Penanaman keimanan dan keislaman pribadi seorang muslim Secara Khusus segi ketuhanan atau keimanan dalam pendidikan Islam merupakan hal penting dan mendalam pengaruhnya dalam pendidikan Islam, karena tujuan yang pertama dari pendidikan Islam adalah membentuk manusia yang beriman kepada Allah.
Pembentukan manusia beriman kepada Allah menuntut adanya pendidikan keimanan sejak dini kepada anak, sebagai upaya penanaman nilai- nilai keimanan di dalam dirinya sehingga fitrah untuk beriman tersebut berkembang sesuai dengan tuntutan ajaran Islam. Iman menurut Islam bukanlah hanya kata-kata yang diucapkan atau semboyan yang dipertahankan, tetapi adalah hakekat yang meresap dalam akal, menggugah perasaan dan menggerakkan keimanan dan apa yang diyakini dalam hati untuk dibuktikan kebenarannya dengan amal perbuatan.
Pendidikan keimanan dalam Islam diorientasikan kepada pembentukan pribadi muslim yang konsisten dalam mengesakan Allah, menerima syariat Islam yang dibawa Rasul, rela berjihad untuk menegakkan kebenaran agama meskipun harus mengorbankan jiwa dan hartanya dalam perjalanan hidupnya. (amir lubis, 2016)
Peran Orang tua, Guru, dan Lingkungan dalam membentuk kepribadian.
Keluarga merupakan lingkungan sosial yang pertama sebagai tempat berinteraksi bagi seorang anak di luar dirinya. Dalam keluarga berkembang individu dan terbentuknya tahap-tahap awal proses pemasyarakatan dan melalui interaksi itu anak memperoleh pengetahuan, sikap, nilai-nilai yang terbentuk menjadi suatu karakter atau kepribadiannya.
Meskipun tanpa kurikulum tertulis, lingkungan keluarga merupakan salah satu pusat pendidikan yang mempunyai tanggung jawab paling besar dalam membantu penanaman keimanan dan pembentukan karakter/kepribadian. Orang tua menjadi pendidik pertama dan utama.
Suatu keluarga bagi diri anak merupakan tempat yang paling tepat untuk mengembangkan dirinya. Mendidik anak harus dilakukan sejak anak masih kecil, agar pendidikan yang diberikan oleh orangtuanya itu membekas dalam jiwanya. Dalam hal ini peranan ibu yang paling urgen, karena ibulah yang sehari-harinya bergaul dan dekat dengan anak.
Dalam proses penanaman tauhid orangtua harus menjadi contoh teladan bagi keluarganya, membiasakan salam, hamdalah, basmalah, istighfar, tasmi, shalat, puasa dan sebagainya. Jika anak melihat dan dibiasakan melakukan hal-hal tersebut dan sudah menjadi kebiasaan dalam keluarga, maka anak akan tumbuh menjadi pribadi yang shaleh/shalehah sesuai dengan tuntutan ajaran agama.
 Jadi praktek ibadah tidak bisa lepas dari pemahaman maksud dan tujuan beribadah kepada Allah yang pada akhirnya sampai kepada Tauhid. Maka ajaran tauhid akan dijadikan sebagai landasan dan fondasi kepribadian anak, tauhid itulah yang menentukan jalan hidup mereka menuju hidup di akhirat nanti. (umar hasyim, 2009)
Selain orangtua, keberadaan guru juga sangat penting dalam mempersiapkan generasi muda bangsa dengan ilmu pengetahuan, teknologi dan berkepribadian mulia. Guru tidak hanya dituntut untuk konsisten dalam menjalankan tugas-tugasnya sebagai pendidik dan pengajar, akan tetapi juga harus konsisten dan kosekuen dalam mengamalkan nilai-nilai agama, susila dan moral di dalam setiap kehidupannya baik sebagai makhluk Tuhan yang berbudi maupun yang hidup dan bermasyarakat. (Ki muhammad said raksodiprodjo, 2000)
Sekolah merupakan tempat dimana proses pendidikan berlangsung tentu diharapkan dapat menghasilkan generasi yang cerdas dan mampu memajukan bangsa. Terutama dengan adanya mata pelajaran Pendidikan Agama Islam diharapkan dapat membentuk generasi yang takwa dan cendekia, selain intelektual dalam ilmu-ilmu umum, juga cerdas dalam ilmu-ilmu keagamaan, juga memiliki moral yang baik. Â (suryosubroto:2009)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H