Mohon tunggu...
Yusriyatun Najwa
Yusriyatun Najwa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Teknologi Yogyakarta

Ingin lebih mengeksplor segala hal yang baru

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Ilmu Hubungan Internasional, Evolusi Teori Realisme dan Liberalisme

13 Oktober 2024   11:42 Diperbarui: 13 Oktober 2024   12:08 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Terdapat dua perspektif yang berbeda yaitu Realisme dan Liberalisme, keduanya mempunyai pandangan yang berbeda dari segi latar belakang, aktor maupun unit. Keduanya sering kali dianggap sebagai perspektif tradisionalis dikarenakan sangat berpengaruh dalam studi Hubungan Internasional pasca perang. Pandangan Realisme sendiri yaitu, merayakan kemenangan atas idealisme Wilsonian yang di pandang gagal dalam melihat 'realitas objektif' bahwa negara pada kenyataannya suka berperang. Tetapi,pada tahun 1970-an Liberalisme muncul ke permukaan dan hubungan internasional ternyata semakin kompleks dikarenakan fenomena 'transnasionalisme'. Oleh sebab itu perbedaan dari kedua pandangan masing-masing dari Liberalisme dan Realisme, keduanya melancarkan attack dan counter-attack yang bertubi-tubi.

Morgenthau dan Waltz sama-sama melihat dan berpendapat bahwa kawasan internasional adalah panggung yang kompetitif dan saling bermusuhan dimana kekuatan mata uang adalah kekuatan yang utama.

Bagi Morgenthau,aspek material terpenting dari kekuasaan adalah angkatan bersenjata, tetapi yang lebih penting menurut nya ialah karakter,moral dan kualitas pemerintahan suatu negara. Morgenthau menawarkan pemahaman yang lebih luas tentang kekuasaan dan dapat ditemukan dalam karya Michael Foucault dan Pierre Bourdieu, bukan dalam konsepsi kekuasaan yang sempit dan materialistis yang sering kali dituduh pada Realisme. Sedangkan Waltz sendiri menawarkan kekuasaan atau kapabilitas yang jauh lebih sempit daripada yang ditawarkan oleh Morgenthau. Waltz sendiri lebih mengutamakan faktor material maupun non-material sebagaimana ditunjukkan oleh penekanan stabilitas dan kompetensi politik. Alasan mengapa Waltz lebih dominan pada materialisme adalah dikarenakan komitmen pada realisme 'ilmiah'. Maka dari itu Waltz membatasi definisi nya dari kekuasaan terutama pada variabel yang nyata,yang jauh lebih mudah di ukur.

Maka dari itu terdapat perbedaan yang signifikan antara Morgenthau dan Waltz dalam definisi kekuasaan. Terdapat beberapa perbedaan antara Realisme, Liberalisme,Neorealisme, Neoliberalisme yaitu:

1. Teori Realisme Klasik

     Realisme Klasik bergantung pada pemahaman reduksionis tentang kondisi manusia yang pada umumnya merusak upaya mendasar teori politik untuk mendasarkan politik pada realitas. Kaum realis memperoleh pemahaman mereka tentang kemanusiaan dari garis keturunan pemikiran historis dimulai oleh Thucydides dan ditekankan kembali oleh Machiavelli Thomas Hobbes. Semua ahli teori ini mengembangkan dan menyumbangkan berbagai aspek pada realisme klasik,tetapi benang merah yang mengaitkan mereka dengan realisme adalah asumsi bahwa kemanusiaan pada dasarnya dicirikan oleh konflik. Realisme sendiri sering kali dikenal sebagai pola Balance of Power dengan membangun aliansi bersama dengan negara lain dengan tujuan kekuasaan.

2. Teori Neo-Realisme

Neorealisme memiliki perbedaan pandangan tentang power dengan realis. Jika realis mengutamakan dan menekankan pentingnya kekuatan militer, Neorealisme lebih berpandangan luas bahwa power adalah akumulasi dari sumber daya untuk memaksa dan mengontrol negara lain dalam sistem internasional.

3. Teori Liberalisme Klasik 

Ideologi Politik yang mendukung kebebasan sipil dan kebebasan politik dengan pemerintahan demokrasi perwakilan berdasarkan aturan hukum dan mengutamakan kebebasan ekonomi. Liberalisme klasik berkembang pada abad ke-19 di Eropa dan Amerika Serikat, Liberalisme Klasik mendukung terciptanya masyarakat, pemerintahan,dan kebijakan umum lainnya sebagai tanggapan terhadap Revolusi Industri dan Urbanisasi. Pada akhir abad ke-19, Liberalisme klasik berkembang menjadi Liberalisme neoklasik. Liberalisme neoklasik percaya bahwa pemerintahan harus disusutkan sekecil-kecilnya agar kebebasan individu dapat berjalan.

4. Teori Neo-liberalisme 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun