Setiap hari muncul berbagai keadaan di mana kita perlu meyakinkan orang lain untuk menerima pendapat kita. Perbedaan pendapat itu bisa saja terjadi dengan teman kita, atasan kita, karyawan kita, ataupun keluarga kita sendiri. Nah agar kita bisa satu pendapat dengan mereka ada beberapa tips yang bisa dilakukan beberapa tips diantaranya. Namun sebelum masuk ke topik pembahasan lebih baik kita tahu tentang penjelasan mengenai buku yang ditulis Les Giblin dengan judul The Art of Really With People. Â Menurut deskripsi di dalam bukunya yang berjudul the art of really with people ada beberapa tips yang bisa dilakukan untuk memenangkan perdebatan dengan orang lain. Nah diantaranya adalah sebagai berikut.
Yang pertama adalah biarkan orang lain menyatakan persoalan mereka. Ketika kita berbicara dengan orang lain jangan sekali-kali menyela atau memotong pembicaraan mereka sebelum mereka selesai berbicara. Tentu mereka sudah menyiapkan sesuatu yang ingin disampaikan dan mereka pasti tidak siap bila pembicaraannya dipotong. Jadi kalau kita ingin pendapat kita didengar sama orang lain maka kita harus belajarlah lebih dulu untuk mendengarkan orang lain. Biasanya pada saat mereka berbicara dengan emosional terkadang bila kita mau aktif menanyakan ulang pokok-pokok yang dijelaskannya. Maka mereka sangat senang itu karena mereka tahu bahwa kita memperhatikan dan mempedulikannya. Menanyakan ulang dengan memberikan argumen itu berbeda jadi kita harus benar-benar memahaminya.
Yang kedua adalah tunggulah sejenak sebelum kita menjawab. Pada saat kita mendapatkan pertanyaan dari orang lain andalah mendengarkan orang itu berbicara dan tunggulah sebelum menjawab ini akan memberitahu mereka bahwa kita menganggap apa yang dikatakannya cukup penting untuk dipikirkan. Namun juga lakukanlah jeda hanya beberapa saat saja, jangan terlalu lama dan janga terlalu cepat sebab jika kelamaan akan memberi kesan bahwa kita ragu-ragu atau mengelak sebuah pendapatnya. Dan jika kita lama memberikan jawaban, maka orang itu tidak akan percaya kepada kita bahwa kita bisa menjawabnya. Begitu pun sebaliknya jika kita terlalu cepat maka orang itu menganggap bahwa kita tidak memberikan kesempatan orang itu berbicara dan kita juga dianggap sebagai orang tidak peduli dengan sesama. Kemudian juga jangan langsung mengatakan tidak walaupun kita tidak setuju dengan pendapat mereka. Tentu tujuannya supaya tidak muncul pesan terlalu meremehkan.
Yang ketiga adalah jangan bersikeras untuk menang 100%. Bersikeras ingin menang 100% merupakan hal yang mungkin sering kita lakukan saat berteman dengan orang lain. Sebab kita tidak mau kalah walaupun terkadang kita salah, kita selalu berusaha membela diri. Bagaimana pun caranya asalkan kita bisa menang melawan orang lain. Nah perlu kita pahami bahwa kalau orang lain mempunyai argumen yang tepat dan sangat tepat pada posisinya maka terimalah jangan hanya karena ambisi ini menang saja kita menghalalkan segala cara. Percayalah kalau kita sependapat dengan orang lain dalam hal kecil mereka akan lebih mudah sependapat dengan kita dalam hal-hal yang besar juga. Walaupun kita bersi keras untuk menang 100% namun jika pendapat kita tidak bisa diterima oleh teman kita, maka kita harus menerimanya. Jangan membenci orang yang tidak setuju dengan kita, mungkin saja pendapat kita kurang pas sehingga mereka belum menerima pendapat kita.
Kemudian yang keempat adalah ungkapkanlah persoalan kita dengan tenang dan akurat. Dalam kondisi yang menegangkan menemukan fakta-fakta dengan tenang merupakan cara yang paling efektif untuk membuat orang lain berubah pendapat. Namun jika memakai cara-cara yang memaksa mungkin terlihat berhasil kita bisa mengalahkan mereka, kita bisa mempermalukan mereka di depan umum. Sehingga mereka tidak bisa berkata apa-apa, namun itu hanya kelihatannya saja padahal pada kenyataannya orang lain itu sebenarnya belum menerima atau sepakat dengan pendapat kita dan mereka pun tetap bersi keras untuk berusaha tidak berdamai dengan kita.
Yang kelima atau yang terakhir adalah berbicaralah melalui pihak ketiga. Jadi yang di maksudkan disini adalah kita bisa meminta bantuan orang lain sebagai pendukung aku kita. Contohnya misalkan perkara di pengadilan, maka dia harus mengumpulkan sanksi-sanksi yang akan memberikan kesaksian tentang hal-hal yang disampaikannya argumen. Pengacara ini akan lebih mudah kalau pihak ketiga yang tidak memihak menceritakan peristiwa yang terjadi dengan benar adanya dan cukup memberikan bukti terhadap argumen secara itu artinya jika kita memberikan argumen tanpa ada kesaksian orang ketiga maka orang lain akan terasa sulit sependapat dengan kita.
Tak hanya itu, jika kita mau pendapat kita dihargai dan diterapkan oleh orang lain maka pendapat orang lain itu juga harus kita dengarkan, dan kita terapkan. Saling memberikan pesan yang positif antara pemuka pendapat dengan pendengar pendapat agar menciptakan kesan yang baik dan saling bertukar pendapat. Jangan marah atau putus asa jika pendapat kita tidak di pakai oleh orang lain. Mungkin saja pendapat kita belum pas atau kurang pas di mata mereka. Maka kita perlu memperbaikinya agar menghasilkan pendapat yang tepat dan benar.
Dan perlu kita ingat disini bahwa semua manusia bebas berpendapat, mengkritik orang, atau pun memberikan komentar terhadap orang. Namun itu semua hanya opini dan opini disini tidak bersifat memaksa. Jadi orang yang diberi pendapat boleh menerima pendapat tersebut dan boleh juga tidak. Kalau pun tidak menerima pendapat tersebut maka berbicara terus terang agar tidak menyakiti hatinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H