Hujan deras disertai angin kencang tak lupa dengan suara kilat yang bergemuruh ikut melengkapi suasana pada malam itu. Malam yang tidak akan pernah dilupakan oleh Ucup. Karna tepat pada malam Jumat Kliwon tanggal 27 Februari 2004 lahir seorang anak yang selama ini ia dan istrinya nantikan.Â
Ternyata doanya selama kurang lebih 12 tahun diijabah oleh Allah SWT. Namun yang namanya takdir, kita tidak dapat merubahnya. Anak Ucup lahir dengan selamat namun ia mengalami kecacatan pada tubuhnya. Jarinya hanya empat pada masing masing tangan, begitu juga dengan kaki.Â
Tentu saja Ucup dan Lastri, istri Ucup merasa sedih dengan kekurangan yang dimiliki anaknya itu. Ia takut jika kelak anaknya tumbuh dewasa, ia menjadi bahan ejekan teman temannya. Namun, Ucup dan Lastri membuang jauh jauh pikiran buruk itu. Ia selalu berdoa yang terbaik untuk anaknya, oleh karena itu gadis mungil nan cantik itu ia beri nama Alesha Alifa Hibatillah, Artinya anak pertama beruntung yang dilimpahi anugrah dari Allah.
Seiring berjalannya waktu, putri kecil mereka kini tumbuh menjadi seorang anak yang cantik dan cerdas. Tak sedikit orang yang kagum kepadanya karena, diumurnya yang baru menginjak 7 tahun ia sudah berhasil menghafalkan 3 juz Al-Quran. Ia juga dikenal sebagai anak yang sopan dan pekerja keras, setiap pagi ia selalu membantu dan menemani ibunya berjualan kue keliling kampung.Â
Alesha atau biasa orang memanggilnya dengan sebutan 'Echa' pada tahun ini akan menempuh pendidikan pertamanya di Sekolah Dasar. Echa sangat suka belajar, setiap pulang sekola ia selalu menyempatkan waktu sebelum membantu ibunya untuk mengerjakan PR atau hanya sekedar membaca buku.Â
Mangkanya tam heran jika Echa selalu menempati peringkat satu berturut turut dari kelas satu sampai enam. Bahkan ia juga meraih nilai Ujian Nasional (UN) tertinggi di sekolahnya. Namun semua itu berubah ketika dia masuk ke jenjang yang lebih tinggi yaitu SMA. Kebanyakan orang menganggap masa-masa SMA adalah masa yang paling indah. Ketika masa SMA, Sobat Belia sedang mengalami masa-masa pertumbuhan. Mulai pada diri sendiri hingga pertumbuhan dengan lingkungan sekolah. Pada masa ini remaja mulai merasakan apa yang namanya cinta dan romansa-romansanya.Â
Namun semua itu berbanding terbalik dengan apa yang terjadi kepada Echa. Santi, teman Echa dari SMP yang memiliki paras yang begitu cantik bahkan ia hampir bisa dikatakan sempurna. Mangkanya tak heran jika banyak laki laki yang menaruh hati padanya.Â
Namun hatinya tidak secantik dan seanggun wajahnya, ia memiliki sifat yang sangat licik, egois dan tidak peduli dengan siapapun kecuali dirinya. Santi tahu betul bahwa Echa adalah anak yang pemalu dan pintar, karena ketenaran dan otak liciknya ia memanfaatkan kebaikan Echa.
Di sekolah..
"Haduh kenapa gaada yang kasih tau aku si, kalo hari ini harus ngumpulin tugas Sejarah" ucap Santi dengan nada jengkelnya. "Haduh aku ga ngerti sama sekali ni, bagaimana ya."
Diwaktu yang bersamaan, Echa datang dengan tas merah khas di punggungnya. Santi tersenyum kecil melihat kedatangan Echa, ia tahu apa yang harus ia lakukan. "Hai Echa, selamat pagi. Tolong kerjain tugas Sejarah aku dong, aku gangerti nih. Echa kan baik, jadi mau dong bantuin aku." Ucap Santi sambil memberikan buku sejarah serta bolpoin kepada Echa.Â