Raden Saleh lahir di Semarang. Ia memilki bakat melukis sejak kecil. Ketika Ia mulai belajar di sekolah rakyat, Ia mengembangkan bakat melukisnya. Teman-temannya terkagum-kagum oleh keahliannya dalam melukis. Bahkan Ia membuat takjub banyak orang Belanda. Seorang berkebangsaan Belanda A.A.J Payen mengagumi keahliannya. Ia sangat tertarik oleh hasil karya anak muda Hindia itu.
Raden Saleh mendapatkan beasiswa untuk menimba ilmu di Eropa. Ia berangkat penuh suka cita kesana. Ia senang bisa menimba ilmu lebih tinggi di negeri orang. Ia belajar di Belanda. Ia mengembangkan bakat tulisnya di sana. Selain di Belanda, Ia juga pernah bekeliling Prancis dan Italia. Teman-temannya sangat mengagumi kemampuannya dalam melukis.
Raden Saleh di tunjuk sebagai pelukis kerajaan Belanda. Ia sangat senang mendapat kehormatan itu. Anak Hindia pertama yang mendapatkan penghormatan itu. Ia menciptakan lukisan-lukisan fenomenal di mata dunia. Salah satu hasil karya lukisannya yang memukau, Penangkapan Pangeran Diponegoro. Salah satu lukisannya juga pernah terjual seharga 5,5 M.
Raden Saleh jelas menjadi kebanggan Indonesia. Bangsa berpenduduk sangat besar ini pernah melahirkan sosok yang di kenal banyak orang di dunia. Ia mengukir prestasi emas di mata mereka. Mereka terkagum melihat hasil karya lukisnya. Sebagai bentuk apresiasi, mereka memajang lukisan Raden Saleh di museum Louve, Paris. Kita tentu tahu, museum itu menyimpan lukisan fenomenal Leonardo Da Vinci, yaitu Lukisan Monalisa. Kita tentu tahu, Leonardo Da vinci menjadi seniman terkemuka di dunia sampai saat ini.
Sudah tentu menjadi sebuah kebanggan tersendiri bagi bangsa ini. Karya anak bangsa mendapat sambutan hangat dari belahan dunia. Meskipun Raden Saleh telah meninggal, hasil karyanya tetap abadi. Ia memang telah tiada, sangat lama meninggalkan bangsa ini. Tapi Ia akan terus terkenang di mata orang-orang ketika mereka melihat karya-karyanya. Semua karyanya sensaional, di puji banyak orang, di dalam dan luar negeri.
Raden Salah menjadi sosok teladan pemuda bangsa ini. Ia berjuang keras dalam usahanya membangun kesuksesan. Ia tidak meraih prestasi secara instan. Ia seorang bertipe pekerja keras. Semangatnya membara, bagaikan api berkobar-kobar. Tentu saja Ia iringi dengan keahliannya sejak kecil, yaitu melukis.
Ia tahu kemampuan dalam diri. Lalu Ia mengasahnya penuh ketekunan. Bahkan Ia menghabiskan waktu di negeri orang untuk mengasah keahlian. Ia berjuang penuh semangat. Ia menjadi kebanggaan negeri ini. Sehingga Ia layak di beri gelar kehormatan oleh negara karena prestasi-prestasinya sangat memukau di mata dunia.
Negeri berpenduduk lima besar paling banyak di dunia ini sedang mengalami berbagai macam problematika. Banyak anak negeri ini patah semangat dalam meraih cita-cita. Mereka hanya menghabiskan waktu dengan bersenang-senang, bermain bersama tanpa sesuatu yang berarti. Mereka lebih suka ngerumpi daripada membaca buku. Mereka lebih suka pergi nonton film daripada mengujungi perpustakaan. Mereka lebih suka bermalasan daripada berkerja keras.
Jika mereka melihat kebelakang, mereka akan tersadar. Mereka akan berbangga melihat leluhur mereka bertaburkan emas prestasi. Mereka akan sadar arti perjuangan para leluhur dalam meraih prestasi. Lalu mereka akan terinspirasi oleh kisah leluhur mereka yang di capai tidak semudah memebalikkan telapak tangan. Mereka akan meniru perjuangn mereka, belajar mati-matian. Bahkan mereka rela harus meninggalkan tanah air tercinta untuk meraih mimpi. Mimpi seperti leluhur mereka. Salah satunya ialah Raden Saleh.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H