Mohon tunggu...
Nalendro Mulyo Wicaksono
Nalendro Mulyo Wicaksono Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Nama : Nalendro Mulyo Wicaksono NIM : 46122110060 Dosen : Prof. Dr. Apollo, Ak., M.Si. Universitas MercuBuana Menteng (Reguler II)

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Peran Epithumia, Thumos dan Logistikon dalam Perilaku Enterpreneur

14 April 2023   21:39 Diperbarui: 14 April 2023   21:47 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber ppt Prof Apollo, 2012

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Sebagai seorang enterpreneur hal yang ingin kita dapatkan adalah kebahagiaan, dalam hal ini konsep kebahagian pada seseorang interpreneur pasti berbeda, ada yang bahagia jika usahanya sukses dan memiliki banyak keuntungan, ada yang bahagia jika usahanya dapat membantu orang lain untuk mendapat lapangan pekerjaan, ada yang bahagia jika usahanya sukses sehingga keturunannya di masa depan terjamin akan kehidupannya, dan kebahagiaan-kebahagiaan lainnya.

Filosof yang menjelaskan mengenai kebahagiaan adalah Epikuros. Ajaran Epikuros diarahkan kepada satu tujuan akhir, yakni menjamin kebahagiaan manusia dengan Etika sebagai inti pemikirannya. Etika Epikuros hendak memberikan ketenangan hati (ataraxia) kepadaya manusia, sebab menurut Epikuros ketenangan hati ini terancam oleh rasa takut. Diantaranya rasa takut terhadap dewa-dewi, rasa takut terhadap kematian, dan rasa takut terhadap nasib yang sebenarnya tidak mendasar dan tidak masuk akal. Jadi dapat disimpulkan Epikuros menekankan bahwa tujuan hidup manusia adalah hedone (kenikmatan, kepuasan) yang dapat kita miliki bila hati kita tenang dan tubuh kita sehat. Namun kata hedone sering disalahartikan oleh kebanyakan orang. Hedone yang ditekankan oleh Epikuros bukan berarti bahwa kita harus secara membabi buta mengikuti hasrat kita. Bahkan sebaliknya, kesenangan yang sesungguhnya tidak tercapai dengan mencari pengalaman nikmat sebanyak mungkin, tetapi dengan menjaga kesehatan dan berusaha hidup sedemikian rupa hingga jiwa bebas dari keresahan. Untuk itu manusia yang mau bahagia justru harus membatasi diri. Ia harus dapat senang dengan yang sederhana (Bernard Delfgaauw, Sejarah Ringkas Filsafat Barat (Yogyakarta: Tiara Wacana, 1992), hal 38-39).

Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa untuk mencapai keberhasilan atau kebahagiaan adalah bukan dengan cara mengikuti semua hasrat yang ada pada diri kita, melainkan menikmati semua yang telah kita dapatkan walaupun dalam kesederhanaan, kebahagian juga bukan selalu soal harga namun memiliki keadaan yang sehat dan hidup tanpa kecemasan akan sesuatu juga merupakan suatu kenikmatan hakiki yang kita dapatkan, karena akan menjadi percuma kalau seandainya kita sukses, memiliki harta melimpah namun fisik atau batin kita dalam keadaan sakit atau kita menjadi orang yang kaya raya namun hidup dalam kecemasan karena harta yang kita dapatkan bukan dari harta yang halal

Lebih rinci Aristoteles membagi kebahagiaan itu menjadi lima bagian, yaitu: Pertama, kebahagiaan yang terdapat pada kondisi sehat badan dan kelembutan indrawi. Kedua, kebahagiaan karena mempunyai sahabat. Ketiga, kebahagiaan karena mempunyai nama baik dan termasyhur. Keempat, kebahagiaan karena sukses dalam berbagai hal. Kelima, kebahagiaan karena mempunyai pola pikir yang benar dan punya keyakinan yang mantap. Dengan tercapainya kelima hal ini, menurut Aristoteles barulah manusia akan mencapai bahagia yang sempurna (Khairul Hamim, Kebahagiaan dalam Perspektif al-Qur'an dan Filsafat, dalam Jurnal Tasimuh, Vol. 13, No. 2, 2016, h. 134).

Menurut saya sudah jelas pemaparan yang dijelaskan oleh aristoteles bahwa kebahagiaan itu terbagi menjadi lima bagian seperti yang dijelaskan oleh aristoteles, karena dengan tercapainya kelima bagian tersebut aristoteles berpendapat bahwa kebahagiaan manusia akan menjadi sempurna.

Pada artikel kali ini saya akan memaparkan kontrol pikiran untuk kebahagiaan menurut perspektif Plato dengan tiga unsur Yaitu pithumia, Thumos dan Logistikon yang saya hubungkan dengan perilaku enterpreneur

  • Epithumia

Epithumia menurut plato adalah nafsu-nafsu primitif yang terdapat pada manusia yang harus segera untuk dipenuhi. Nafsu-nafsu ini merupakan insting yang sangat susah untuk tunduk pada rasio. Menurut Plato, epithumia itu irasional, tidak tunduk pada rasio sehingga secara fisiologis berada di bagian perut kebawah dan jauh dari kepala. Contohnya adalah Nafsu seks, makan, minum dan uang merupakan bagian dari epithumia. Menurut plato, nafsu-nafsu tersebut penting untuk kelangsungan hidup manusia tetapi manusia tidak sehat jika hanya mengejar pemenuhan atas nafsu-nafsu itu tanpa mengenal rasa puas. Sikap seperti ini hanya akan menghancurkan pribadi manusia itu sendiri.

Dalam Perilaku Enterpreneur sebagai seorang pengusaha haruslah kita menahan nafsu seperti hal seks alangkah baiknya kita memiliki pasangan yang sah secara agama dan negara untuk mengutarakan nafsu kita akan seks, selain hal ini adalah hubungan yang sehat, hal ini dapat menyelamatkan karir kita untuk kedepannya karena sudah banyak contoh kasus para pengusaha yang tidak mampu menahan gairah seksnya dan melakukan pergaulan bebas, dan tanpa sengaja di ketahui media dan menjadi viral sehingga karir yang ia rintis hancur hanya karena tidak mampu menahan gairah seksnya, kemudian nafsu makan dan minum, seperti yang kita ketahui makan dan minum adalah untuk kita dapat tetap sehat dan bertahan hidup, namun makan dan minum berlebihan adalah perbuatan yang tidak dibenarkan karena dapat menyebabkan berbagai penyakit yang akan merugikan kita sendiri, lalu yang terakhir adalah nafsu uang, sebagai seorang enterpreneur tujuan utama kita adalah untuk meraih kesuksesan dan memiliki uang yang melimpah, namun keinginan tersebut harus kita lakukan secara bertahap dan tidak dengan melalui cara instan seperti korupsi dan lain lain.

  • Thumos

Thumos adalah kesenangan yang berada di bagian leher dan dada. Thumos merujuk pada afektivitas, rasa, semangat dan agresivitas. Menurut Plato thumos adalah tempat keberanian yang mengarahkan manusia untuk tidak menyerah pada takdir dan tidak pasrah dalam menjalani hidup. Rasa cinta, ingin diakui, ingin dihargai, ingin mendapat banyak pujian, merupakan ciri dari thumos. Sedangkan Uang, makanan dan seks bukan segala-galanya dari orang yang di dominasi oleh thumos. Mereka butuh pengakuan, ingin dihargai, dan memerlukan cinta. Orang-orang yang disetir oleh thumos tidak mencari hal-hal material dan yang sifatnya rendah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun