tatalaksana Komprehensif Psikoterapi di Jakarta menjelaskan tidur malam merupakan regulasi teratur dan sudah berpola dengan baik.
Terdapat beberapa hormon yang hanya muncul dan bekerja pada malam hari seperti hormon pertumbuhan dan imunitas. Sehingga jika pola tidur tidak teratur atau bahkan dibalik menjadi siang hari, pertumbuhan dan sistem kekebalan tubuh akan terganggu. Akibatnya tubuh akan mudah kelelahan dan rentan terkena penyakit.
Tidur memang bersifat individu, ada yang cukup tidur hanya tiga jam sehari. Namun, dianjurkan untuk tetap tidur cukup, tidak berlebihan, dan berkualitas.
Terdapat tiga manfaat besar jika tidur cukup menurut Nuarmiati yaitu dapat memperbaiki metabolisme otak, peningkatan kualitas ingatan, dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
Tanda bahwa tidur sudah cukup jika seseorang merasa segar saat bangun dan tidak mudah mengantuk di siang hari. Tapi jika seseorang tidak merasakan hal tersebut, kemungkinan kualitas tidurnya tidak mencapai stadium yang dalam.
Saat malam hari, otak melalui indera peraba memerintahkan untuk memproduksi hormon melatonin, yaitu hormon pemberi rasa kantuk. Hormon ini secara normal akan diproduksi sekitar pukul 9 malam ketika suhu tubuh mulai menurun.
Ketika suhu di lingkungan sekitar tubuh jauh lebih sejuk maka hormon melatonin akan terus diproduksi yang membuat rasa kantuk semakin tinggi. Namun, jika seseorang tetap merasa sulit tidur mematikan lampu bisa membantu mempermudah tubuh memproduksi lebih banyak hormon melatonin.
Dengan begitu disarankan untuk tetap tidur tepat waktu sesuai porsi yang dibutuhkan seperti orang dewasa yang membutuhkan 7-8 jam tidur. Karena jika tidak, dapat mengganggu kesehatan dan tubuh akan rentan terkena penyakit. Bahkan yang lebih parah bisa terkena stroke atau kanker.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H