Mohon tunggu...
Naila Nabila Majda
Naila Nabila Majda Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang mahasiswa perempuan yang memiliki minat besar dalam bidang kesehatan, sastra, dan isu-isu sosial. Saya gemar menulis dan berbagi pandangan serta pengetahuan tentang berbagai topik yang saya pelajari, dengan harapan dapat memberikan manfaat dan inspirasi bagi pembaca.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Peran Lingkungan dalam Sejarah Kesehatan Masyarakat: Dari Hippocrates Hingga Era Renaisans

11 September 2024   13:15 Diperbarui: 11 September 2024   13:19 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

          Sejarah kesehatan masyarakat adalah perjalanan panjang umat manusia dalam menghadapi dan mengelola berbagai masalah kesehatan yang muncul seiring perubahan sosial, ekonomi, dan lingkungan. Dimulai dari kehidupan nomaden hingga perkembangan peradaban besar, manusia telah berusaha untuk mengatasi faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan mereka. Misalnya, di Mesir Kuno, dokumen papyrus sudah mencatat resep obat dan tindakan sanitasi, menandakan bahwa kesehatan publik telah menjadi perhatian sejak zaman tersebut. Peradaban ini juga menunjukkan adanya upaya terstruktur dalam menjaga kesehatan masyarakat, seperti pengaturan pembuangan limbah dan pengelolaan air bersih yang terstruktur.


          Di Yunani Kuno, Hippocrates yang dikenal sebagai "Bapak Kedokteran," menempatkan penekanan yang kuat pada pengaruh lingkungan terhadap kesehatan. Melalui observasi yang cermat, ia merupakan salah satu tokoh pertama yang mengakui pentingnya faktor-faktor lingkungan seperti kualitas air, kebersihan lokasi, dan kondisi sanitasi dalam menentukan kesehatan masyarakat. Pendekatannya yang sistematis dalam mengamati dan mendokumentasikan gejala-gejala penyakit tidak hanya merintis dasar bagi epidemiologi tetapi juga mengubah cara pandang terhadap penyakit dan kesehatan pada masa itu. Hippocrates menantang pandangan tradisional yang mengaitkan penyakit dengan supernatural atau kemarahan dewa. Ia berargumen bahwa penyakit disebabkan oleh faktor-faktor alamiah yang dapat diidentifikasi dan, yang lebih penting, dapat dikelola atau dimodifikasi melalui perubahan gaya hidup dan kondisi lingkungan. Pendekatan ini secara revolusioner mempromosikan konsep pencegahan penyakit melalui kontrol lingkungan dan sanitasi.


          Memasuki era Renaisans, pandangan Hippocrates tentang pengendalian lingkungan menjadi relevan saat Eropa dilanda wabah yang mematikan. Selama periode ini, kesehatan masyarakat menjadi sangat krusial dan menuntut tindakan cepat dan efektif untuk mengendalikan penyakit. Kota-kota di Italia, seperti Venice dan Milan, mulai mendirikan Lazaretto, yaitu fasilitas khusus untuk mengarantina orang yang terinfeksi. Lazaretto didesain sebagai zona isolasi untuk mencegah penyebaran penyakit ke populasi yang lebih luas, dan mereka merupakan salah satu bentuk intervensi kesehatan masyarakat pertama yang terdokumentasi dengan baik. Keberhasilan dari fasilitas-fasilitas tersebut dalam mengendalikan penyebaran wabah membuktikan bahwa intervensi kesehatan masyarakat yang terorganisir dan terfokus dapat secara signifikan mengurangi dampak penyakit menular. Ini menjadi titik balik dalam sejarah kesehatan publik, menegaskan pentingnya pendekatan yang terorganisir dan proaktif dalam mengelola wabah penyakit.


          Dengan kemajuan ilmu pengetahuan pada masa Pencerahan, terjadi perkembangan besar dalam bidang kesehatan masyarakat. Edward Jenner, misalnya, memperkenalkan vaksinasi cacar pada akhir abad ke-18, yang menjadi salah satu pencapaian terbesar dalam kesehatan masyarakat. Ini membuka jalan bagi pengembangan vaksin lain dan memperkenalkan konsep imunisasi yang membantu menyelamatkan jutaan nyawa. abad ke-20, kesehatan masyarakat mencapai kemajuan teknologi dan metodologi. Penemuan antibiotik, kemajuan dalam teknologi sanitasi, dan pembentukan sistem kesehatan publik yang lebih terorganisir di banyak negara menandai era baru dalam pencegahan penyakit. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) didirikan setelah Perang Dunia II sebagai respons terhadap kebutuhan akan kerjasama internasional dalam mengatasi masalah kesehatan. WHO memainkan peran penting dalam memberantas penyakit seperti cacar dan polio, serta meningkatkan standar kesehatan di seluruh dunia melalui kolaborasi antarnegara.


          Kesehatan masyarakat telah berkembang dari praktik yang bersifat reaktif menjadi proaktif, dengan fokus tidak hanya pada penyembuhan tetapi juga pencegahan penyakit. Upaya ini tidak terlepas dari pengaruh perubahan sosial, ekonomi, dan teknologi yang terjadi sepanjang sejarah. Di masa mendatang, akan terus menghadapi tantangan baru yang memerlukan adaptasi dan inovasi berkelanjutan, menggarisbawahi pentingnya pendekatan multidisipliner dan kolaboratif dalam menjaga dan meningkatkan kesehatan global.

"Kata Kunci: Hippocrates, Kesehatan, Masyarakat" 

Daftar Pustaka 

Tulchinsky, T. H., 2014. A History of Public Health. The new Public Health, pp. 1-42.
Hasnidar, T., 2020. Ilmu Kesehatan Masyarakat. 1 ed. Jakarta: Yayasan Kita Menulis.
Agung, I. G. A. A., 2018. Ilmu Kesehatan Masyarakat. https://eprints.unmas.ac.id/id/eprint/3169/1/TR-0002.pdf [online]
(diakses 6 September 2024).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun