Allah SWT menciptakan makluknya dengan tujuan untuk beribadah kepadanya. Allah menciptakan makluknya dengan sempurna dan kelebihan disetiap masing-masing agar tidak kekurangan diaman diberi kenikmatan seperti mata untuk melihat, hidung untuk bernafas, telinga untuk mendengar, dan tentunya mulut untuk berbicara, Allah juga menyediakan alam semesta dan seisinya. Akan tetapi kebaikan-Nya sering kali disalah gunakan seperti mulut yang diberikan untuk menyebet nama Allah dan tentunya beribadah dengan-Nya.
Mulut memang tidak salah akan tetapi jika mulut sudah terbuka maka lidah akan bergerak, dari situlah manusia seringkali menganggap ringan dengan ucapannya yang tanpa disadari bedampak kepada dirinya sendiri, bukan hanya untuk diri sendiri pengaruhnya sangat besar untuk lingkungan. Sebab lidah manusia lebih tajam dari pedang yang mampu melukai siapapun dalam waktu singkat, dan untuk mengembalikannya membutuhkan waktu yang tidak sebentar.
Dimana lisan yang mengeluarkan kalimat yang salah dapat merugikan orang lain, kabar yang dikeluarkan dapat membohongi dan berakhir kekecewaan. Lidahpun menjadi senjata yang dapat melawan diri sendiri.
Rasulullah pernah bersabda," barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, hendaklah ia bertutur kata yang baik, atau lebih baik diam".(HR.Bukhari dan Muslim). Dan Muawiyah pun berkata bahwasannya lisan adalah ukuran kemanusian, apa yang telah terucap dari mulut maka mencerminkan yang ada di dalam pikiran pengucap.
Diam adalah emas
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H